Iklan Kampanye Perdana Kamala Harris Jadi Capres AS Rilis, Isinya Ejek Donald Trump
Iklan kampanye perdana dari Kamala Harris sebagai capres AS telah rilis. Salah satunya isi mengejek Donald Trump lewat kasus hukumnya.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Iklan perdana untuk kampanye Wakil Presiden AS, Kamala Harris sebagai capres di Pilpres AS 2024 telah dirilis.
Pada video berdurasi 1 menit 19 detik itu, rival Kamala yaitu Donald Trump menjadi bahan untuk video kampanyenya.
Adapun awalnya, tampak sekilas Harris tengah berada di podium dan berlanjut dengan cuplikan bendera AS.
Lalu, video berlanjut dengan cuplikan seluruh pendukung Harris yang tampak bergembira.
"Pada setiap pemilihan, kita selalu dihadapkan dengan pertanyaan: Negara seperti apa yang ingin kita tinggali?" kata pengisi suara dalam video tersebut.
Selanjutnya, pengisi suara menyebut ada sejumlah masyarakat di AS ingin hidup dengan penuh kekacauan dan ketakutan.
Adapun perkataan tersebut dibarengi dengan cuplikan video dari capres Partai Republik, Donald Trump dan wakilnya, JD Vance.
Lalu, cuplikan video berganti dengan pengisi suara menyebut bahwa mayoritas AS ingin hal berbeda yaitu kemerdekaan.
Baca juga: Kanselir Jerman Olaf Scholz Dukung Capres Demokrat AS Kamala Harris
Pengisi suara itu mengajak jika ingin terwujud kemerdekaan di AS, maka harus memilih Harris.
"Tapi kita memilih hal yang berbeda. Kita memilih (adanya) kemerdekaan," kata pengisi suara sembari menampilkan sosok Harris tengah bercengkerama dengan pendukungnya.
Setelah itu, video berlanjut dengan menyebut bahwa Harris akan mewujudkan berbagai hal seperti tidak adanya penembakan massal.
Selain itu, dijanjikan pula bahwa ketika Harris terpilih menjadi Presiden AS, maka kelaparan terhadap anak tidak akan terjadi.
Selanjutnya, Trump lagi-lagi diejek sebagai capres yang penuh skandal karena sempat berhadapan dengan hukum.
Ejekan itu tersirat dari deretan artikel berita yang berisi kasus hukum yang dihadapi Trump.
Lantas, pengisi suara menuding Trump sebagai 'orang yang mampu membeli hukum'.
"Tidak ada orang yang lebih tinggi dari hukum," kata pengisi suara.
Video itu diakhiri dengan ajakan Harris untuk memilihnya dalam Pilpres AS 2024 yang bakal digelar pada November mendatang.
"Kita akan menang," teriak Harris.
Mayoritas Survei Tunjukan Donald Trump Masih Unggul dari Kamal Harris
Survei dari Reuters/Ipsos yang dirilis pada Selasa (23/7/2024) mencatatkan elektabilitas Harris mengungguli Donald Trump.
Dalam survei itu, elektabilitas Harris mencapai 44 persen, unggul tipis dari Trump dengan 42 persen.
Adapun survei itu dilakukan setelah pengumuman pengunduran dari dari Presiden AS petahana, Joe Biden dalam Pilpres 2024 pada Minggu (21/7/2024).
Namun, di beberapa survei lainnya, elektabilitas Harris masih kalah dari Trump.
Menurut jajak pendapat dari PBS News, elektabilitas Trump mencapai 46 persen, sedangkan Harris kalah tipis dengan 45 persen.
Lalu, berdasarkan survei dari CNN, Trump meraih 49 persen suara, sedangkan harris hanya meraup 46 persen suara.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Pilpres Amerika Serikat