Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pelaku Rudapaksa Anak Bertanding di Olimpiade Paris 2024, IOC Didesak Investigasi si Atlet

Seorang mantan terpidana pelaku rudapaksa anak, bertanding di Olimpiade Paris 2024. Sejumlah pihak mendesak IOC melakukan investigasi.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Pelaku Rudapaksa Anak Bertanding di Olimpiade Paris 2024, IOC Didesak Investigasi si Atlet
Michael Reaves / GETTY IMAGES EUROPE / Getty Images via AFP
PARIS, PRANCIS - 25 JULI: Steven van de Velde dari Belanda terlihat selama sesi latihan Bola Voli Pantai pada Hari Pertama Olimpiade Paris 2024 di Stadion Menara Eiffel pada 25 Juli 2024 di Paris, Prancis. Van de Velde adalah mantan terpidana kasus rudapaksa anak. Keikutsertaannya di Olimpiade Paris 2024 menuai kecaman keras. 

TRIBUNNEWS.com - CEO Rape Crisis England & Wales, Ciara Bergman, mendesak Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk melakukan investigasi terkait keikutsertaan atlet voli pantai Belanda, Steven van de Velde, dalam Olimpiade Paris 2024.

Van de Velde adalah mantan terpidana kasus rudapaksa terhadap anak perempuan Inggris berusia 12 tahun pada 2014 silam.

Menanggapi hal itu, Bergman mengatakan penyertaan Van de Velde di Olimpiade Paris 2024 merupakan hal "yang tidak bertanggung jawab."

Sebab, menurut dia, hal itu bisa menciptakan rasa impunitas (pembebasan dari hukum) yang sangat besar.

Ia juga menambahkan, "Jika Anda telah merudapaksa seorang anak dan masih bisa bertanding di Olimpiade, padahal semua atlet menandatangani deklarasi yang berjanji untuk menjadi panutan, itu sunggu mengejutkan."

"Penyertaan Van de Velde dalam tim Belanda akan memiliki dampak serius pada korban dan perempuan-perempuan yang juga pernah menjadi korban," imbuhnya, dikutip dari The Guardian.

Terkait hal itu, Bergman mendesak IOC untuk melakukan penyelidikan mengenai bagaimana Van de Velde bisa diizinkan untuk bertanding di Olimpiade Paris 2024.

Berita Rekomendasi

"Bagaimana kita bisa sampai pada titik, di mana rudapaksa terhadap anak tak lebih penting dibandingkan medali Olimpiade?" cecar Bergman.

"Saya pikir harus ada semacam penyelidikan tentang hal ini dan bagaimana hal itu dibiarkan terjadi. Ini harus menjadi momen untuk berpikir dan melakukan perubahan yang nyata," jelasnya.

Reaksi keras juga datang dari Direktur Eksekutif Koalisi Akhiri Kekerasan terhadap Perempuan, Andrea Simon.

Menurutnya, keikutsertaan Van de Velde di Olimpiade Paris 2024 berpotensi mengirimkan "pesan yang mengkhawatirkan" kepada pelaku rudapaksa lainnya, "tidak mungkin ada konsekuensi apapun dan karenanya tidak ada pencegahan terhadap para pelaku."

Baca juga: Tak Peduli Dikecam karena Tolak Israel di Olimpiade, Anggota DPR Prancis: Jangan Kibarkan Benderanya

Simon juga mendukung seruan IOC melakukan investigasi.

Ia juga menyerukan persetujuan wajib bagi tokoh olahraga dan pendidikan tentang hubungan seksual yang sehat bagi pemain muda di akademi olahraga.

Kronologi Kasus

Dikutip dari BBC, Van de Velde divonis empat tahun penjara pada 2016, setelah mengakui tiga tuduhan rudapaksa terhadap seorang gadis Inggris berusia 12 tahun.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas