Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

WHO: 15 Anak Korban Perang Israel di Gaza Tiba di Spanyol untuk Dapat Perawatan Medis

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan 15 anak-anak yang merupakan korban perang di Gaza diterbangkan ke Spanyol untuk menerima perawatan medis.

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in WHO: 15 Anak Korban Perang Israel di Gaza Tiba di Spanyol untuk Dapat Perawatan Medis
AFP/EYAD BABA
Seorang gadis Palestina yang terluka dihibur saat dia dibawa untuk dirawat di Rumah Sakit al-Awda di Kamp pengungsi Nuseirat setelah pemboman militer Israel terhadap UNRWA (Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina) yang menjalankan sekolah Abu Oreiban, yang menjadi tempat perlindungan, tempat tinggal pengungsi internal Palestina, di kamp Nuseirat, di Jalur Gaza tengah pada 14 Juli 2024, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas Palestina. - Serangan terhadap situs Abu Oreiban yang dikelola PBB di kamp Nuseirat di Gaza tengah adalah yang kelima terhadap sebuah sekolah yang berubah menjadi tempat penampungan dalam delapan hari. Sekolah Abu Oreiban menampung ribuan pengungsi, kata juru bicara badan pertahanan sipil Mahmud Bassal kepada AFP, sambil menambahkan bahwa sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak. (Photo by Eyad BABA / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan 15 anak-anak dan satu orang dewasa yang merupakan korban perang di Gaza diterbangkan ke Spanyol untuk menerima perawatan medis.

Adapun 15 anak-anak ini telah tiba di Spanyol pada Rabu (24/7/2024), malam waktu setempat.

Anak-anak yang akan menderima perawatan medis darurat ini berusia 3 hingga 17 tahun.

Setiap anak didampingi oleh masing-masing anggota keluarga.

Total anggota keluarga yang mendapingi ada 25 orang.

Dari jumlah anak-anak yang harus menerima perawatan, 13 di antaranya mengalami cedera kompleks.

Satu orang dengan kondisi jantung kronis dan 1 orang menderita kanker.

BERITA REKOMENDASI

“Anak-anak yang sakit parah ini akan mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan berkat kerja sama antara beberapa mitra dan negara,” kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Asharq Al-Awsat.

Selama beberapa bulan terakhir, anak-anak ini telah berada di rumah sakit Mesir.

Menurut WHO, anak-anak ini termasuk di antara 5.000 orang yang dievakuasi sejak perang 7 Oktober 2023.

Akan tetapi, pasukan Israel mengambil alih dan menutup penyeberangan Rafah sejak 6 Mei 2024.

Sehingga hanya 23 orang yang bisa dievakuasi melalui penyeberangan Kerem Shalom.

Baca juga: Israel Sebabkan 8.000 Anak Balita Alami Malnutrisi, 3.000 Anak Berisiko Segera Meninggal Kata WHO

Direktur regional WHO untuk Mediterania Timur, Hanan Balkhy mengatakan anak-anak ini harus segera mendapatkan perawatan yang canggih sehingga harus segera dievakuasi.

"Anak-anak ini hanyalah puncak gunung es. Ribuan orang dari segala usia masih berada di Gaza yang perlu dievakuasi secara medis dan berisiko meninggal jika mereka tidak dapat segera mengakses perawatan medis canggih yang mereka butuhkan," kata Hanan Balkhy, dikutip dari Anadolu Anjansi.

Atas bantuan Spanyol dan Mesir dalam memberikan perawatan bagi anak-anak ini, Tedros Adhanom Ghebreyesus memberikan ucapan terima kasih.

Ia juga meminta kepada negara-negara lain untuk ikut membantu korban perang Gaza.

"Kami mendorong negara-negara lain yang memiliki kapasitas dan fasilitas medis untuk menyambut orang-orang yang, bukan karena kesalahan mereka sendiri, terjebak dalam cengkeraman perang ini," katanya.

Tedros menegaskan bahwa saat ini yang dibutuhkan bagi korban perang di Gaza adalah perawatan medis.

Sehingga dunia harus bekerja sama untuk memberikan fasilitas bagi mereka yang membutuhkan perawatan.

"Fakta bahwa orang-orang yang sakit parah menerima perawatan medis yang dibutuhkan seharusnya tidak menjadi berita utama, tetapi kerja sama global yang rutin," tegas Tedros.

Hingga saat ini, Spanyol tidak hanya memberikan fasilitas medis untuk anak-anak Gaza.

Spanyol bahkan juga mengakui negara Palestina pada bulan Mei 2024.

Konflik Palestina vs Israel

Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Meski telah mendapat kecaman Internasional karena tidak mematuhi putusan DK PBB untuk segera melakukan gencatan senjata, Israel tetap membombardir Gaza.

Hampir 39.200 warga Palestina telah terbunuh.

Sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak.

Lebih dari 90.400 warga Palestina terluka akibat serangan Israel.

Sebagian besar wilayah Gaza hancur setelah Israel melancarkan serangannya selama sembilan bulan lebih.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait WHO dan Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas