Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Media Israel: Netanyahu Sengaja Persulit Negosiasi Gencatan Senjata, Pertaruhkan Nyawa Para Sandera

Upaya Netanyahu itu dilakukan dengan menambahkan persyaratan pada proposal gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang saat ini diusulkan.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Media Israel: Netanyahu Sengaja Persulit Negosiasi Gencatan Senjata, Pertaruhkan Nyawa Para Sandera
Screenshot YouTube FOX 5
Pidato Netanyahu di Kongres AS, 24 Juli 2024 

Media Israel: Netanyahu Sengaja Mempersulit Negosiasi dengan Hamas, Pertaruhkan Nyawa Para Sandera

TRIBUNNEWS.COM - Media Ibrani melaporkan kalau Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, berupaya untuk menunda pencapaian kesepakatan di negosiasi pertukaran sandera dan tahanan demi gencatan senjata di Perang Gaza.

Upaya Netanyahu itu dilakukan dengan menambahkan persyaratan pada proposal gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang saat ini diusulkan.

Baca juga: Dua Pos Tentara Israel Digeruduk Serangan Gabungan Al-Quds,Qassam, Martir Al-Aqsa di Jenin-Nablus

Lembaga penyiaran Israel, KAN dan surat kabar Haaretz mengutip sumber-sumber di tim perunding, melaporkan kalau, “Netanyahu sedang mencoba untuk sengaja membawa negosiasi ke dalam krisis, karena dia yakin dia dapat memperbaiki posisinya, dan dia mengisyaratkan hal ini dalam pembicaraan baru-baru ini, dan ini berarti risiko yang tidak diperhitungkan terhadap nyawa para sandera."

Padahal, Netanyahu berjanji, dalam pertemuan dengan keluarga tahanan Israel-Amerika selama kunjungannya ke Washington, “bahwa Israel akan mengirimkan proposal terbaru kepada Hamas dalam beberapa hari,”. 

Menurut Haaretz, salah satu syarat baru yang diajukan Israel adalah pembentukan “mekanisme keamanan” khusus untuk mencegah militan Hamas kembali ke Jalur Gaza utara.

Salah satu anggota tim perunding senior Israel mengatakan kepada Haaretz:

BERITA REKOMENDASI

“Tim perunding memberi tahu Perdana Menteri dengan cara yang sejelas mungkin bahwa dalam beberapa minggu mendatang kita tidak akan menemukan mekanisme untuk mencegah peningkatan jumlah militan, dan bahwa kondisi ini merupakan pukulan fatal untuk negosiasi. Namun, kita akan tahu bagaimana menghadapi semua tantangan keamanan sampai peningkatan jumlah militan benar-benar terjadi."

Surat kabar itu menambahkan bahwa ada tuntutan lain dari Netanyahu yang tidak termasuk dalam proposal utama Israel, yang telah disetujui oleh kabinet perang sebelum pembubarannya, yaitu “agar Amerika berkomitmen untuk mengizinkan Israel melanjutkan pertempuran setelah fase pertama perang, jika negosiasi gagal untuk melaksanakan tahap selanjutnya.”

Usulan Israel, yang didukung oleh Washington dan diumumkan beberapa bulan lalu, mencakup, pada tahap pertama, yang akan berlangsung selama 42 hari, gencatan senjata total, penarikan pasukan Israel dari seluruh wilayah berpenduduk di Gaza, dan pembebasan sejumlah tahanan warga Israel, termasuk wanita, orang tua, dan orang yang terluka.

Sebagai imbalan atas pembebasan ratusan tahanan Palestina, sesuai dengan apa yang diumumkan Presiden AS Joe Biden pada bulan Juni lalu.

Selama fase ini, Israel dan Hamas akan merundingkan langkah-langkah yang diperlukan untuk melaksanakan fase kedua, yang mencakup peta jalan, “untuk mengakhiri peperangan secara permanen, dan pembebasan semua sandera yang tersisa, bahkan tentara laki-laki.”


Haaretz mengungkapkan bahwa delegasi Israel yang berpartisipasi dalam perundingan memutuskan untuk menunda kunjungannya ke ibu kota Qatar, Doha, hingga minggu ini, setelah dijadwalkan pada minggu lalu, karena “tuntutan baru yang meningkatkan kemungkinan kegagalan perundingan” menurut sejumlah pejabat senior di tim perunding.

Surat kabar tersebut mengutip salah satu sumber yang mengatakan bahwa Perdana Menteri “mengeksploitasi delegasi tersebut untuk menciptakan kesan bahwa negosiasi sedang berlangsung, padahal kenyataannya semua orang menunggu tanggapan resmi dari Israel.”

Mediator Gaza Temui Kepala Intelijen Israel di Roma

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas