Strategi Kejam Tentara Israel Ledakkan Tangki Air Minum Utama di Rafah dan Merayakannya di Medsos
Faktanya, tentara Israel menanam bahan peledak di tangki air munim utama di Rafah, merayakan aksinya di Instagram.... Itu sangat kejam.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Aksi Kejam Tentara Israel Ledakkan Tangki Air Minum Utama di Rafah dan Merayakannya di Medsos
TRIBUNNEWS.COM - Surat kabar Israel Haaretz, Senin (29/7/2024) melaporkan kalau pihak pasukan Israel (IDF) telah membuka penyelidikan militer atas dugaan pelanggaran hukum internasional yang dilakukan tentara mereka dengan meledakkan tangki air minum utama di Rafah, Gaza Selatan.
Pihak IDF menambahkan, kalau tentara Israel yang meledakkan tangki air dengan alat peledak berasal dari dari Brigade 401 dengan persetujuan komandan brigade mereka tetapi tanpa persetujuan komandan pasukan wilayah selatan.
Baca juga: Perwira Israel: Kami Terkejut pada Kemampuan Engineering Hamas, Terowongan Bak Jaring Laba-laba
Tangki air tersebut terletak di lingkungan Tal al-Sultan, dekat kawasan kemanusiaan yang justru ditetapkan sebagai zona aman kemanusiaan oleh tentara Israel sendiri.
Merayakan Penghancuran Tangki Air di Media Sosial
Younis Tirawi, jurnalis Palestina yang meliput bidang politik dan keamanan di wilayah pendudukan Israel di teritorial Palestina, menyatakan, "Pada hari Jumat, saya menemukan sebuah video yang diunggah di Instagram oleh seorang tentara Israel dari Batalyon Teknik Tempur ke-601, yang memperlihatkan pembongkaran terencana fasilitas air utama di Rafah."
Dia menjelaskan, video tersebut, yang dibagi menjadi tiga bagian, memperlihatkan tentara Israel menanam bahan peledak di dalam dan di sekitar pompa air sebuah fasilitas di kota yang diduduki.
"Video tersebut—yang diberi judul dalam bahasa Ibrani, “Penghancuran waduk air Tal Sultan untuk menghormati Shabbat”—diakhiri dengan rekaman fasilitas air yang diledakkan. Musik latarnya adalah sebuah lagu yang diproduksi oleh tentara dari Brigade Golani ke-51 dengan lirik seperti, “Kami akan membakar Gaza… mengguncang seluruh Gaza… untuk setiap rumah yang kalian hancurkan, kami akan menghancurkan sepuluh rumah,” tulis laporan Younis.
Rachel Corrie Berkorban Nyawa
Fasilitas air tersebut, yang juga dikenal sebagai Canada Well alias Sumur Kanada, terletak di Lingkungan Tel Sultan (Tal al-Sultan), di bagian barat kota Rafah.
Aktivis hak asasi manusia AS Rachel Corrie, yang tewas tertimpa buldoser militer Israel pada tahun 2003 saat berupaya mencegah pembongkaran di kota tersebut, menghabiskan sebagian besar waktunya selama bulan terakhir hidupnya untuk membantu melindungi para pekerja di Canada Well.
Para pekerja kemanusiaan tersebut sedang memperbaiki kerusakan yang terjadi pada sumur tersebut akibat buldoser militer Israel di area tersebut, menurut Gordon Murray, salah seorang rekan aktivisnya.
Sebuah laporan yang ditulis Corrie beberapa minggu sebelum pembunuhannya memaparkan pekerjaan yang dilakukannya bersama para aktivis lain dari International Solidarity Movement (ISM)—“pekerjaan sebagai tameng manusia dengan otoritas Air Kotamadya Rafah,” katanya—dengan para pekerja Palestina setempat untuk melindungi sumur dan sistem air setempat.
“Para pekerja saat ini sedang membangun penghalang di sekitar Canada Well…di area Canada-Tel El Sultan di Rafah,” tulisnya.
“Sumur ini beserta Sumur El Iskan…dihancurkan oleh buldoser Israel pada tanggal 30 Januari (2003). Dalam beberapa kesempatan, pihak internasional menyaksikan penembakan dari kendaraan militer di jalan pemukiman yang melewati tepi barat laut bukit pasir dan area pertanian di pinggiran Rafah.”
Laporan Corrie menambahkan bahwa Sumur Kanada memiliki kapasitas untuk memproduksi 35 persen dari total pasokan air Rafah saat itu.