Strategi Kejam Tentara Israel Ledakkan Tangki Air Minum Utama di Rafah dan Merayakannya di Medsos
Faktanya, tentara Israel menanam bahan peledak di tangki air munim utama di Rafah, merayakan aksinya di Instagram.... Itu sangat kejam.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Meskipun ada tindakan pencegahan ini, sumur tersebut diledakkan. Sumur Kanada tetap beroperasi selama perang hingga invasi penuh militer Israel ke lingkungan tersebut pada akhir Mei, katanya.
“Panel surya di fasilitas tersebut memungkinkan layanan air selama perang bagi puluhan ribu orang di daerah tersebut, bahkan saat listrik padam,” katanya.
“Saya terkejut saat melihat videonya. Mereka tidak hanya menargetkan fasilitas air ini; tetapi juga menanam bahan peledak, merayakan aksi tersebut di Instagram, dan melakukannya dengan kedok menghormati hari Sabat. Ini sangat kejam. Ini adalah Sumur Kanada di Tal al-Sultan—salah satu fasilitas air terpenting di kota Rafah.”
Monther menceritakan pengalamannya menyaksikan penghancuran total salah satu fasilitas air vital Gaza yang terletak di Khan Yunis Barat oleh militer Israel.
Ia meminta agar fasilitas tersebut ditetapkan sebagai daerah yang bebas konflik melalui OCHA dan UNICEF, dengan memberikan rincian tentang karyawan dan keluarga mereka yang ada di dalamnya.
Militer IDF menyetujui permintaan tersebut, dan Coastal Municipalities Water Utility (CMWU), organisasi yang bertanggung jawab atas layanan air dan sanitasi di Jalur Gaza Palestina, membatasi akses sumur hanya kepada karyawan dan anggota keluarga dekat mereka.
Meskipun demikian, selama operasi militer Israel di Khan Yunis, fasilitas tersebut diserang tanpa peringatan, yang mengakibatkan kematian empat kerabat karyawannya. Akibatnya, fasilitas air, yang menampung peralatan dan perkakas air terbesar di Gaza, ditinggalkan dan kemudian hancur total.
Di wilayah utara, pemerintah kota Gaza juga telah berulang kali melaporkan serangan yang disengaja terhadap fasilitas air di kota tersebut. Sebuah pernyataan oleh pemerintah kota pada tanggal 15 Juli memperingatkan kalau kota tersebut sedang mengalami "krisis air yang parah, dengan air yang tersedia hanya seperempat dari pasokan sebelum agresi, yang hanya mencakup 40 persen dari wilayah kota."
Sebuah analisis BBC berdasarkan data satelit dari tanggal 9 Mei, tiga hari setelah invasi Rafah, menemukan bahwa 50 persen fasilitas air dan sanitasi Gaza telah rusak atau hancur sejak Israel memulai serangannya setelah serangan tanggal 7 Oktober.
(oln/khbrn/ds/*)