Kekacauan di Israel, Pengunjuk Rasa Sayap Kanan Serbu Markas Militer
Tentara dan polisi Israel bentrok dengan aktivis sayap kanan setelah mereka menerobos masuk ke pangkalan militer Bayt Lid terkait penahanan prajurit
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
Dokter yang memeriksanya menyimpulkan bahwa ia menderita luka-luka yang tidak mungkin ia timbulkan pada dirinya sendiri.
Para prajurit cadangan itu kemudian ditahan terkait dengan berbagai pelanggaran terhadap tahanan, termasuk kekerasan seksual dan pemerkosaan, demikian dilaporkan media Israel.
Ketika unit polisi militer tiba di pangkalan, beberapa prajurit cadangan itu menghadang mereka dan menolak untuk diinterogasi.
Setelah laporan awal dan video penggerebekan polisi militer diunggah di media sosial, menteri ultranasionalis Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich serta beberapa menteri dari partai Likud milik PM Israel Benjamin Netanyahu mengeluarkan pernyataan yang mengecam penangkapan 9 prajurit tersebut.
Mereka mengatakan komando senior IDF mempermalukan tentara mereka sendiri.
Tak lama kemudian, ratusan pengunjuk rasa tiba di pangkalan, di antaranya beberapa anggota parlemen dari partai sayap kanan ekstrem milik Ben-Gvir dan Smotrich.
Mereka menerobos masuk ke pangkalan tempat puluhan tahanan Hamas ditahan.
Mereka meninggalkan pangkalan setelah beberapa jam ketika prajurit cadangan yang ditangkap sudah tidak ada lagi di sana.
Para pengunjuk rasa kemudian pindah ke pangkalan militer lain, Beit Lid, 30 menit di utara Tel Aviv yang menjadi markas besar polisi militer, pusat penahanan IDF, dan pengadilan IDF.
Mereka menerobos masuk ke pengadilan dan mencoba menerobos masuk ke pusat penahanan untuk membebaskan para prajurit cadangan yang diduga melakukan pelanggaran HAM.
Baca juga: Tak Takut Ancaman Israel, Warga Lebanon Jalani Hari Seperti Biasa, Pergi ke Pantai saat Cuaca Panas
Beberapa anggota unit yang menjadi bagian dari para prajurit cadangan bergabung dengan para pengunjuk rasa dengan mengenakan seragam, bersenjata, dan masker wajah.
Polisi Israel, yang berada di bawah wewenang menteri Ben-Gvir, bersikap relatif pasif selama kerusuhan.
Polisi tidak menangkap satu pun pengunjuk rasa di kedua pangkalan tersebut, menurut pejabat IDF.
Pada Senin (29/7/2024) malam waktu setempat, kepala staf IDF Jenderal Herzi Halevi membatalkan pertemuan yang dihadirinya tentang potensi serangan IDF terhadap Hizbullah di Lebanon.