Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ismail Haniyeh

Profil Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh dilaporkan tewas dalam sebuah serangan di ibu kota Iran, Teheran pada Rabu (31/7/2024).

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Ismail Haniyeh
Arab News
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh. Simak Profil Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh dilaporkan tewas dalam sebuah serangan di ibu kota Iran, Teheran pada Rabu (31/7/2024). 

TRIBUNNEWS.COM -  Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh dilaporkan tewas dalam sebuah serangan di ibu kota Iran, Teheran pada Rabu (31/7/2024).

Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) mengumumkan pagi ini, Haniyeh dan seorang pengawalnya tewas ketika kediaman mereka diserang di Teheran.

"Dengan rasa belasungkawa kepada bangsa Palestina yang heroik dan bangsa Islam serta para pejuang Front Perlawanan dan bangsa Iran yang mulia, pagi ini kediaman Bapak Dr Ismail Haniyeh, Kepala Kantor Politik Perlawanan Islam Hamas, diserang di Teheran, dan setelah insiden ini, ia dan salah seorang pengawalnya tewas," terang pernyataan IRGC.

Berikut ini profil dari Pemimpin Senior Hamas, Ismail Haniyeh yang dirangkum dari beberapa sumber.

Siapakah Ismail Haniyeh?

Dilansir ETIsmail Haniyeh lahir pada tanggal 29 Januari 1962 di kamp pengungsi Shati di Jalur Gaza.

Kampung halamannya, Jalur Gaza dikenal sebagai daerah kantong pantai yang padat penduduk, sudah lama menjadi titik fokus konflik Israel-Palestina selama beberapa dekade.

Tumbuh di kamp pengungsi, Haniyeh dibentuk oleh berbagai perjuangan warga Palestina dalam upaya mereka untuk mendapatkan negara.

Berita Rekomendasi

Dari kamp pengungsi, ia bangkit menjadi pemimpin terkemuka di Hamas dan memangku jabatan Perdana Menteri selama periode penuh gejolak dalam politik Palestina

Ismail Haniyeh telah menikah dan memiliki 13 anak.

Pendidikan

Ismail Haniyeh mengenyam pendidikan dasar di lembaga-lembaga yang dikelola oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA).

Baca juga: Sosok Ismail Haniyeh, Pemimpin Hamas yang Tewas Diserang Rudal Israel di Iran

Ia belajar sastra Arab di Universitas Islam Gaza dan terlibat dengan Hamas saat kuliah.

Haniyeh juga terlibat dengan Ikhwanul Muslimin dan menjadi ketua dewan mahasiswa yang mewakili Ikhwanul Muslimin saat kuliah.

Hamas dan Aktivisme Politik

Perjalanan politik Haniyeh terkait erat dengan kebangkitan Hamas, organisasi politik dan militan Palestina.

Didirikan pada akhir 1980-an, Hamas bertujuan untuk melawan pendudukan Israel dan menyediakan layanan sosial bagi warga Palestina yang membutuhkan.

Keterlibatan Haniyeh dengan Hamas dimulai pada awal 1990-an ketika ia mulai ikut bergabung dengan kegiatan amal dan kemudian sayap politiknya.

Ia naik pangkat di Hamas.

Komitmennya terhadap perjuangan Palestina serta keterampilan kepemimpinannya dengan cepat menjadi bukti.

Kepemimpinan Haniyeh selama Intifada Kedua, periode konflik yang semakin intensif antara warga Palestina dan Israel, melambungkannya ke garis depan politik Palestina.

Perdana Menteri Otoritas Palestina

Pada tahun 2006, setelah pemilihan umum demokratis di wilayah Palestina, Ismail Haniyeh memangku jabatan Perdana Menteri Otoritas Palestina.

Periode ini ditandai oleh konflik internal antara Hamas dan pesaingnya, Fatah, yang menguasai Tepi Barat.

Perselisihan internal ini meningkat menjadi konfrontasi kekerasan pada tahun 2007, yang berujung pada pengusiran pasukan Fatah dari Gaza.

Perpecahan antara Tepi Barat dan Jalur Gaza, dengan Fatah dan Otoritas Palestina mempertahankan kendali atas Tepi Barat dan Hamas yang memerintah di wilayah tersebut, telah berlangsung selama lebih dari satu dekade.

Masa jabatan Haniyeh sebagai Perdana Menteri dirusak oleh tantangan politik dan ekonomi, serta isolasi internasional terhadap pemerintah Hamas.

Haniyeh diberhentikan sebagai Perdana Menteri oleh Presiden PA, Mahmoud Abbas, tetapi ia tetap menjadi pemimpin de facto gerakan di Jalur Gaza, Al Jazeera melaporkan.

Baca juga: Daftar 10 Pimpinan Hamas yang Tewas Termasuk Didalangi Israel, Terbaru Ismail Haniyeh

Tantangan dan Kontroversi

Kepemimpinan Ismail Haniyeh telah menghadapi pengawasan ketat dan kontroversi. Klasifikasi Hamas sebagai organisasi teroris oleh beberapa negara Barat, termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa, telah menimbulkan tantangan yang signifikan bagi Haniyeh dan Jalur Gaza.

Wilayah tersebut telah bergulat dengan blokade yang diberlakukan oleh Israel dan Mesir, yang menyebabkan kesulitan ekonomi, krisis kemanusiaan, dan akses terbatas ke kebutuhan dasar.

Lebih jauh lagi, Haniyeh dan Hamas telah terlibat dalam konflik dengan Israel, termasuk beberapa konfrontasi militer yang mengakibatkan hilangnya nyawa dan kerusakan besar di Jalur Gaza.

Konflik-konflik ini telah menuai kecaman internasional dan dukungan regional. Haniyeh telah ditangkap oleh otoritas Israel beberapa kali karena keterlibatannya dalam pemberontakan Palestina melawan Israel.

Baca juga: Kemunculan Terakhir Ismail Haniyeh sebelum Tewas Diserang Israel, Hadiri Pelantikan Presiden Iran

Upaya Mediasi dan Rekonsiliasi

Dalam beberapa tahun terakhir, Haniyeh telah terlibat dalam upaya mediasi dan rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah, serta antara faksi-faksi Palestina secara umum.

Upaya-upaya ini bertujuan untuk mengatasi perpecahan politik yang telah menghambat aspirasi Palestina untuk mendirikan negara.

Salah satu perkembangan yang signifikan adalah penandatanganan perjanjian rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah pada tahun 2021.

Perjanjian ini membuka kemungkinan untuk pemilihan umum Palestina yang baru, yang dipandang penting untuk membangun kembali pemerintahan yang bersatu di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Selama perang Israel tahun 2014 di Gaza , dua keponakan Haniya terbunuh dan beberapa bagian rumahnya hancur akibat penembakan Israel.

Selama Perang Israel-Hamas

Dikutip dari Britannica, Haniyeh memimpin delegasi Hamas dalam negosiasi yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir.

Pada bulan April 2024, di tengah putaran negosiasi gencatan senjata, tiga anak Haniyeh dan empat cucunya tewas dalam serangan Israel.

Pada bulan Mei, jaksa agung Pengadilan Kriminal Internasional mengumumkan bahwa ia akan mengajukan surat perintah penangkapan untuk Haniyeh, Sinwar, dan Komandan Hamas Mohammed Deif juga atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Saudara perempuan Ismail Haniyeh ditangkap IDF

Pasukan Keamanan Israel (IDF)  menangkap Zebah Abdel Salem Haniyeh, saudara perempuan pemimpin Hamas bernama Ismail Haniyeh pada Senin (1/4/2024).

Penangkapan tersebut merupakan bagian dari penyelidikan di Israel selatan.

Penyelidikan terhadap saudara perempuan Ismail Haniyeh itu juga melibatkan badan keamanan Israel, Shin Bet.

Jpost melaporkan wanita berusia 57 tahun itu dicurigai memiliki hubungan dengan Hamas.

Seorang juru bicara polisi, yang mengonfirmasi orang yang ditangkap merupakan saudara perempuan Haniyeh, mengatakan Zebah dicurigai melakukan kontak dengan agen Hamas.

Selama penggerebekan di kompleks rumahnya, pasukan keamanan mengklaim menemukan dokumen, media, telepon, dan bukti lain yang menunjukkan partisipasinya dalam pelanggaran keamanan serius.

Polisi juga menemukan uang tunai ratusan ribu syikal di lokasi tersebut, Times of Israel melaporkan.

Pernyataan itu mencatat bahwa Zebah dijadwalkan hadir di Pengadilan Beersheba pada Senin (1/4/2024) malam untuk sidang mengenai penahanannya.

Komandan Distrik Selatan Inspektur Amir Cohen bersumpah bahwa pasukannya akan menggunakan semua cara dan alat yang mereka miliki memastikan keselamatan dan keamanan warga Israel, menurut pernyataan itu.

Pihak keamanan mengatakan kepada AFP bahwa Zebah merupakan warga negara Israel, dan kemudian ditahan di Kota Tel Sheva.

Keluarga Ismail Haniyeh jadi target IDF

Media Palestina melaporkan bahwa Jamal Haniyeh, cucu sulung Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh tewas dalam pemboman Israel pada Selasa (20/11/2023).

Dikutip dari bhol, putra dari jurnalis Jamal Muhammad Haniyeh itu merupakan salah satu korban pemboman di lingkungan Sheikh Radwan di Jalur Gaza.

Sekitar dua minggu lalu, cucu perempuan Haniyeh, Rua Hammam, tewas dalam pemboman serupa.

Hammam adalah seorang mahasiswa kedokteran di Universitas Gaza.

Biodata

Nama:  Ismail Haniyeh

Tanggal larir: 29 Januari 1962

Tempat lahir: Kamp pengungsi Shati di Jalur Gaza

Anak: 13 Anak

Jabatan: Kepala Biro Politik Hamas

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas