Israel Dikepung dari 7 Front, AS Berusaha Keras Redakan Ketegangan di Timur Tengah
Seorang mantan kolonel Inggris berpendapat bahwa kini Israel tengah berperang sendirian melawan 7 sektor, sementara AS berusaha meredakan ketegangan.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Seorang mantan kolonel Inggris mengatakan Israel kini dikepung di 7 sisi di mana Iran bergerak melalui proksi-proksinya.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan The Sun, Kolonel Richard Kemp berpendapat "tentakel" Iran menyebar ke tujuh wilayah berbeda.
Gagasan yang sama juga diwaspadai oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu baru-baru ini.
Israel masih berperang dengan Hamas di Jalur Gaza.
Front lainnya adalah Tepi Barat, tempat milisi termasuk Hamas dan yang lainnya bertujuan untuk memperluas pengaruh.
Hizbullah di Lebanon menjadi front ketiga.
Hizbullah baru-bari ini disalahkan atas serangan mematikan di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel pada akhir pekan.
Sementara itu, Iran juga telah memperluas pengaruhnya di Suriah, yang merupakan front keempat.
Irak dan Yaman, dengan Houthi yang menyebabkan kekacauan terutama di Luat Merah, membentuk front kelima dan keenam, dan kemudian ada Iran sendiri sebagai front ketujuh.
Kolonel Kemp, yang menjalankan badan amal yang terkait dengan Pasukan Pertahanan Israel (IDF), berpendapat Israel tidak akan berniat untuk memicu perang habis-habisan di kawasan tersebut.
Namun momok konflik yang meluas sedang membayangi, ujarnya, karena kekuatan proksi Iran seperti Hizbullah muncul dengan sejumlah serangan terhadap Israel.
Baca juga: Menteri Pertahanan Israel: Kami Membayar Mahal Perang di 7 Front Selama 8 Bulan Terakhir
Kemp berkata: "Yah, tentu saja, ini adalah perang tujuh front yang sedang diperjuangkan Israel sekarang."
"Semua lawan Israel di masing-masing dari tujuh front tersebut adalah kelompok yang dimanipulasi dan diatur, yang diarahkan oleh Iran."
"Dan Iran telah menunjukkan skala tertentu dalam mengoordinasikan tindakan dan menggunakan satu front untuk membalas tindakan di front lain."