Bujukan AS Lewat Qatar Tak Mempan, Militer Iran: Pembalasan ke Israel Tak Terhindarkan
Lewat Qatar, AS membujuk Iran dan Hizbullah agar tidak membalas aksi pengeboman Israel itu. Namun Angkatan Bersenjata Iran memutuskan membalas Israel
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Bujukan AS Lewat Qatar Tak Mempan, Tentara Iran: Pembalasan ke Israel Tak Terhindarkan
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Mohammad Hossein Bagheri Kamis (1/8/2024) malam, mengatakan kalau pembalasan terhadap serangan Israel yang menewaskan pemimpin polit biro Hamas, Ismail Haniyeh pada Rabu, tidak dapat dihindari.
"Berbagai tindakan harus diambil dan entitas Zionis akan menyesali tindakannya," kata dia dikutip dari Khaberni, Kamis.
Baca juga: Israel Mengaku Bertanggung Jawab Atas Pembunuhan Ismail Haniyeh, Iran Gelar Rapat Darurat
Dia menambahkan, militer Iran tengah mempertimbangkan sejumlah cara untuk membalas Israel.
Iran, kata dia, tidak sendirian. Poros perlawanan, koalisi yang terbentuk karena pandangan 'adanya musuh bersama', terdiri dari sejumlah milisi perlawanan dari Palestina, Lebanon, Suriah, Irak, hingga Yaman, juga akan serempak melakukan pembalasan ke Israel.
"Kami sedang mempelajari bagaimana kami dan poros perlawanan akan menanggapi (membalas) pembunuhan Ismail Haniyeh," katanya.
Baca juga: Eks-Pejabat Keamanan Israel: Kematian Ismail Haniyeh Tak akan Mengubah Kemampuan Militer Hamas
Bujukan AS Lewat Qatar Tak Mempan
Keputusan Militer Iran untuk membalas pemboman Israel yang menewaskan Haniyeh ini datang setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, meminta seluruh pihak di kawasan Asia Barat (Timur Tengah) menghindari ketegangan.
Ujaran Antony Blinken itu diutarakan pada Kamis (1/8/2024), sehari setelah terbunuhnya Haniyeh.
Blinken meminta seluruh pihak di kawasan untuk menurunkan ketegangan tanpa menyinggung sedikit pun peran Rezim Israel, dalam memburuk ketegangan terbaru di kawasan.
Ia menambahkan, "Saat ini kawasan menuju ke arah konflik-konflik yang lebih besar, kekerasan yang lebih besar, penderitaan dan ketidakamanan yang lebih besar, dan rantai ini harus diputus, serta gencatan senjata harus diberlakukan."
Blinken melanjutkan, "Untuk sampai ke tujuan itu, seluruh pihak berkewajiban untuk menghentikan segala bentuk tindakan yang dapat menyulut ketegangan."
Di sisi lain, CNN melansir, Menlu AS, meminta Qatar, untuk menyampaikan pesan ke Iran dan Hizbullah, supaya menahan diri dalam merespons pembunuhan Ismail Haniyeh dan Fuad Shokr, salah satu komandan Hizbullah Lebanon.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Melonjak Pasca-Terbunuhnya Haniyeh dan Serangan Israel ke Petinggi Hizbullah
Lewat Qatar, AS membujuk Iran dan Hizbullah agar tidak membalas aksi pengeboman Israel itu.
"Tidak ada peristiwa apa pun yang memprediksi langkah-langkah selanjutnya, tapi gencatan senjata untuk mengakhiri perang Gaza, dengan maksud mewujudkan ketenangan di utara, dan ketenangan antara Israel dan Lebanon, akan menguntungkan semua pihak," paparnya.
Blinken jugua menyarankan agar semua pihak menemukan alasan-alasan untuk sampai pada kesepakatan, bukannya malah menunda, atau menolak kesepakatan.
Pernyataan Menlu AS, disampaikan setelah Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik Hamas, sebagai orang yang memainkan peran penting dalam perundingan gencatan senjata, dibunuh saat perundingan Israel dan Hamas, diperkirakan di ambang kemajuan.
(oln/khbrn/pt/*)