Duka Mendalam Poros Perlawanan di Timur Tengah, Shukr dan Haniyeh Tewas Hanya Berselang Sehari
Poros Perlawanan atau Axis of Resistance sedang berdukacita karena Fuad Shukr dan Ismail Haniyeh tewas.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM – Poros Perlawanan atau Axis of Resistance di Timur Tengah sedang berdukacita karena panglima Hizbullah, Fuad Shukr, dan kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, tewas dibunuh.
Shukr tewas dalam serangan udara Israel di Beirut, ibu kota Lebanon, pada Selasa (30/7/2024).
"Panglima jihad besar saudara Fuad Shukr (Hajj Mohsen) ada di dalam gedung yang ditargetkan Zionis," demikian pernyataan Hizbullah untuk dikutip dari Al Jazeera.
Adapun Ismail Haniyeh tewas di Teheran, ibu kota Iran, sehari setelahnya pada dini hari karena serangan rudal.
Hamas dan Iran menuding Israel berada di balik serangan di Teheran. Namun, hingga saat ini negara Zionis itu masih bungkam, tak membantah ataupun mengonfirmasi.
Shukr akan dimakamkan pada hari Kamis. Dalam acara pemakaman itu Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah akan menyampaikan pidatonya.
Di sisi lain, upacara pemakaman Haniyeh akan dilangsungkan di Teheran. Jasadnya kemudian dibawa ke Doha, Qatar, untuk dikuburkan.
“Jasad (Haniyeh) akan dibawa ke ibu kota Qatar, Doha, Kamis siang,” demikian pernyataan Hamas.
Sementara itu, ribuan warga Turki sudah berkumpul di Kota Istanbul guna mendoakan Haniyeh dari jarak jauh.
Pembunuhan Shukr dan Haniyeh memunculkan kekhawatiran bahwa situasi di Timur Tengah akan makin memanas.
Kecaman dari Poros Perlawanan
Baca juga: Ali Khamenei Minta Iran Serang Israel usai Bos Hamas Ismail Haniyeh Dibunuh di Teheran
Dua serangan berbeda yang menewaskan Shukr dan Haniyeh memunculkan kecaman dari anggota Poros Perlawanan.
Hamas yang menganggap serangan Israel di Beirut sebagai "eskalasi berbahaya".
Seperti Hamas, kelompok Houthi di Yaman mengutuk serangan di Beirut dan menyebutnya sebagai pelanggaran atas kedaulatan Lebanon.
Sementara itu, Iran menyebut serangan Israel sebagai tindakan kejam. Menteri Luar Negeri Iran Nasser Kanaani dalam pernyataannya mengklaim serangan Israel itu tak akan bisa menghentikan Hizbullah.