Biden Mulai Cemas, Pembunuhan Ismail Haniyeh Tak Membantu Mencapai Gencatan Senjata di Gaza
Presiden AS, Joe Biden mulai cemas terkait pembunuhan Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh tidak membantu mencapai gencatan senjata di Gaza.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Garudea Prabawati
Komando Front Dalam Negeri Angkatan Darat, yang bertugas menguraikan arahan pertahanan untuk warga sipil, belum mengubah pedomannya yang mendorong warga Israel untuk mempertahankan rutinitas mereka.
"Iran memiliki berbagai pilihan untuk pembalasan mereka," kata Brigjen (Purn.) Yossi Kuperwasser, dari Institut Keamanan Nasional Misgav dan mantan kepala Divisi Riset intelijen militer Israel.
"Semua pihak memahami bahwa peluang konflik ini memburuk menjadi perang regional skala penuh tidaklah kecil, meskipun semua orang mengatakan mereka tidak tertarik dengan ini," lanjutnya.
Israel dan Iran terlibat dalam perang bayangan satu sama lain.
Militer Israel diyakini berada di balik ratusan serangan udara terhadap target-target Iran di Timur Tengah, selain serangan siber terhadap infrastruktur utama di Republik Islam tersebut.
Sementara Iran diyakini berada di balik serangan terhadap kapal tanker minyak yang dioperasikan Israel, upaya penculikan dan pembunuhan warga Israel di negara-negara seperti Siprus dan Turki dalam beberapa bulan terakhir, serta pasokan senjata yang terus-menerus kepada proksi-proksinya.
Perang bayangan itu berubah pada awal tahun ini, tepatnya pada bulan April, ketika Iran melancarkan serangan langsung yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel.
Baca juga: Bertemu Sekutu untuk Bahas Balasan atas Tewasnya Haniyeh, Iran: Rezim Zionis Akan Menyesal
Dengan menembakkan lebih dari 300 rudal dan drone bunuh diri ke Israel, Iran menyimpang dari doktrinnya untuk menyerang Israel secara tidak langsung melalui banyak proksinya yang terletak di perbatasan negara Yahudi itu.
Serangan Iran itu merupakan balasan atas serangan Israel terhadap konsulat Iran di Suriah.
Itu adalah konfrontasi langsung terdekat yang pernah dilakukan kedua negara setelah ketegangan dan tuduhan selama beberapa dekade.
"Ini menandai fase baru dalam konflik antara Israel dan Iran dengan serangan langsung terhadap Israel dari wilayah Iran," kata Dr. Raz Zimmt, pakar Iran dari Alliance Center for Iranian Studies di Tel Aviv University kepada The Media Line.
"Sejak opsi ini ditambahkan ke perangkat respons, opsi ini menjadi lebih mudah digunakan lagi," lanjutnya.
Baca juga: Putra Ismail Haniyeh Ungkap Keinginan Mendiang Ayahnya: Capai Kemenangan bagi Rakyat Palestina
Israel sekarang bersiap menghadapi serangan Iran yang kemudian dapat mengakibatkan konflik regional yang lebih besar.
Menurut Zimmt, kemungkinan Iran tidak membalas dengan serangan sangatlah kecil.