Dunia Telah Habiskan Jatah Ekologi untuk Tahun 2024
Untuk mempertahankan tingkat konsumsi saat ini, manusia membutuhkan lebih dari satu setengah planet Bumi. Mungkinkah pemborosan sumber…
"Bumi kita kelebihan beban," kata Direktur BUND Olaf Bandt dalam sebuah pernyataan. "Negara, yang mengonsumsi sumber daya sebanyak yang kita habiskan, telah beroperasi dengan buruk dan gegabah," lanjutnya.
BUND meminta pemerintah Jerman untuk memperkenalkan undang-undang perlindungan sumber daya untuk tanah dan lahan, lahan pertanian dan padang rumput, daerah penangkapan ikan, air tanah dan permukaan, hutan dan kayu.
Konsumsi berlebihan tidak jamin kebahagiaan
Menurut Indeks Kebahagiaan atau Happy Planet Index, HPI, yang dirilis awal tahun ini, konsumsi berlebihan tidak serta merta menghasilkan kehidupan yang lebih baik.
Indeks tersebut, yang disusun oleh Hot or Cool Institute, lembaga pemikir kepentingan publik yang berpusat di Berlin, menggabungkan data kesejahteraan, tingkat harapan hidup, dan jejak karbon untuk menilai seberapa baik sebuah negara melayani warganya tanpa membebani Bumi secara berlebihan.
Swedia dan Jerman, misalnya, memiliki tingkat kesejahteraan dan harapan hidup yang serupa. Tapi Swedia mencapai taraf tersebut dengan emisi per kapita yang 16 persen lebih sedikit daripada Jerman, bahkan kurang dari setengah jejak emisi per kapita Amerika Serikat.
Kosta Rika memiliki angka yang sebanding untuk harapan hidup dan kesejahteraan, tetapi dampak lingkungannya hampir setengah dari Jerman.
Pemborosan emisi kaum kaya
Vanuatu, Swedia, El Salvador, Kosta Rika, dan Nikaragua tercatat sebagai kelompok negara dengan keseimbangan ekologi dan ekonomi terbaik.
Indeks HPI juga menemukan bahwa 10 persen penduduk terkaya di dunia bertanggung jawab atas hampir setengah dari semua emisi global. Tapi saat yang sama, pemborosan emisi oleh kaum kaya hampir tidak mencatatkan peningkatan dalam kesejahteraan dan kesehatan dibandingkan dengan penghasil emisi rendah.
Contoh lain adalah penggunaan emisi untuk perjalanan udara. Mereka yang sering berpergian dengan pesawat tidak menunjukkan peningkatan kesejahteraan yang signifikan dibandingkan dengan mereka yang jarang terbang.
Di Amerika Serikat, sebuah studi tahun 2020 mengungkapkan bahwa rumah orang kaya memiliki jejak energi 25 persen lebih besar daripada rumah berpenghasilan rendah, dengan tingkat kepuasan hidup yang sama.
Lewis Akenji, direktur eksekutif Hot or Cool Institute, menyerukan agar negara-negara mengkaji ulang prioritas ekonomi. "Kita perlu fokus mengatasi pemborosan dan ketimpangan, yang memperburuk krisis di planet ini," kata Akenji dalam sebuah pernyataan.
rzn/hp