Iran akan Balas Pembunuhan Ismail Haniyeh, Netanyahu Ingatkan Risiko Serang Israel
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan Iran soal risiko serang Israel setelah pembunuhan Ismail Haniyeh di Teheran.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
![Iran akan Balas Pembunuhan Ismail Haniyeh, Netanyahu Ingatkan Risiko Serang Israel](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/perdana-menteri-israel-benjamin-netanyahu-5437ddu567i.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memperingatkan Iran dan kelompok perlawanan yang berafiliasi dengan Teheran di Timur Tengah agar tidak menyerang Israel.
"Setiap tindakan militer terhadap kami akan memiliki akibat yang besar, terlepas dari sumbernya," kata Netanyahu kepada para pejabat Israel dalam pidatonya, Kamis (1/8/2024).
"Israel berada dalam siaga maksimum untuk menghadapi keadaan darurat apa pun, baik yang berkaitan dengan pertahanan atau opsi serangan potensial," lanjutnya.
Sebelumnya, Iran dan Hamas telah mengancam Israel dengan pembalasan, menyusul pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, dalam serangan di gedung tempat ia beristirahat saat mengunjungi Teheran, Iran, pada Rabu (31/7/2024) sekitar pukul 02.00 waktu setempat.
Hamas menuduh Israel berada di balik pembunuhan Israel Haniyeh dan pengawalnya, Wassim Abu Shaaban, namun militer Israel membantah tuduhan Hamas.
Netanyahu hanya mengakui pembunuhan Israel terhadap Komandan Hizbullah, Fuad Shukr, di Beirut, Lebanon pada Selasa (30/7/2024) malam, sehari sebelum pembunuhan Ismail Haniyeh.
"Hari-hari sulit akan datang. Sejak serangan di Beirut, ancaman meningkat dari mana-mana, namun Israel akan bersatu dan tabah melawan setiap ancaman," kata Netanyahu.
Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan pembalasan atas kematian Ismail Haniyeh adalah kewajiban Iran karena hal itu terjadi di Teheran, ibu kota Iran.
"Entitas kriminal dan teroris Zionis telah membuka jalan bagi hukuman berat dengan tindakan ini," kata Ali Khamenei, Rabu.
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, mengatakan Iran dan Poros Perlawanan sedang berdiskusi mengenai tanggapan apa yang akan diberikan kepada Israel.
"Iran sedang berdiskusi dengan Poros Perlawanan untuk membalas darah Kepala Biro Politik Hamas (Ismail Haniyeh)," katanya di sela-sela upacara pemakaman Ismail Haniyeh dan Wassim Abu Shaaban di Teheran, Iran, Kamis, seperti diberitakan Al Araby.
Baca juga: Antisipasi Serangan Iran ke Israel, AS Mulai Siagakan 12 Kapal Perang di Wilayah Timur Tengah
Hubungan Israel dan Iran
Hubungan Israel dan Iran memburuk setelah revolusi Iran pada 1979, yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khomenei.
Revolusi tersebut menumbangkan kekuasaan Syah (Raja) Iran, Mohammad Reza Shah Pahlavi, yang merupakan sekutu Amerika Serikat (AS), Inggris, dan mitra Israel.
Setelah revolusi Iran, Israel menuduh Iran yang menerapkan kebijakan anti-Israel, telah mendanai kelompok perlawanan seperti Hamas, Jihad Islam Palestina (PIJ), Hizbullah, Houthi, kelompok perlawanan Irak, Lebanon, dan Suriah untuk melawan Israel, AS, sekutu, serta pengaruhnya di Timur Tengah.
Israel, AS, dan sekutunya menyebut mereka sebagai Poros Perlawanan yang didanai dan dikoordinasi oleh Pasukan Quds Iran untuk mempertahankan kekuatan Iran di kawasan tersebut.
Israel saat ini masih berlibat pertempuran dengan Hamas di Jalur Gaza, yang disusul dengan dukungan dari Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, hingga Perlawanan Islam Irak yang juga menargetkan Israel.
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 39.400 jiwa dan 90.996 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (30/7/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.