Penulis Israel: Netanyahu Tak Mau Perang Berakhir, Pembunuhan Pimpinan Hamas-Hizbullah Tak Berguna
Benjamin Netanyahu berpikir bahwa membunuh Haniyeh akan membunuh Hamas dan Israel akan mencapai tujuannya tapi itu tak sesuai kenyataan
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Penulis Israel: Netanyahu Tak Mau Perang Berakhir, Pembunuhan Pimpinan Hamas-Hizbullah Tak Berguna
TRIBUNNEWS.COM - Gideon Levy, seorang jurnalis dan penulis terkemuka Israel menilai pembunuhan oleh Israel terhadap para pemimpin Hamas dan Hizbullah “sama sekali tidak berarti”.
Dia juga memberi kritik keras atas langkah rezim Israel saat ini dengan mengatakan kalau pembunuhan-pembunuhan itu tidak ada gunanya kecuali “ego dari beberapa orang macho Israel,”.
“Pembunuhan bukanlah sebuah pengubah permainan. Itu belum pernah terjadi dan tidak akan pernah terjadi, dan oleh karena itu, semua pembunuhan itu masih tanpa tujuan,” kata Levy dalam wawancara dengan Anadolu, Jumat (2/8/2024).
Baca juga: Status Tentara Israel Siaga Perang, Skenariokan Kepungan Serangan dari Iran-Houthi-Hizbullah
“Itu tidak ada gunanya; bukan kepentingan Israel, bukan keamanan, bukan apa-apa. Ini benar-benar permainan anak-anak, anak-anak yang semuanya ingin menjadi James Bond dan menunjukkan betapa canggihnya mereka,” kata dia.
Seperti diketahui, Pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh terbunuh pada Rabu (31/7/2024) ketika mengunjungi ibu kota Iran, Teheran, untuk menghadiri pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian, sehari setelah komandan Hizbullah, Fuad Shukr menjadi sasaran serangan udara Israel di pinggiran selatan ibu kota Lebanon, Beirut.
Meskipun Hamas dan Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan Haniyeh, Tel Aviv tidak membenarkan atau menyangkal tanggung jawabnya.
Sehari kemudian pada hari Kamis, militer Israel mengklaim memiliki informasi intelijen bahwa komandan militer Hamas Mohammad Deif tewas dalam serangan udara 13 Juli di wilayah Khan Younis di Gaza.
Namun kelompok Palestina belum mengkonfirmasi kematian Deif.
Baca juga: Israel Klaim Lenyapkan Komandan Al Qassam Muhammad Al-Deif, Kejanggalan Berbau Propaganda
Levy menekankan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu “berpikir bahwa membunuh Haniyeh akan membunuh Hamas dan Israel akan mencapai tujuannya” namun hal tersebut “sama sekali tidak sesuai dengan kenyataan.”
“Sebaliknya, Hamas tidak lebih lemah saat ini, Hamas jauh lebih kuat secara politik dibandingkan sebelum perang ini,” ujarnya.
“Secara politik, Hamas saat ini jauh lebih populer di Tepi Barat, di dunia Arab, mungkin di seluruh dunia, lebih diterima… dan membunuh Ismail Haniyeh tidak banyak berubah.”
Mengutip sejarah Israel dalam membunuh para pemimpin Hamas, termasuk pendirinya Sheikh Ahmed Yassin, ia menambahkan: “Setiap kali mereka memberi tahu kami bahwa Hamas telah dikalahkan… dan beberapa bulan kemudian, Anda melihat Hamas yang lebih kuat.”
Baca juga: Shin Bet Israel Keluarkan Instruksi Luar Biasa Antisipasi Pembalasan Iran yang Incar Nyawa Netanyahu
Netanyahu Tidak Ingin Perang Berakhir
Levy mengatakan pembunuhan besar-besaran baru-baru ini ada hubungannya dengan tujuan Netanyahu untuk memperpanjang dan mungkin memperluas perang yang sedang berlangsung di Gaza.