Putra Ismail Haniyeh Ungkap Keinginan Mendiang Ayahnya: Capai Kemenangan bagi Rakyat Palestina
Abdel Salam Haniyeh mengungkapkan keinginan mendiang ayahnya yakni pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.
Penulis: Nuryanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Putra tertua Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, Abdel Salam Haniyeh, mengeluarkan pesan video yang menyentuh hati karena berduka atas ayahnya.
Abdel Salam Haniyeh mengatakan, kehidupan ayahnya tidak lebih berharga daripada kehidupan ribuan warga Palestina yang dibantai oleh Israel di Gaza.
“Darah ayah saya tidak lebih berharga daripada darah anak-anak Gaza atau kaum lelakinya, dan air mata kami tidak lebih berharga daripada air mata ibu-ibu dan anak-anak para syuhada,” ujarnya, Kamis (1/8/2024), dilansir MEMO.
"Kami katakan kepada para penjajah, tidak peduli berapa banyak yang kalian bunuh, kalian tidak akan mampu menghentikan gerakan dan revolusi rakyat Palestina."
"Setiap upaya pembunuhan terhadap para pemimpin akan membangkitkan revolusi baru bagi rakyat kami dan dunia Islam," papar Abdel Salam Haniyeh.
Ungkap Keinginan Ismail Haniyeh
Dalam kesempatan itu, Abdel Salam Haniyeh juga mengungkapkan keinginan mendiang ayahnya, Ismail Haniyeh.
Ia mengatakan, Ismail Haniyeh semasa hidup ingin serangan Israel di Gaza diakhiri.
"Selalu untuk mencapai persatuan nasional, mengakhiri serangan terhadap Gaza, dan mencapai kemenangan bagi rakyat kita," kata Abdel Salam Haniyeh.
“Ayah saya telah mengejar kesyahidan siang dan malam karena ia telah memilih jalan perlawanan, revolusi, dan perjuangan sejak masa kecilnya," lanjut dia.
Abdel Salam juga mengingat bahwa ayahnya menjadi sasaran berbagai upaya pembunuhan.
Baca juga: Pembunuhan Ismail Haniyeh, Investigasi Iran Menunjuk pada Peluru Kendali Udara
Sementara itu, menantu perempuan Haniyeh, Inas Haniya, merilis sebuah video yang mengatakan bahwa kedua putrinya, yang tewas dalam serangan Israel di Gaza, kini akan dipertemukan kembali dengan kakek mereka yang sangat mereka rindukan.
Pembunuhan Tokoh Militan Terkemuka
Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, memperingatkan pada hari Kamis bahwa konflik dengan Israel telah memasuki fase baru.
Hal ini disampaikan Nasrallah saat menyampaikan pidato di hadapan para pelayat di pemakaman seorang komandan kelompok tersebut yang tewas akibat serangan udara Israel minggu ini di Beirut.
Sementara itu di Teheran, pemimpin tertinggi Iran berdoa untuk jenazah pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, yang terbunuh dalam dugaan pembunuhan Israel.
Pembunuhan beruntun tersebut telah meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi menjadi perang yang lebih luas.
Sehingga membuat kawasan tersebut menunggu untuk melihat bagaimana Iran dan sekutunya, Hizbullah, akan menanggapinya.
Iran telah bersumpah untuk membalas Israel atas serangan yang menewaskan Ismail Haniyeh dari Hamas pada hari Rabu di ibu kota Iran, Teheran.
Pemakaman Ismail Haniyeh
Sebelumnya pada hari Kamis di Teheran, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei berdoa di atas peti jenazah Haniyeh dalam sebuah upacara di Universitas Teheran, dengan presiden baru, Masoud Pezeshkian, di sampingnya.
Televisi pemerintah kemudian menunjukkan peti jenazah tersebut dimasukkan ke dalam truk dan dipindahkan di jalan menuju Lapangan Azadi di Teheran dan orang-orang melemparkan bunga ke arahnya.
Jenazah Haniyeh akan dipindahkan ke Qatar untuk dimakamkan pada Jumat (2/8/2024).
Sebelumnya, Ismail Haniyeh datang ke Teheran untuk menghadiri pelantikan Pezeshkian.
Foto Associated Press memperlihatkan pemimpin Hamas itu duduk di samping para pemimpin kelompok militan Jihad Islam Palestina dan Hizbullah, dan media Iran memperlihatkan dia dan Pezeshkian berpelukan.
Baca juga: Israel Disebut Tanam Bom di Kamar Ismail Haniyeh di Iran, 2 Bulan sebelum Pembunuhannya
Ismail Haniyeh sebelumnya telah bertemu dengan Khamenei.
Beberapa jam kemudian, ia tewas dalam serangan yang menghantam kediaman Haniyeh di Teheran.
Pihak berwenang Iran mengatakan serangan itu sedang diselidiki tetapi belum memberikan rinciannya.
Israel telah berjanji akan membunuh Haniyeh dan pemimpin Hamas lainnya atas serangan kelompok itu pada 7 Oktober di Israel selatan yang memicu perang di Gaza.
Pada hari Kamis, Israel mengatakan telah mengonfirmasi bahwa kepala sayap militer Hamas, Mohammed Deif, tewas dalam serangan udara pada 13 Juli di Gaza.
Hamas, yang sebelumnya mengatakan Deif selamat dari ledakan itu, tidak segera berkomentar.
Update Perang Israel-Hamas
Diberitakan Al Jazeera, Pemimpin Turki Recep Tayyip Erdogan dalam panggilan telepon dengan Presiden AS Joe Biden mengatakan pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel "memberikan pukulan berat bagi perundingan gencatan senjata", menunjukkan pemerintah Netanyahu ingin "api di Gaza" menyebar secara regional.
Pertahanan sipil Gaza mengatakan 15 orang tewas dalam serangan Israel terhadap sebuah sekolah yang melindungi warga Palestina yang mengungsi.
Pemimpin Hizbullah di Lebanon Hassan Nasrallah mengatakan konflik dengan Israel memasuki "fase baru" setelah terbunuhnya komandan gerakan tersebut yakni Fuad Shukr, dan Ismail Haniyeh dari Hamas.
Netanyahu dari Israel mengatakan negaranya "berada pada tingkat kesiapan yang sangat tinggi untuk skenario apa pun".
Baca juga: Arti Bendera Merah yang Dikibarkan Iran setelah Ismail Haniyeh Tewas di Tangan Israel
Wartawan Al Jazeera berkumpul di kantor pusat jaringan media yang berbasis di Qatar itu untuk mengutuk pembunuhan rekannya Ismail al-Ghoul dan Rami al-Rifi di Gaza oleh Israel.
Setidaknya 15 warga Palestina tewas dan 40 lainnya terluka akibat serangan Israel terhadap sebuah sekolah yang menampung puluhan keluarga terlantar di lingkungan Shujayea, Kota Gaza.
Al Jazeera dengan tegas menolak tuduhan “tak berdasar” Israel bahwa koresponden Ismail al-Ghoul, yang tewas bersama seorang rekannya dalam serangan Israel di Gaza, terlibat dengan Hamas.
Setidaknya 39.480 orang, termasuk 16.314 anak-anak, telah tewas dan 91.128 orang terluka dalam perang Israel di Gaza.
Diperkirakan 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada tanggal 7 Oktober dan lebih dari 200 orang ditawan.
(Tribunnews.com/Nuryanti)