Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Konflik di Timur Tengah Meningkat, AS Desak Warganya Tinggalkan Lebanon, Khawatir Situasi Memburuk

AS mendesak warganya untuk meninggalkan Lebanon, di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

Penulis: Nuryanti
Editor: Sri Juliati
zoom-in Konflik di Timur Tengah Meningkat, AS Desak Warganya Tinggalkan Lebanon, Khawatir Situasi Memburuk
JONATHAN ERNST / POOL / AFP
Presiden AS Joe Biden. AS mendesak warganya untuk meninggalkan Lebanon, di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. 

Hal ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan kehadiran militer Amerika untuk membantu mempertahankan Israel dari kemungkinan serangan oleh Iran dan proksinya serta menjaga pasukan AS.

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, juga telah memerintahkan kapal penjelajah dan kapal perusak tambahan yang mampu menahan rudal balistik ke kawasan Eropa dan Timur Tengah.

Selain itu, AS akan mengambil langkah untuk mengirim lebih banyak senjata pertahanan rudal balistik berbasis darat ke sana.

Masih dari AP News, perubahan ini merupakan perwujudan janji Presiden AS Joe Biden kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Dalam panggilan telepon pada hari Kamis, Biden membahas pengerahan militer AS yang baru untuk melindungi dari kemungkinan serangan rudal balistik dan pesawat nirawak, menurut Gedung Putih.

Pada April 2024, pasukan AS mencegat puluhan rudal dan pesawat nirawak yang ditembakkan Iran terhadap Israel dan membantu menjatuhkan hampir semuanya.

Kini, para pemimpin AS khawatir tentang meningkatnya kekerasan di Timur Tengah sebagai respons atas serangan Israel baru-baru ini terhadap para pemimpin Hamas dan Hizbullah, yang memicu ancaman pembalasan.

Baca juga: Pasokan LNG AS ke UE Hampir Disusul Rusia Gara-gara Ini

Ratusan warga Iran yang berunjuk rasa ikut serta dalam protes terhadap pembunuhan Ismail Haniyeh, kepala politik Hamas, di Palestine Square di Teheran, Rabu, 31 Juli 2024.
Ratusan warga Iran yang berunjuk rasa ikut serta dalam protes terhadap pembunuhan Ismail Haniyeh, kepala politik Hamas, di Palestine Square di Teheran, Rabu, 31 Juli 2024. (Majid Saeedi / GETTY IMAGES EUROPE / Getty Images via AFP)

Update Perang Israel-Hamas

Berita Rekomendasi

Diberitakan Al Jazeera, pasukan Israel mengebom sekolah lain yang menjadi tempat penampungan warga Palestina yang mengungsi di lingkungan Sheikh Radwan, Kota Gaza, menewaskan sedikitnya 17 orang dan melukai 60 lainnya.

Sebagian besar korban adalah anak-anak.

Hamas mengatakan pihaknya telah memulai proses konsultasi luas untuk memilih pemimpin baru menyusul pembunuhan kepala politiknya Ismail Haniyeh di ibu kota Iran, Teheran.

Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan Haniyeh terbunuh oleh proyektil “jarak pendek” yang ditembakkan dari luar kediamannya dan kembali menjanjikan respons “keras” atas pembunuhannya.

Setidaknya sembilan orang, termasuk dua komandan Hamas dan Jihad Islam Palestina, tewas dalam serangan Israel di dekat Tulkarem di Tepi Barat yang diduduki.

Para negosiator Israel kembali ke Israel tanpa ada terobosan dalam perundingan gencatan senjata, sementara para pengunjuk rasa berunjuk rasa di Tel Aviv dan Yerusalem menuntut kesepakatan gencatan senjata dan pemilihan umum.

Baca juga: Dari Jet F-15E hingga Kapal Serbu Amfibi, Daftar Bantuan Tempur AS untuk Bantu Israel Hadapi Iran Cs

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membantah laporan bahwa ia menyabotase perundingan gencatan senjata.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas