Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

5 Negara yang Dicap Musuh oleh Israel, NSC Larang Rakyat Bepergian ke 40 Tempat

NSC telah mengumumkan 40 tempat yang harus dihindari warganya jika ingin melakukan perjalanan keluar negeri, 5 negara dicap musuh

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in 5 Negara yang Dicap Musuh oleh Israel, NSC Larang Rakyat Bepergian ke 40 Tempat
AFP/MAHER AL MOUNES
Personel darurat dan keamanan berkumpul di lokasi serangan yang menghantam sebuah gedung di sebelah kedutaan Iran di ibu kota Suriah, Damaskus, pada 1 April 2024. NSC telah mengumumkan 40 tempat yang harus dihindari warganya jika ingin melakukan perjalanan keluar negeri, 5 negara dicap musuh 

TRIBUNNEWS.COM - Dewan Keamanan Nasional (NSC) Israel melarang warganya bepergian di tengah memanasnya sumbu konflik Timur Tengah.

Bahkan, NSC telah mengumumkan 40 tempat yang harus dihindari warganya jika ingin melakukan perjalanan keluar negeri.

Hal ini sebagai antisipasi korban warga Israel atas potensi serangan Iran dan Hizbullah yang bisa mengancam sewaktu-waktu.

Mengutip dari laman resmi NSC, komunitas Yahudi dan lembaga-lembaga komunitas Yahudi (sinagog, rumah-rumah Chabad, restoran kosher dan bisnis-bisnis Israel) merupakan target dari kelompok militan pembela Palestina.

Peringatan perjalanan tidak berlaku bagi penumpang yang menginap di negara-negara ini hanya untuk tujuan transit, kecuali transit tersebut berada di negara musuh (Suriah, Lebanon, Irak, Iran, dan Yaman).

Kemudian NSC menyatakan, warga dilarang pergi ke negara-negara yang telah mengeluarkan peringatan perjalanan tingkat ancaman tinggi (Libya, Aljazair, Pakistan, Afghanistan, dan Somalia).

"Saat merencanakan perjalanan ke luar negeri, kami sarankan Anda memilih penerbangan yang rutenya tidak memasuki wilayah udara negara musuh (Lebanon, Iran, Suriah, Yaman, dan Irak)," tulis rilis tersebut.

Berita Rekomendasi

"Dan negara-negara yang telah mengeluarkan peringatan perjalanan tingkat ancaman tinggi dan yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel (Afghanistan, Libya, Somalia, Pakistan, dan Aljazair)."

Mengutip AllIsrael, NSC Israel pun mendesak warga untuk "mempertimbangkan kembali secara serius" setiap perjalanan ke negara-negara dengan peringatan perjalanan level 3 dan 4.

Selain itu, dewan mengimbau warga Israel untuk berhati-hati di "semua tujuan lainnya."

Sebagian besar negara berisiko tinggi adalah negara-negara yang bermusuhan dan tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, yakni seperti Iran, Turki, Lebanon, Suriah, Libya, Yaman, dan Irak.

Baca juga: Hamas Kembali Berduka Komandan Brigade Qassam Terbunuh, Mobil Berisi 5 Orang Dimatikan Drone Israel

Namun, ada juga peringatan perjalanan moderat untuk mitra Abraham Accords – Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko – dan negara-negara lain yang memiliki hubungan hangat dengan Israel.

"Menyusul peristiwa terkini, Iran, Hizbullah, dan Hamas (bersama kelompok teroris lain) telah menyatakan niat mereka untuk membalas dendam atas kematian pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, dan kepala unit strategis Hizbullah, Fuad Shukr," demikian pernyataan NSC dalam peringatan perjalanannya.

Badan keamanan tersebut mendesak warga negara Israel untuk tidak menonjolkan diri dan menghindari menunjukkan identitas Israel atau Yahudi mereka saat bepergian ke luar negeri.

Warga Israel juga diimbau untuk menjauhi demonstrasi anti-Israel di luar negeri.

Sementara banyak pakar keamanan meyakini Iran dan proksinya di Timur Tengah akan fokus menyerang Negara Israel, NSC memperingatkan lembaga-lembaga Yahudi dan Israel di luar negeri.

"Ada kemungkinan (Iran dan proksinya) akan membalas terhadap target Israel/Yahudi di luar negeri, seperti kedutaan besar, sinagoge, pusat komunitas Yahudi, dll," tulis NSC dalam laporan peringatan perjalanannya.

Lebih jauh, laporan tersebut mencatat bahwa "rumah Chabad, restoran halal, dan bisnis Israel" adalah "target pilihan bagi faksi teroris." karena hubungan dekat mereka dengan Israel dan Yahudi.

NSC juga memperingatkan organisasi Jihadis global berpotensi mengeksploitasi ketegangan saat ini.

“Selain itu, ada kekhawatiran yang meningkat bahwa eskalasi ini akan meningkatkan motivasi di antara organisasi-organisasi Jihad global dan teroris lone wolf untuk menyerang warga Israel di berbagai negara di seluruh dunia.”

Foto tak bertanggal menunjukkan serangan Hizbullah terhadap wilayah pendudukan Israel
Foto tak bertanggal menunjukkan serangan Hizbullah terhadap wilayah pendudukan Israel (PressTV)

Ini bukan pertama kalinya NSC mengeluarkan peringatan perjalanan di tengah perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung, yang dimulai pada 7 Oktober, ketika teroris Hamas menginvasi dan membantai 1.200 orang dan menyandera sedikitnya 250 orang ke Gaza.

Pada bulan November, pihak keamanan Israel memperingatkan warga Israel agar tidak melakukan perjalanan yang tidak penting ke negara mana pun karena meningkatnya antisemitisme global dan permusuhan terhadap negara Yahudi tersebut.

Rezim Iran memiliki sejarah menyerang target Israel dan Yahudi di luar negeri.

Pada tahun 1994, 85 orang tewas di Argentina setelah serangan teror terhadap komunitas Yahudi di Buenos Aires . Serangan bom tersebut secara luas dikaitkan dengan Iran dan proksi terorisnya, Hizbullah.

Hamas Berduka

Tak lama berselang setelah meninggalnya Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, kini mencuat kabar komandan perang militan Palestina itu terbunuh.

Seorang komandan perang Hamas dari Brigade Qassam tewas bersama empat orang lainnya yang saat ini identitasnya belum diketahui.

Sumber medis mengatakan kepada Al Jazeera, Haitham Balidi yakni seorang pemimpin sayap militer Hamas di Nablus yang dikabarkan tewas oleh serangan udara pesawat nirawak di Tulkarem, Tepi Barat.

Sementara setelah serangan tersebut, anggota keluarga korban serangan Israel berdatangan ke rumah sakit di Tulkarem untuk mengidentifikasi jasad yang dievakuasi.

Media Hamas mengatakan sebuah kendaraan yang membawa para pejuang telah diserang dan salah satu komandan brigade Tulkarem tewas.

Petempur Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas dalam sebuah tur media di sebuah terowongan bawah tanah di Jalur Gaza. Tentara Israel menyatakan menemukan banyak terowongan bertingkat Hamas di sepanjang Koridor Philadelphia, area perbatasan Gaza-Mesir.
Petempur Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas dalam sebuah tur media di sebuah terowongan bawah tanah di Jalur Gaza. Tentara Israel menyatakan menemukan banyak terowongan bertingkat Hamas di sepanjang Koridor Philadelphia, area perbatasan Gaza-Mesir. (TC/tangkap Layar/reuters)

Ketegangan di Tepi Barat meningkat sebelum perang Israel-Hamas di Gaza dimulai pada 7 Oktober dan terus memanas sejak saat itu.

Serangan Israel pun sering terjadi di wilayah yang ingin didirikan negara oleh Palestina.

Ketegangan di seluruh wilayah meningkat minggu ini setelah pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran pada hari Rabu, sehari setelah serangan Israel di Beirut menewaskan komandan militer senior Hizbullah, Fuad Shukr.

Kematian Haniyeh merupakan salah satu dari serangkaian pembunuhan tokoh senior Hamas saat perang di Gaza antara militan Palestina dan Israel hampir memasuki bulan ke-11 dan kekhawatiran meningkat bahwa konflik tersebut menyebar ke seluruh Timur Tengah.

Hamas dan Iran sama-sama menuduh Israel melakukan pembunuhan tersebut dan telah berjanji untuk membalas dendam terhadap musuh mereka.

Israel tidak mengklaim atau menyangkal bertanggung jawab atas kematian tersebut.

Baca juga: Pihak yang Bocorkan Lokasi Ismail Haniyeh, Drone Tembus Pengamanan VIP Tanpa Hancurkan Gedung

Hizbullah, seperti Hamas, didukung oleh Iran dan juga telah bersumpah untuk membalas dendam.

Pasukan Gabungan

Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara melalui telepon selama sekitar 30 menit pada Kamis (2/8/2024) malam waktu setempat.

Keduanya membahas antisipasi kemungkinan serangan balas dendam yang diancam oleh Iran dan Hizbullah setelah pembunuhan dua pemimpin kelombpok militan di Beirut dan Teheran beberapa hari terakhir ini.

AS yakin Iran akan membalas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di ibu kotanya, dikutip dari AllIsrael.

Menurut pernyataan Gedung Putih, Biden menegaskan kembali komitmennya terhadap keamanan Israel terhadap semua ancaman dari Iran.

Termasuk ancaman dari kelompok teroris proksinya yakni Hamas, Hizbullah, dan Houthi.

Presiden AS Joe Biden (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan).
Presiden AS Joe Biden (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan). (X/@netanyahu)

Disebutkan, Biden dan Netanyahu juga membahas upaya untuk mendukung pertahanan Israel terhadap berbagai ancaman, termasuk rudal balistik dan pesawat tanpa awak, termasuk penempatan militer defensif baru AS di Israel.

Rezim Iran meluncurkan serangan gabungan rudal, roket, dan pesawat tak berawak besar-besaran terhadap Israel pada bulan April, yang hampir seluruhnya dicegat oleh upaya gabungan Israel, AS, dan beberapa negara sekutu di kawasan tersebut.

Di antara mereka adalah Kerajaan Yordania, yang Menteri Luar Negerinya Ayman al-Safadi, dikenal sebagai kritikus vokal Israel.

Ia mengatakan pada hari Kamis bahwa Yordania akan sekali lagi mencegat setiap proyektil yang memasuki wilayahnya, yang membentang di hampir seluruh perbatasan timur Israel.

Gedung Putih juga mencatat, Wakil Presiden Kamala Harris, yang baru-baru ini menggantikan Joe Biden sebagai calon presiden, bergabung dalam panggilan tersebut.

Selain itu, Biden juga menegaskan kembali pentingnya upaya berkelanjutan untuk meredakan ketegangan yang lebih luas di kawasan tersebut.

Baca juga: Pihak yang Bocorkan Lokasi Ismail Haniyeh, Drone Tembus Pengamanan VIP Tanpa Hancurkan Gedung

Sebuah pesan yang digarisbawahi oleh komentar yang ia buat pada hari yang sama di pangkalan udara AS, tempat ia menerima pesawat yang membawa tahanan yang dibebaskan oleh Rusia.

Presiden mengatakan dia telah memberi tahu Netanyahu bahwa pembunuhan Haniyeh, yang belum dikomentari secara resmi oleh Israel, telah merusak peluang gencatan senjata dengan Hamas, dan mendesaknya untuk segera mencapai pertukaran sandera dan kesepakatan gencatan senjata.

"Kami memiliki dasar untuk gencatan senjata. Dia harus melanjutkannya dan mereka harus melanjutkannya sekarang," kata Biden.

Biden juga mengaku khawatir atas ketegangan baru-baru ini di kawasan tersebut.

Selain itu, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah bersumpah membalas dendam atas serangan Israel yang menewaskan wakilnya sekaligus kepala militer Hizbullah, Fuad Shukr di Beirut selatan.

Berbicara dari jarak jauh di pemakaman Shukr pada hari Kamis, Nasrallah juga memperkirakan Iran, serta proksi lainnya di Irak dan Yaman, akan membalas Israel atas kematian Haniyeh.

"Kita tidak lagi berbicara tentang front yang terpisah. Ini adalah kampanye terbuka di semua front, dan tidak diragukan lagi perang telah memasuki fase baru," kata Nasrallah.

Nasrallah mengatakan Israel harus bersiap menghadapi kemarahan semua pihak yang mendukung Gaza.

"Warga Israel akan menangis tersedu-sedu dalam beberapa hari mendatang," tegasnya.

Hizbullah Serang Israel

Hizbullah mengatakan pihaknya meluncurkan roket ke Israel utara pada Kamis (1/8/2024).

Serangan itu sebagai tanggapan atas serangan mematikan Israel di Lebanon selatan.

Serangan ini adalah yang pertama dilakukan Hizbullah sejak serangan udara Israel menewaskan komandan utamanya, Fuad Shukr, Selasa (30/7/2024) malam.

Kelompok yang didukung Iran itu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka "meluncurkan puluhan roket Katyusha sebagai tanggapan atas serangan musuh Israel di desa selatan Shama yang menewaskan sejumlah warga sipil."

Diberitakan Arab News, militer Israel mengatakan bahwa tak lama setelah tembakan roket, angkatan udara "menyerang peluncur Hizbullah dari mana proyektil diluncurkan."

Pada Kamis, kementerian kesehatan Lebanon mengatakan empat warga Suriah tewas dalam serangan Israel di selatan, tempat Hizbullah dan Israel telah bertukar tembakan hampir setiap hari sejak perang Gaza dimulai pada Oktober 2023.

"Kementerian kesehatan mengumumkan empat warga negara Suriah menjadi martir dalam serangan Israel di desa selatan Shama," katanya dalam sebuah pernyataan.

Kementerian tersebut mengatakan jumlah korban mungkin bertambah setelah tes DNA dilakukan.

Serangan itu juga melukai lima warga negara Lebanon.

Layanan darurat mengatakan kepada AFP bahwa korban tewas adalah pekerja tani dan bagian dari keluarga yang sama.

Baca juga: Hizbullah, Houthi, Hamas, dan Irak Kirim Utusan, Proksi-proksi Iran Bahas Serangan ke Israel

Asap mengepul dari lokasi serangan, yang merusak parah dua bangunan di dekatnya dan membakar sebuah kendaraan hingga hangus, lapor seorang fotografer yang berkontribusi pada AFP.

Komandan Hizbullah Tewas

Israel telah mengonfirmasi bahwa mereka melancarkan serangan pada hari Selasa di Beirut yang menewaskan komandan Hizbullah, bersama dengan seorang penasihat militer Iran dan lima warga sipil.

Israel mengatakan, Fuad Shukr berada di balik serangan roket beberapa hari sebelumnya yang menghantam lapangan sepak bola di Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel, menewaskan 12 anak.

Hizbullah membantah berada di balik serangan itu, sebuah penyangkalan yang ditegaskan kembali oleh Nasrallah.

Dalam pidatonya melalui tautan video kepada para pelayat yang berkumpul dengan peti jenazah Shukr di sebuah auditorium di pinggiran kota Beirut, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah berkata, “Kita telah memasuki fase baru yang berbeda dari periode sebelumnya.”

"Apakah mereka berharap Haji Ismail Haniyeh akan terbunuh di Iran dan Iran akan tetap bungkam?" katanya tentang Israel, Kamis, dikutip dari AP News.

Nasrallah bersumpah akan melakukan "balasan yang sangat terencana" tanpa mengatakan bentuk balasan seperti apa yang akan diambil.

Ia hanya mengatakan bahwa Israel "harus menunggu kemarahan rakyat terhormat di kawasan itu."

“Musuh dan orang yang berada di belakang musuh” — yang tampaknya merujuk pada sekutu utama Israel, Amerika Serikat — “harus menunggu tanggapan kami selanjutnya,” katanya.

Baca juga: Netanyahu Mengatakan Israel Siap Hadapi Skenario Apa Pun Setelah Pembunuhan Komandan Hizbullah

Para pejabat internasional telah berusaha keras untuk mencegah siklus pembalasan sebelum berubah menjadi perang yang lebih besar.

Sejak perang Gaza dimulai pada Oktober 2023, Hizbullah dan Israel telah saling tembak hampir setiap hari di perbatasan dalam pertukaran yang telah menyebabkan kematian dan evakuasi puluhan ribu orang dari rumah mereka.

Asap mengepul di dekat kamp darurat bagi pengungsi Palestina di daerah Tel al-Sultan di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 30 Mei 2024, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas.
Asap mengepul di dekat kamp darurat bagi pengungsi Palestina di daerah Tel al-Sultan di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 30 Mei 2024, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas. (AFP/EYAD BABA)

Update Perang Israel-Hamas

Pemimpin Turki Recep Tayyip Erdogan dalam panggilan telepon dengan Presiden AS Joe Biden mengatakan pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel "memberikan pukulan berat bagi perundingan gencatan senjata", menunjukkan pemerintah Netanyahu ingin "api di Gaza" menyebar secara regional.

Pertahanan sipil Gaza mengatakan 15 orang tewas dalam serangan Israel terhadap sebuah sekolah yang melindungi warga Palestina yang mengungsi.

Pemimpin Hizbullah di Lebanon Hassan Nasrallah mengatakan konflik dengan Israel memasuki "fase baru" setelah terbunuhnya komandan gerakan tersebut Fuad Shukr dan Ismail Haniyeh dari Hamas.

Netanyahu dari Israel mengatakan negaranya "berada pada tingkat kesiapan yang sangat tinggi untuk skenario apa pun".

Baca juga: Israel Bantah Bunuh Ismail Haniyeh, tapi Akui Serang Deif dan Komandan Hizbullah Fuad Shukr

Wartawan Al Jazeera berkumpul di kantor pusat jaringan media yang berbasis di Qatar itu untuk mengutuk pembunuhan rekannya Ismail al-Ghoul dan Rami al-Rifi di Gaza oleh Israel.

Setidaknya 15 warga Palestina tewas dan 40 lainnya terluka akibat serangan Israel terhadap sebuah sekolah yang menampung puluhan keluarga terlantar di lingkungan Shujayea, Kota Gaza.

Al Jazeera dengan tegas menolak tuduhan “tak berdasar” Israel bahwa koresponden Ismail al-Ghoul, yang tewas bersama seorang rekannya dalam serangan Israel di Gaza, terlibat dengan Hamas.

Setidaknya 39.480 orang, termasuk 16.314 anak-anak, telah tewas dan 91.128 orang terluka dalam perang Israel di Gaza.

Diperkirakan 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada tanggal 7 Oktober dan lebih dari 200 orang ditawan.

(Tribunnews.com/ Chrysnha, Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas