Shin Bet Siapkan Bunker Persembunyian untuk Netanyahu di Tengah Ancaman Perang Iran
Shin Bet menyiapkan bunker untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan para pimpinan senior lainnya di tengah ancaman Iran.
Penulis: Hasanudin Aco
Bunker itu bisa ditinggali Netanyahu dan para pemimpin senior untuk jangka waktu lama jika terjadi perang dengan Iran.
TRIBUNNEWS.COM, ISRAEL - Dinas Keamanan Israel (Shin Bet) menyiapkan bunker untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan para pimpinan senior lainnya di tengah ancaman Iran.
Dikenal sebagai Pusat Manajemen Nasional, bunker Yerusalem, dilaporkan dapat menahan serangan dari berbagai persenjataan apapun, termasuk di dalam bunker mampu menjaga komunikasi tetap terbuka ke markas besar dinas pertahanan IDF.
Bunker tersebut berada di bawah tanah di Yerusalem.
Bunker itu bisa ditinggali Benjamin Netanyahu dan para pemimpin senior untuk jangka waktu lama jika terjadi perang dengan Iran.
Situs berita Walla yang dikutip Times of Israel melaporkan pada Minggu (4/8/2024) bahwa bunker itu disiapkan di tengah kekhawatiran serangan terhadap Israel dari Hizbullah dan Iran.
Bunker tersebut dibangun hampir 20 tahun lalu.
"Bunker ini memiliki keistimewaan dapat menahan serangan dari berbagai persenjataan apapun, memiliki kemampuan komando dan kontrol, dan terhubung ke markas besar IDF Kementerian Pertahanan di Tel Aviv," kata laporan itu.
Baca juga: Pejabat AS dan Israel Prediksi Serangan Balasan Iran akan Diluncurkan Paling Cepat Hari Senin
Bunker, yang juga dikenal sebagai Pusat Manajemen Nasional ini, tidak digunakan dalam 10 bulan terakhir perang Israel di Gaza.
Namun sekarang telah dipersiapkan untuk digunakan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan tokoh senior lainnya saat Israel bersiap menghadapi kemungkinan serangan dari Iran dan Hizbullah di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Iran dan sekutu di Lebanon yakni Hizbullah dan kelompok Hamas Palestina menyalahkan Israel atas ledakan yang menewaskan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran minggu lalu.
Pembunuhannya terjadi beberapa jam setelah serangan yang diklaim oleh Israel menewaskan kepala militer Hizbullah, Fuad Shukr, pada Selasa malam di dekat Beirut.
Israel telah mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan Shukr tetapi belum secara resmi mengomentari soal kematian Haniyeh.
Baik Iran maupun Hizbullah telah bersumpah untuk membalas dendam atas pembunuhan tersebut, yang terjadi di tengah meningkatnya ketegangan akibat perang Israel yang sedang berlangsung dengan Hamas di Jalur Gaza dan serangan Hizbullah terhadap Israel utara menyusul invasi dan pembantaian Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan.