Tak Ingin Ketegangan Regional Meningkat, Iran Yakini Perlu Hukum Israel untuk Cegah Ketidakstabilan
Iran yakin menghukum Israel perlu karena dapat mencegah ketidakstabilan lebih lanjut.
Penulis: Nuryanti
Editor: Garudea Prabawati
"Rezim Zionis yang suka berperang dan teroris akan menerima hukuman berat di waktu, tempat, dan kapasitas yang tepat," tambahnya.
Israel belum mengonfirmasi atau membantah perannya dalam pembunuhan Haniyeh.
Namun, Israel sebelumnya berjanji akan membunuhnya dan para pemimpin Hamas lainnya atas serangan kelompok itu pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan yang memicu perang di Gaza.
Pembunuhan tersebut telah memicu kekhawatiran akan konflik regional yang lebih luas dan konfrontasi langsung antara Israel dan Iran jika Teheran melakukan pembalasan.
Pada April 2024, Iran meluncurkan ratusan rudal dan pesawat nirawak ke Israel, yang diklaim berhasil mencegat 99 persen.
Serangan itu terjadi kurang dari dua minggu setelah dugaan serangan Israel di Suriah menewaskan dua jenderal Iran, dan itu menandai pertama kalinya Iran melancarkan serangan militer langsung ke Israel meskipun telah terjadi permusuhan selama beberapa dekade sejak Revolusi Islam negara itu tahun 1979.
Iran tidak mengakui Israel dan mendukung kelompok militan anti-Israel termasuk Hamas dan Hizbullah Lebanon.
Baca juga: Tujuan Kunjungan Dadakan Menlu Yordania ke Iran, Singgung Perang Timur Tengah
Update Perang Israel-Hamas
Diberitakan Al Jazeera, pasukan Israel mengebom dua sekolah lagi di Kota Gaza, menewaskan 30 warga Palestina yang mengungsi.
Paramedis mengatakan 80 persen dari mereka yang tewas dan terluka di sekolah Hassan Salama dan Nassr adalah anak-anak.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian kembali berjanji akan membalas pembunuhan Ismail Haniyeh, dengan mengatakan kepada menteri luar negeri Yordania yang sedang berkunjung bahwa Israel membuat “kesalahan besar” dalam membunuh Pemimpin Hamas tersebut.
Italia dan Turki bergabung dengan sejumlah negara yang mendesak warganya untuk meninggalkan Lebanon karena kekhawatiran akan perang regional meningkat dan Israel serta Hizbullah terus saling tembak.
Para saksi di sekolah Hassan Salama dan Nassr di Kota Gaza menggambarkan "mayat-mayat berserakan di mana-mana" setelah pasukan Israel mengebom gedung-gedung yang menampung ratusan warga Palestina yang mengungsi.
Setidaknya 30 orang tewas, sebagian besar anak-anak, dan banyak yang masih terjebak di bawah reruntuhan.
Baca juga: Iran Bakal Serang Israel Pekan Kedua Agustus, Jubir Iran: Tunggu Tanggal Mainnya
Militer Israel terus melancarkan serangan bom tanpa henti di Jalur Gaza, menghantam Kota Gaza bagian utara, pusat kota Deir el-Balah, dan kamp pengungsi Nuseirat di dekatnya.