Meski Sudah Dirayu AS dan Arab, Iran Ogah Lunakkan Tanggapannya ke Israel yang Bunuh Ismail Haniyeh
Meski sudah dirayu oleh AS dan Arab Saudi, Iran ogah melunakkan tanggapannya ke Israel yang membunuh Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Pravitri Retno W
Dia juga mencatat pembunuhan Haniyeh terjadi beberapa jam setelah serangan Israel yang menewaskan Komandan Hizbullah, Fuad Shukr, di Beirut pada Selasa (30/7/2024) malam.
"Ini adalah pembunuhan ganda di dua ibu kota besar, Beirut dan Teheran, yang terjadi pada hari yang sama," paparnya.
"Jadi, saya pikir kita harus mengharapkan tanggapan dari kumpulan orang dari apa yang disebut poros perlawanan."
Fuad Shukr disebut sebagai orang yang dekat dengan Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, dan merupakan musuh bebuyutan Israel dan sekutunya, Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Iran Tak Mau Perang, Ngaku Hanya Ingin Hukum Israel usai Bunuh Ismail Haniyeh
Sebagai informasi, Ismail Haniyeh meninggalkan Jalur Gaza pada 2019, lalu menetap di Qatar.
Pada Rabu (31/7/2024), Ismail Haniyeh terbunuh oleh serangan rudal Israel di Ibu Kota Iran, Teheran.
Dari pernyataan yang dibagikan Hamas dijelaskan Haniyeh dan salah satu pengawalnya tewas di rumah yang mereka tempati.
"Gerakan Perlawanan Islam Hamas berduka cita atas meninggalnya rakyat Palestina yang agung, bangsa Arab, dan Islam," papar pernyataan Hamas, dikutip dari Al Mayadeen
Selama di Iran, Ismail Haniyeh menghadiri pelantikan Presiden Iran terpilih, Masoud Pezeshkian, yang dilaksanakan pada Selasa (30/7/2024).
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)