Misi Bunuh Netanyahu Seruan Qasim Osmani, Iran Harus Ulangi Operasi Janji Setia ke Israel
Seorang anggota Parlemen Iran bernama Mohammad Qasim Osmani menyerukan pembunuhan terhadap PM Israel Benjamin Netanyahu imbas tewasnya Haniyeh
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Ketegangan di Timur Tengah masih berlangsung semenjak kematian Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran, Iran, beberapa waktu lalu.
Iran yang mengaku marah atas tewasnya Haniyeh sudah menunjukkan tanda-tanda pembalasan.
Shafaq memberitakan, seorang anggota Parlemen Iran bernama Mohammad Qasim Osmani pun melayangkan pernyataan ancaman.
Ia mendesak Parlemen Iran untuk mengulangi Operasi 'Janji Sejati,' merujuk yang pernah dilakukan pada 13-14 April 2024 lalu ketika menembakkan lebih dari 300 rudal balistik ke pangkalan udara Israel.
Demikian sebagai tanggapan atas serangan terhadap kedutaan Iran di Damaskus.
"Saya berharap Operasi Janji Setia lainnya akan dilakukan sebagai pembalasan dendam atas Ismail Haniyeh," ungkapnya.
"Kami tidak akan menyetujui apa pun kecuali kematian Netanyahu," imbuh dia.
Adapun ketegangan meningkat di Timur Tengah tak hanya setelah pembunuhan Ismail Haniyeh.
Sebelumnya serangan Israel di Beirut yang menewaskan Fouad Shukr, seorang komandan senior Hizbullah juga menjadi bahan kemarahan Iran.
Sebagai tanggapan, Israel dan AS bersiap menghadapi kemungkinan pembalasan dari Iran dan Hizbullah.
Hamas Berduka
Baca juga: 5 Negara yang Dicap Musuh oleh Israel, NSC Larang Rakyat Bepergian ke 40 Tempat
Tak lama berselang setelah meninggalnya Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, kini mencuat kabar komandan perang militan Palestina itu terbunuh.
Seorang komandan perang Hamas dari Brigade Qassam tewas bersama empat orang lainnya yang saat ini identitasnya belum diketahui.
Sumber medis mengatakan kepada Al Jazeera, Haitham Balidi yakni seorang pemimpin sayap militer Hamas di Nablus yang dikabarkan tewas oleh serangan udara pesawat nirawak di Tulkarem, Tepi Barat.
Sementara setelah serangan tersebut, anggota keluarga korban serangan Israel berdatangan ke rumah sakit di Tulkarem untuk mengidentifikasi jasad yang dievakuasi.