2 Sosok yang Bantu Israel Bunuh Haniyeh Ternyata Anggota IRGC, Langsung Dievakuasi Mossad dari Iran
Sosok yang membantu Israel membunuh Ismail Haniyeh merupakan anggota IRGC. Mereka mendapat tawaran uang enam digit dan dievakuasi ke Eropa.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Garudea Prabawati
"Kami telah terlibat dalam diplomasi yang intens dengan sekutu dan mitra, mengomunikasikan pesan itu langsung ke Iran."
"Kami (juga) menyampaikan pesan itu secara langsung ke Israel," ujar Blinken dalam konferensi pers bersama Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin; Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong; dan Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles; di Annapolis, Maryland.
Blinken juga menegaskan kembali komitmen "kuat" AS terhadap keamanan Israel.
Ia juga memastikan AS akan terus membela Israel dan militernya dari serangan apapun.
Meski demikian, Blinken menekankan negara-negara di Timur Tengah dianggap harus paham, serangan lanjutan hanya akan memperburuk situasi.
Baca juga: Iran Sebut Persiapan Israel Hadapi Teheran Sia-sia: Serangan Kami akan Cepat dan Berat
"Namun, setiap orang di kawasan ini (Timur Tengah) harus memahami bahwa serangan lanjutan hanya akan memperparah konflik," ucap dia.
"Serangan lanjutan bisa menimbulkan dampak berbahaya yang tidak dapat diprediksi dan dikendalikan sepenuhnya oleh siapapun," tegasnya.
Diplomat tinggi AS mendesak semua pihak untuk membuat keputusan guna meredakan ketegangan, mengingat "momen menentukan yang sedang kita hadapi dalam negosiasi gencatan senjata di Gaza."
Dalam serangkaian panggilan telepon dengan mitranya di kawasan Timur Tengah, Blinken juga berbicara dengan Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, pada Selasa, mengenai upaya untuk "meredakan ketegangan regional" dan perlunya mencapai gencatan senjata Gaza "segera".
"Ia menekankan pentingnya semua pihak mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ketegangan dan menghindari eskalasi lebih lanjut."
"Menteri Blinken menggarisbawahi dukungan AS yang tak tergoyahkan kepada Yordania dan berterima kasih kepada Kerajaan tersebut atas kepemimpinannya dalam menyediakan bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan nyawa bagi warga sipil Palestina dan dalam mempromosikan perdamaian dan keamanan regional," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri, Matthew Miller, dalam sebuah pernyataan.
Sebagai informasi, ketegangan di Timur Tengah meningkat setelah Haniyeh tewas di Teheran, sehari setelah pelantikan Presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.
Tewasnya Haniyeh itu menuai reaksi keras dari Iran, terutama Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.
Di hari tewasnya Haniyeh, Khamenei menjanjikan "hukuman keras" bagi Israel sebagai balasan.