Peraih Nobel Muhammad Yunus Dipilih jadi PM Interim Bangladesh, Gantikan Sheikh Hasina
Peraih Nobel Muhammad Yunus resmi dipilih menjadi Perdana Menteri Interim (sementara) Bangladesh, menggantikan Sheikh Hasina.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Peraih Nobel Muhammad Yunus resmi dipilih menjadi Perdana Menteri Interim (sementara) Bangladesh.
Muhammad Yunus ditunjuk langsung oleh Presiden dan kepala keamanan Bangladesh untuk menjadi pemimpin sementara Bangladesh setelah Sheikh Hasina mengundurkan diri.
Keputusan ini diumumkan oleh sekretaris pers Presiden Mohammed Shahabuddin, Joynal Abedin pada Rabu (7/8/2024), pagi.
Ia mengatakan selain Yunus, anggota pemerintahan lainnya akan segera diputuskan setelah berdiskusi dengan partai politik dan pemangku kepentingan lainnya, dikutip dari Al Jazeera.
Abedin mengatakan bahwa keputusan untuk memilih Yunus menjadi PM sementara membutuhkan waktu lama.
Keputusan ini diambil setelah beberapa jam rapat yang dihadiri oleh para pemimpin protes mahasiswa, kepala tiga divisi militer negara itu, dan anggota masyarakat sipil, serta beberapa pemimpin bisnis digelar.
Presiden Bangladesh mengatakan keputusan ini diambil untuk memenuhi tuntutan para pemimpin mahasiswa pada Selasa (6/8/2024).
Sebelumnya, para pemimpin protes mahasiswa yang menggulingkan Sheikh Hasina telah mencalonkan Yunus sebagai pilihan mereka untuk pemimpin transisi, dikutip dari The Washington Post.
Menurut mahasiswa yang berdemo, Yunus telah setuju dengan keputusan tersebut dan akan segera kembali ke Bangladesh.
"Para mahasiswa sebelumnya telah mengusulkan Yunus dan mengatakan bahwa pelopor keuangan mikro berusia 83 tahun itu telah menyetujuinya. Ia diperkirakan akan segera kembali ke negara itu dari Paris," laporan media lokal.
Dengan terpilihnya Muhammad Yunus sebagai PM sementara Bangladesh membuat mahasiswa dan masyarakat senang.
Mereka semua meninggalkan rumah dinas presiden dengan perasaan puas.
Baca juga: PM Bangladesh Terguling, India Kehilangan Sekutu Penting, Negara Asia Selatan Berpaling ke Tiongkok
Siapakah Muhammad Yunus?
Muhammad Yunus merupakan seorang ekonom dan bankir porfesional.
Ia mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2006.
Hadiah Nobel ini ia dapatkan karena memelopori penggunaan kredit mikro untuk membantu orang-orang miskin, khususnya perempuan.
Yunus dan Bank Grameen miliknya menarik perhatian Komite Hadiah Nobel Perdamaian, hingga mereka memujinya.
"Ini upaya mereka untuk menciptakan pembangunan ekonomi dan sosial dari bawah," kata Komite Hadian Nobel Perdamaian.
Yunus telah mendirikan Grameen Bank pada tahun 1983.
Tujuan Yunus mendirikan Grameen Bank adalah untuk membantu pengusaha dengan menyediakan pinjaman kecil.
Kritikus Hasina
Awal mendengar kabar Hasina mengundurkan diri, Yunus menganggap ini hari yang sangat baik.
"Pengunduran Hasina sebagai hari pembebasan kedua Bangladesh," kata Yunus.
Sebelumnya, Hasina pernah menuduhnya 'menghisap darah orang miskin' atas bank yang dimiliki.
Di bawah masa jabatan Hasina, Yunus menghadapi lebih dari 100 tuntutan hukum.
Mulai dari pencucian uang hingga pelanggaran hukum ketenagakerjaan.
Namun tuduhan tersebut selalu dibantah oleh Yunus.
Yunus mengklaim tuduhan tersebut adalah palsu dan minta segera dihentikan.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Muhammad Yunus, Bangladesh dan Sheikh Hasina