Amerika Serikat Menggunakan Siprus, Yordania, dan Yunani sebagai Pertahanan bagi Israel

TRIBUNNEWS.COM- Amerika Serikat menggunakan Siprus, Yordania, dan Yunani sebagai 'platform pertahanan' bagi Israel sebuah Laporan mengungkapkan.

Tel Aviv mengantisipasi pembalasan keras dari Iran dan Hizbullah atas pembunuhan yang dilakukannya baru-baru ini di Teheran dan Beirut.

Washington telah melibatkan negara kepulauan Siprus dalam upayanya untuk melindungi Israel dari potensi pembalasan oleh Iran dan Hizbullah atas serangan Israel baru-baru ini di Teheran dan Beirut, harian Lebanon Al-Akhbar melaporkan pada 9 Agustus.

Delegasi militer AS mengunjungi Siprus minggu ini dan mengadakan pertemuan mendesak dengan pejabat pertahanan dan intelijen Siprus.

“Delegasi tersebut didampingi oleh pasukan logistik, militer, dan keamanan yang membawa serta sejumlah besar peralatan, senjata, dan sistem pertahanan udara modern, selain helikopter,” tulis Al-Akhbar .

Pejabat Siprus mengatakan mereka belum pernah melihat senjata dalam jumlah seperti itu sebelumnya, lanjut laporan itu.

Menurut laporan tersebut, AS memberi tahu Siprus bahwa peralatan ini “berkaitan dengan ketegangan di kawasan” dan bahwa pulau itu akan berfungsi sebagai “salah satu platform intersepsi terhadap serangan yang diharapkan dari Iran, Yaman, dan Hizbullah.”

Ia menambahkan bahwa Inggris telah memperkuat pangkalannya di Siprus, dan telah mengirim para ahli dan peralatan pertahanan udara ke negara tersebut.

Inggris memiliki dua pangkalan militer besar di Siprus, yang merupakan wilayah kedaulatan Inggris dan mencakup 2,5 persen dari luas pulau tersebut.

Jerman juga dilaporkan telah menyatakan niatnya untuk mengerahkan pasukan angkatan laut ke Siprus dan membantu evakuasi jika terjadi perang skala besar.

"Yang semakin membingungkan otoritas Siprus adalah permintaan AS untuk latihan militer gabungan dengan pasukan Amerika di daratan dan lautan pulau tersebut... latihan tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan memerlukan program yang dipersiapkan setidaknya setahun sebelumnya, bukan 48 jam sebelumnya," kata Al-Akhbar .

“Pejabat Siprus sangat ingin berkomunikasi dengan … poros perlawanan, khususnya Hizbullah, untuk menyampaikan pesan bahwa apa yang terjadi 'terjadi di luar keinginan mereka, dan bahwa mereka tidak ingin melibatkan negara mereka dalam perang apa pun.' Mereka mengungkapkan kekhawatiran bahwa pulau itu dapat menjadi arena konfrontasi dengan Iran, Hizbullah, dan bahkan Ansarallah.”

Tentara Yaman dan gerakan perlawanan Ansarallah juga sedang mempersiapkan tanggapan terhadap serangan Israel di pelabuhan Hodeidah bulan lalu.

Laporan Al-Akhbar menyatakan bahwa pesan-pesan ini tidak mungkin mengubah apa pun jika terjadi perang berskala besar, mengingat otoritas Siprus juga berkoordinasi langsung dengan Tel Aviv.

"Membuka bandara dan pangkalan Siprus bagi musuh Israel untuk menargetkan Lebanon berarti pemerintah Siprus adalah bagian dari perang, dan perlawanan akan menganggapnya sebagai bagian dari perang," kata pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dalam pidatonya pada bulan Juni, memperingatkan Siprus agar tidak mengambil bagian dalam perang Israel yang diperluas di Lebanon.

Siprus dan Israel telah meningkatkan kerja sama militer dalam beberapa tahun terakhir sebagai bagian dari deklarasi bersama yang ditandatangani pada tahun 2017 dan juga telah melaksanakan beberapa latihan militer dan angkatan laut gabungan. Pada tahun 2022, kedua negara melaksanakan latihan militer gabungan di wilayah negara kepulauan tersebut. Siprus membantah pernyataan Tel Aviv saat itu bahwa latihan tersebut dimaksudkan untuk mensimulasikan perang di Lebanon .

Surat kabar berbahasa Ibrani Israel Hayom melaporkan pada tanggal 11 Maret tahun ini bahwa Israel berupaya membangun pelabuhan di kota Larnaca, Siprus, jika pelabuhan Haifa ditutup karena perang dengan Hizbullah.

Menurut laporan Al-Akhbar , Yunani dan Yordania juga terlibat mendalam dalam rencana pertahanan Washington untuk Israel.

Pada bulan April, Yordania memainkan peran penting dalam mencegat rudal dan pesawat tak berawak Iran yang menargetkan Israel sebagai respons atas penghancuran konsulat Iran di Damaskus dan pembunuhan beberapa pejabatnya bulan itu.

Israel membunuh kepala Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada 31 Juli, saat ia mengunjungi Iran sebagai tamu diplomatik sekaligus menghadiri pelantikan presiden baru negara tersebut. Sehari sebelumnya, Israel membunuh seorang komandan tinggi Hizbullah di ibu kota Lebanon, dengan menargetkannya di sebuah bangunan tempat tinggal sambil membunuh beberapa warga sipil, termasuk anak-anak.

Hizbullah dan Iran sama-sama bersumpah akan melakukan pembalasan keras terhadap serangan ilegal tersebut.

SUMBER: THE CRADLE