Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun
Deutsche Welle

Paris 2024: Dua Emas, Kado Indah Setelah 32 Tahun

Terimakasih Veddriq. Hatur nuhun Rizki. Mereka berdua mempersembahkan kado terindah; dua medali emas Olimpiade. Inilah catatan Hardimen…

zoom-in Paris 2024: Dua Emas, Kado Indah Setelah 32 Tahun
Deutsche Welle
Paris 2024: Dua Emas, Kado Indah Setelah 32 Tahun 

Indah? Ya, indah. Sangat indah. Veddriq dan Rizki tak sekadar menambang emas, tapi juga dengan penjelasan: tiada Olimpiade tanpa medali emas buat Indonesia.

Bikin haru-bangga memang justru ketika bulutangkis, yang secara tradisi selalu menyumbang emas sejak Barcelona 1992, kali ini paceklik emas di Paris 2024.

Baik. Saya memulai Veddriq Leonardo, nama lengkap pria 27 tahun jebolan Universitas Tanjungpura Pontianak itu.

Hari Kamis (08/8), Veddriq mengguncang Le Bourget, distrik di sisi Timur kota Paris yang jadi venue Panjat Tebing.

Dia bertarung 'dingin', tenang, fokus dan cepat di nomor Speed Climbing. Melesat, bak seorang sprinter di lintasan lari.

Papan panjat setinggi 15 meter dengan 20 hands-hold dan 11 foot-hold-- biasa disebut point, dirayapnya dengan kecepatan mencengangkan. Bagai Spider-Man, Veddriq merayap penuh power, cepat sekali, dan indah, sebelum tangan kanannya menyentuh papan finish.

Tahukah Anda kalau semuanya dicatat Veddriq dengan waktu di bawah 5 detik! Itu dari fase awal, eliminasi hingga fase gugur.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

BERITA TERKAIT

Yang bikin kagum: Veddriq selalu memperbaiki catatan waktunya. Urusannya cuma peratus detik. Tapi itu adalah penjelasan: dia fokus. Dia total. Dia habis-habisan.

Di perempat final Veddriq meredam Bassa Mawem (Prancis) dengan waktu 4.88 detik. Bassa hanya 5.26 detik.

Di semifinal jumpa Reza Alipour (Iran) yang mencatat waktu 4.88 detik. Tapi, catatan Veddriq lebih hebat, 4.78 detik, waktu yang membawa ke Big Final.

Lawan Veddriq di final adalah speed climber Cina, Wu Peng yang meredam Sam Watson, pemegang rekor dunia dari AS.

Ribuan penonton di Le Bourget, Paris menanti duel final ini. Ada juga diantaranya Yenny Wahid, Ketua Federasi Panjat Tebing Indonesia, Ketua NOC Indonesia Raja Sapta dan Chef de Mission Anindya Bakrie.

Dan ini adalah penyemangat buat Veddriq. Dia penuh percaya diri, tersenyum menuju papan panjat, menjaga fokus, total dan, yap, final ini dimenangi Veddriq: 4.75 detik versus 4.77 detik. Hanya berbeda 0,02 detik. Wow.

Aksi berikut, yang juga wow, adalah persembahan emas via lifter angkat besi Rizki Juniansyah di kelas 73 kg. Itu hanya berselang beberapa jam dari Veddriq.

Halaman
12
Sumber: Deutsche Welle
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas