Eks Pejabat Mossad Sebut Israel Salah Prediksi: Yahya Sinwar Bukan Pemimpin yang Lemah
Seorang mantan pejabat Mossad, Rami Igra mengatakan semua perkiraan Israel terkait kepala biro politik Hamas Yahya Sinwar tidak tepat.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Endra Kurniawan
Pada tahun 2011, Sinwar dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran Hamas.
Setelah resmi bebas, Sinwar naik pangkat di Hamas.
Sinwar kemudian menjabat sebagai biro politik Hamas pada tahun 2012.
Ia mengemban tugas sebagai seseorang yang berkoordinasi dengan Al-Qassam.
Pada tahun 2017, Sinwar menjadi kepala Hamas di Gaza, menggantikan Haniyeh, yang terpilih sebagai ketua biro politik kelompok tersebut.
Pada tahun 2021, Sinwar berjanji pihaknya tidak akan mengibarkan bendera putih untuk Israel.
"Selama kurun waktu yang lama, kami mencoba perlawanan damai dan populer. Kami berharap dunia, orang-orang bebas, dan organisasi internasional akan mendukung rakyat kami dan menghentikan pendudukan melakukan kejahatan dan pembantaian terhadap rakyat kami. Sayangnya, dunia hanya berdiri dan menonton," katanya.
Sementara itu, Israel menuduh Sinwar menjadi dalang di balik serangan 7 Oktober di Israel.
Pemimpin Palestina yang bermarkas di Gaza itu dianggap menjadi musuh publik nomor satu di Israel.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Mossad dan Yahya Sinwar