Abu Ubaida: Tahanan Israel Ditembak Mati, Pakar Militer: Peringatan, Qassam Mulai Eksekusi Sandera
Pakar militer mengindikasikan Al Qassam mengirimkan pesan peringatan ke Israel kalau mereka mulai mengeksekusi sandera Israel sebagai pembalasan
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Abu Ubaida Ungkap Tahanan Israel Ditembak Mati, Pakar Militer: Peringatan, Qassam Mulai Eksekusi Sandera
TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Ubaida, dalam sebuah cuitan di akun Telegram sayap militer gerakan pembebasan Palestina Hamas itu, menyatakan kalau pihaknya menembak mati seorang tahanan Israel yang ditahan di Jalur Gaza.
“Dalam dua insiden terpisah, dua orang yang direkrut (petempur Al Qassam) yang ditugaskan untuk menjaga tahanan musuh menembak seorang tahanan Zionis dan membunuhnya seketika, selain itu juga melukai dua wanita tahanan secara serius. Dan upaya sedang dilakukan untuk menyelamatkan nyawa mereka,” tulis pernyataan Abu Ubaida, dilansir Khaberni, Selasa (13/8/2024).
Baca juga: Ranpur Israel Dihantam Roket Yassin-105 di Zlata, Ranjau Darat Qassam Robohkan Pasukan Infanteri IDF
Pernyataan itu menambahkan, “Pemerintah musuh (Israel) memikul tanggung jawab penuh atas pembantaian ini dan reaksi yang diakibatkannya yang mempengaruhi kehidupan para tahanan Zionis. Sebuah komite telah dibentuk untuk mengetahui rinciannya dan hal itu akan diumumkan kemudian.”
Juru bicara militer Israel (IDF) mengatakan bahwa mereka tidak memiliki informasi intelijen untuk mendukung apa yang dinyatakan dalam pernyataan Abu Ubaida tentang pembunuhan seorang tahanan Israel dan melukai sandera lain.
Juru bicara IDF tersebut mengindikasikan bahwa tentara sedang memeriksa apa yang dipublikasikan Hamas.
Peringatan Bagi Israel, Qassam Mulai Eksekusi Sandera
Pakar militer dan ahli strategi dari Yordania, Mayor Jenderal Fayez Al-Duwairi, memberikan telaahnya mengenai apa yang diumumkan Abu Ubaida tersebut.
Al-Duwairi mengatakan kalau pernyataan Abu Ubaida itu adalah pesan peringatan kepada Israel tentang dimulainya eksekusi tahanan dan sandera Israel yang berada di tangan Hamas di Jalur Gaza.
Dalam analisisnya mengenai situasi militer di Gaza, Al-Duwairi menjelaskan kalau pesan Abu Ubaida itu dapat diartikan bahwa “Kami mungkin kehilangan kendali atas rekrutmen yang ditugaskan untuk menjaga sisa tahanan Israel di Gaza,”.
"Hal itu lantaran meningkatnya jumlah kejahatan dan pembantaian oleh tentara Israel serta kegigihannya melakukan genosida dalam beberapa minggu terakhir," kata Al-Duwairi.
Selain itu, tambah Al-Duwairi, pimpinan Brigade Al-Qassam tampak mulai tak kuasa mengendalikan tindakan individu dari petempur rekrutan yang ditugaskan untuk menjaga pada sandera dan tahanan Israel.
“Dan pendudukan harus melihat akibat dari kejahatannya dan bagaimana hal ini tercermin pada para tahanannya,” menurut Al-Duwairi.
Jenazah Pembantaian Sekolah Al-Tabaeen Jadi Serpihan Kecil
Mengenai pernyataan Abu Ubaida, pakar militer tersebut mengatakan bahwa hal tersebut diucapkan secara akurat dan dengan kosa kata yang ekspresif.
Menurut Al-Duwairi, Abu Ubaida menegaskan kalau apa yang terjadi bukanlah instruksi dari pimpinan Al-Qassam, melainkan perilaku individu dari dua orang petempur rekrutan yang mencapai titik didih akibat pembantaian yang terus menerus dilakukan tentara pendudukan Israel di gaza.
Dia menekankan bahwa Abu Ubaida mencatat langkah sebelumnya yang tidak akan membiarkan Israel kemudian melontarkan tuduhan palsu.
Al-Duwairi berpendapat bahwa kedua insiden tersebut terjadi sebagai reaksi setelah pembantaian Israel dengan darah dingin di Sekolah Al-Tabaeen di lingkungan Al-Daraj, sebelah timur Kota Gaza, di mana bom Israel menewaskan lebih dari 100 warga Gaza saat salat subuh.
Dia menggambarkan pembantaian Tabaeen sebagai kejahatan yang mengerikan menurut semua standar .
Pembantaian ini disebutkan menggunakan bom dahsyat karena tubuh korban berubah menjadi potongan-potongan kecil dan bagian tubuh yang berserakan akibat pemboman Israel.
Dia menambahkan, “Kriminalitas pendudukan menyebabkan tekanan yang parah di antara para penjaga dan menyebabkan mereka kehilangan kemauan untuk melakukan insiden ini.”
Konsekuensi Eksekusi Sandera
Mengenai konsekuensi yang ditimbulkan dari hal ini, Al-Duwairi meyakini kalau pihak pendudukan Israel harus mengambil tindakanseiring dengan meningkatnya tingkat ketegangan di pihak Al Qassam yang 'gatal' mengeksekusi sisa sandera Israel di tangan mereka.
Israel, kata dia, sebaiknya mendorong tercapainya kesepakatan yang mengarah pada kesepakatan pertukaran tahanan.
Namun Al-Duwairi meyakini reaksi Israel adalah melakukan lebih banyak pembantaian, karena secara historis dan selama 75 tahun terakhir, Israel merespons tindakan apa pun dengan tindakan 'ganda'.
Ganda yang dimaksud adalah Israel akan melakukan kerusakan dua kali lipat dari kerugian yang mereka alami.
Al-Duwairi menekankan kalau tahanan dihormati dalam budaya Islam, yang terlihat jelas dalam video serah terima tahanan pada akhir November lalu.
Hal itu mencerminkan sifat penanganannya, terutama terhadap tahanan perempuan, yang menekankan dimensi moral perlawanan Palestina.
Di sisi lain, tahanan Palestina terus berjatuhan sebagai martir di dalam penjara Israel, ditambah dengan praktik asusila yang dilakukan tentara pendudukan, yang terbaru adalah pemerkosaan terhadap seorang tahanan.
(oln/khbrn/*)