Update Peretasan Tim Kampanye Donald Trump, 3 Outlet Media AS Dikirimi Bocoran Dokumen oleh Hacker
Tiga outlet berita di AS tersebut mengklaim telah mendapatkan bocoran materi rahasia dari hacker yang telah meretas data Tim kampanye Donald Trump
Penulis: Bobby W
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Klaim tim kampanye Donald Trump yang mengaku dokumen internalnya telah diretas pada Sabtu (10/8/2024) lalu terbukti benar adanya.
Hal ini terjadi setelah tersebarnya dokumen rahasia tersebut ke tiga outlet berita di Amerika Serikat yakni Politico, The New York Times, dan The Washington Post.
Pada Selasa (13/8/2024) tiga outlet berita di AS tersebut mengklaim telah mendapatkan bocoran materi rahasia dari hacker yang meretas data Tim kampanye Donald Trump tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, ketiga outlet tersebut menolak untuk mengungkapkan lebih jaus rincian tentang dokumen dan data apa saja yang mereka terima dari sang hacker.
Keputusan yang diambil oleh tiga outlet berita tersebut dapat dimaklumi mengingat kontroversi serupa terjadi dalam kampanye Pilpres AS di tahun 2016.
Kala itu, manajer kampanye Hillary Clinton, John Podesta menjadi korban peretasan data dan dokumen rahasia yang diduga dilakukan oleh Rusia.
Data dan dokumen tersebut kemudian dipublikasikan oleh Wikileaks yang kemudian menjadi sorotan masyarakat dan menuai kontroversi terkait hubungan Rusia dengan salah satu capres.
Meski enggan mengungkapkan lebih jauh tentang isi dokumen yang bocor tersebut, ketiga outlet berita itu mau membagikan sedikit gambaran umum dari data yang mereka dapatkan dari hacker tersebut.
Politico mengaku pihaknya mendapatkan data bocoran tersebut dari sebuah email pada 22 Juli dari seseorang yang mengidentifikasi dirinya sebagai “Robert.”
Adapun bocoran tersebut berjumlah 271 halaman yang mencakup dokumen kampanye berkaitan dengan JD Vance dan sosok Senator Marco Rubio, yang juga sempat dipertimbangkan sebagai calon wakil presiden Donald Trump.
Baca juga: FBI Selidiki Klaim Peretasan Iran oleh Tim Kampanye Trump
Washington Post membenarkan klaim Politico tersebut secara forensik digital.
Kedua belah pihak secara independen juga dapat mengonfirmasi bahwa dokumen tersebut autentik berasal dari tim Kampanye Donald Trump.
Tim Kampanye Trump Tuding Iran sebagai Peretas Data Mereka
Juru bicara kampanye Donald Trump, Steven Cheung turut buka suara terkait kejadian peretasan yang menimpa timnya.
Pada Minggu (11/8/2024) Steven Cheung menuding bahwa peretasan tersebut berasal dari “sumber asing yang bermusuhan dengan Amerika Serikat.”
Ketika ditanya lebih jauh terkait siapa aktor dibalik peretasan tersebut, Cheung menduga kemungkinan besar pelaku yang terlibat dalam pencurian dan pendistribusian dokumen sensitif mereka berasal dari kubu Iran.
Tim Kampanye Trump tidak memberikan bukti khusus tentang keterlibatan Iran, tetapi klaim tersebut didasari atas pernyataan Microsoft sehari sebelumnya terkait dugaan campur tangan negara asing dalam kampanye AS pada tahun 2024.
Laporan dari Micrsosoft tersebut menyebutkan sebuah kasus di mana unit intelijen militer Iran pada bulan Juni mengirim email spear-phishing kepada seorang pejabat tinggi dari akun email yang telah dikompromikan milik mantan penasihat senior AS.
Menanggapi tudingan dari tim Kampanye Donald Trump kepada Iran tersebut, Juru bicara Dewan Keamanan Nasional, pun buka suara.
Dikutip Tribunnews dari Associated Press, pernyataan dari Tim Kampanye Donald Trump tersebut dinilai terlalu mengada-ngada.
Pihak Dewan Keamanan Nasional menilai laporan tentang campur tangan asing yang disampaikan baik oleh Microsoft ataupun Tim Kampanye Trump adalah hal yang tidak pantas diutarakan ke publik seenaknya.
Mereka menilai isu campur tangan asing dalam pemilu adalah hal yang “sangat serius” sehingga mereka menyerahkan masalah ini kepada Departemen Kehakiman.
Di lain pihak, Perwakilan Iran di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga ikut buka suara terkait tudingan dari Tim kampanye Trump tersebut.
“Kami tidak menganggap laporan semacam itu memiliki kredibilitas,” sindir pihak Iran kepada tim kampanye Donald Trump.
Iran juga menegaskan pemerintahannya sama sekali tak pernah terlibat dalam tudingan mencampuri urusan politik di Amerika Serikat.
“Pemerintah Iran tidak memiliki niat atau motif untuk campur tangan dalam pemilihan presiden Amerika Serikat.” pungkas pernyataan yang mereka sampaikan kepada Associated Press.
(Tribunnews.com/Bobby)