Media Iran: Israel dan AS Gunakan Diplomasi 'Kucing Mati'
Tehran Times, menyebut Israel dan sekutunya Amerika Serikat (AS) menggunakan taktik tersebut dalam menyelesaikan persoalan di Timur Tengah.
Editor: Hasanudin Aco
Setelah pembunuhan Haniyeh pada tanggal 31 Juli, Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei berjanji untuk membalas kematiannya, menyebutnya sebagai "tamu terhormat" bagi Iran.
Beberapa pejabat Iran telah menegaskan kembali janji itu dalam beberapa hari terakhir.
Dalam pernyataan mereka, para politisi Amerika dan Eropa juga menyatakan dukungan terhadap upaya untuk "mencapai gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera di Gaza".
Namun, pernyataan mereka tidak menyebutkan laporan dan tuduhan luas yang menuduh Israel, khususnya Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menghalangi upaya perdamaian di Gaza.
Sehari sebelumnya, Jerman, Prancis, dan Inggris mengeluarkan pernyataan serupa, yang menegaskan bahwa Iran akan bertanggung jawab jika "kesempatan" terbaru untuk gencatan senjata di Gaza tidak berhasil.
E3 menyimpulkan bahwa setiap serangan potensial Iran terhadap Israel pada akhirnya dapat menggagalkan negosiasi yang sedang berlangsung antara Hamas dan rezim Israel, setelah lebih dari 10 bulan serangan gencar dan penghancuran rezim di Gaza, dan pembunuhan seorang negosiator utama di sisi lain meja perundingan.
"Pernyataan-pernyataan ini bukanlah hal baru. Barat telah menjadi fasilitator utama kejahatan Israel terhadap Palestina dan memberikan dukungan yang tak tergoyahkan kepada rezim tersebut di semua lini," kata Mohsen Pakayeen, mantan diplomat Iran yang menghabiskan beberapa tahun sebagai duta besar untuk Azerbaijan, Uzbekistan, Thailand, dan Zambia kepada Tehran Times.
“Barat tahu Iran dan Hizbullah akan menanggapi pembunuhan para pemimpin perlawanan di Beirut dan Teheran. Washington dan sekutu Barat lainnya membiarkan Israel melanjutkan rencananya yang berbahaya, dan sekarang berusaha melindunginya dari konsekuensi tindakannya. Mereka pada dasarnya meminta Iran untuk menahan diri dari menanggapi agresi atau berisiko dikenal sebagai penghambat perdamaian di Gaza, sementara mereka tahu betul bahwa Israel adalah pihak yang menghalangi pembentukan gencatan senjata,” mantan diplomat itu menjelaskan.
Namun, Pakayeen menambahkan bahwa upaya terbaru Barat untuk melindungi keamanan dan reputasi Israel kemungkinan besar tidak akan berhasil.
“Iran akan terus melanjutkan rencana pembalasannya terlepas dari apa yang dikatakan Barat. Lebih jauh lagi, opini publik tidak lagi mudah terpengaruh seperti dulu, terutama setelah semua yang telah dilakukan rezim tersebut dalam sepuluh bulan terakhir.”
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.