Tanpa Disadari, Pasukan Rusia Diintai 30-an Makhluk Mirip Anjing di Medan Perang Donbass
Benda yang bentuknya mirip anjing tersebut dinamakan model BAD.2. Dibuat oleh perusahaan pengembang asal Inggris, Brit Alliance.
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Perang baterai di Ukraina terus memanfaatkan teknologi yang terus meningkat.
Setelah penggunaan drone yang kini semakin dibutuhkan baik untuk menyerang atau memata-matai oleh kedua belah pihak, kini ada satu jenis 'makhluk' baru yang digunakan oleh Ukraina.
Benda tersebut adalah anjing robot. Barang baru ini memang baru digunakan oleh pasukan Volodymyr Zelensky dalam peperangan di garis depan peperangan di timur Ukraina atau Donbass.
Baca juga: Rusia Disebut Demiliterisasi Pasukan di Kaliningrad, Gara-gara Invasi Ukraina ke Kursk
Benda yang bentuknya mirip anjing tersebut dinamakan model BAD.2. Dibuat oleh perusahaan pengembang asal Inggris, Brit Alliance.
Bos Brit Alliance, Kyle Thorburn mengatakan, BAD.2 dibuat untuk memata-matai musuh.
Sejatinya anjing robot ini adalah drone darat yang dilengkai dengan empat kaki untuk melangkah ke arah sasaran.
Benda ini berfungsi mengintai lingkungan sekitar, mendeteksi jebakan, dan melacak pergerakan orang Rusia.
"Mereka bergerak tanpa suara dengan kecepatan hingga 15 km/jam dalam radius 3,5 km selama maksimal lima jam," kata Thorburn kepada tabloid Jerman Bild dikuti dari Strana.
Kelebihan dari 'anjing' ini adalah dilengkapi kamuflase antipanas Jerman, yang membuatnya hampir tidak mungkin dideteksi.
Pasukan pertama yang menguji alat ini adalah pasukan dari brigade ke-28 Ukraina. Thorburn mengatakan, saat ini Ukraina telah mengoperasikan lebih dari 30 unit anjing robot di Donbass, dan pasukan Vladimir Putin belum menyadarinya.
Thorburn mengatakan pengoperasian anjing robot ini karena adanya kekhawatiran makin banyaknya korban di pihak Kiev akibat superiornya serangan drone pasukan Vladimir Putin.
Baca juga: Rusia Kirim Ratusan Kambing ke Korea Utara
Ia sempat membahas dengan sejumlah pihak untuk melakukan pengintaian yang lebih aman di wilayah berisiko tinggi.
"Hasilnya sangat mencengangkan. Anjing robot kami melakukan tugas pengintaian di garis depan, mengurangi risiko bagi prajurit manusia. Ini tidak hanya meningkatkan efektivitas perang, tetapi juga memperkuat moral tentara," kata Thorburn.
Menurutnya anjing robot yang bisa dibilang sebagai drone darat ini mampu melewati tempat yang tidak bisa dilakukan oleh pesawat nirawak udara. Misalnya, di dalam gedung atau parit Rusia.