Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pusat Bisnis Tel Aviv Kini Sepi, Ekonom Zionis: Perang Gaza Rugikan Ekonomi Israel Rp 1.056 Triliun

Jacob Frenkel, mantan gubernur Bank Sentral Israel, mengatakan defisit anggaran negara mencapai 8,1 persen Juli lalu.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Pusat Bisnis Tel Aviv Kini Sepi, Ekonom Zionis: Perang Gaza Rugikan Ekonomi Israel Rp 1.056 Triliun
khaberni
Tangkap layar video situasi di Bandara Ben Gurion, Tel Aviv, wilayah pendudukan Israel tampak sepi penumpang. Sebagian besar maskapai internasional membatalkan penerbangan dari dan ke Israel karena misteriusnya waktu pembalasan Iran. 

Penyebabnya, penduduk dan pemilik bisnis bergulat dengan ketakutan dan ketidakpastian karena ancaman pembalasan serangan dari militer Iran.

Tel Aviv-Yafo, yang dikenal di seluruh dunia sebagai pusat bisnis, perdagangan, dan hiburan Israel yang ramai, biasanya merupakan kota yang penuh kehidupan.

Dikutip dari Jerusalem Post, Jumat (16/8/2024), jalanan biasanya dipenuhi pembeli, pantai-pantainya dipenuhi orang-orang yang berjemur, dan malam hari dipenuhi dengan pesta dan acara.

Turis berbondong-bondong ke pasar, kafe, dan tempat-tempat budaya yang menjadikan kota ini tujuan utama para pelancong.

Namun akhir-akhir ini, gambaran yang berbeda muncul.

Jalanan tampak sepi, toko-toko tutup lebih awal dan suasana sunyi menggantikan hiruk pikuk yang biasa.

Ketakutan merayapi atmosfer dan ketegangan mencemaskan menyelimuti kota.

Berita Rekomendasi

Bagi warga dan pemilik bisnis, perubahan ini nyata adanya.

Yana Levitan, pemilik Alternative Souvenir, sebuah toko di kota tua Yafo, berbagi perasaannya dengan The Media Line.

“Saya merasakan dari jalan bahwa orang-orang khawatir berada di sini , berada di Israel. Orang-orang Israel khawatir berada di kota tua Yafo khususnya. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi, tetapi kami akan tetap di sini meskipun ada banyak hal,” katanya.

Ancaman pembalasan dari Iran semakin memperdalam krisis.

Dampaknya ke Perekonomian Israel

Sadi, seorang sopir taksi Arab Israel, menggambarkan situasi tersebut kepada The Media Line.

“Orang-orang tidak ingin datang ke Timur Tengah saat ini. Mereka tidak merasa aman. Saya belum pernah melihat sesuatu yang seburuk ini sebelumnya. Kami hampir tidak bisa bertahan hidup.”

Namun meskipun ada ketakutan dan ketidakpastian, semangat ketahanan tetap kuat.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas