Pusat Bisnis Tel Aviv Kini Sepi, Ekonom Zionis: Perang Gaza Rugikan Ekonomi Israel Rp 1.056 Triliun
Jacob Frenkel, mantan gubernur Bank Sentral Israel, mengatakan defisit anggaran negara mencapai 8,1 persen Juli lalu.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Oshra Lerer-Shaib dari Ashdod, sebuah kota di pesisir Israel, 35 kilometer di utara Gaza, mengatakan keluarganya telah bersiap sejak serangan Hamas tahun lalu.
"Sejak 7 Oktober, ruang aman kami telah dilengkapi dengan cadangan makanan dan air untuk berjaga-jaga jika kami harus berlindung selama tiga atau empat hari," tuturnya.
Menurut Lerer-Shaib, yang lebih mengkhawatirkan bukan prospek serangan Iran, tetapi kekecewaan terhadap pemerintahan sendiri.
"Saya pernah merasa bahwa hanya jika saya diculik, negara akan melakukan segalanya untuk memulangkan saya kembali," katanya dikutip dari DW.
Selain menyiapkan generator dan makanan serta air untuk berjaga-jaga jika terjadi serangan, Rozner mengatakan keluarganya juga bersiap menghadapi kemungkinan harus meninggalkan rumah mereka di Dataran Tinggi Golan dalam waktu singkat.
Namun persiapan seperti itu tidak terbatas pada situasi saat ini.
"Jika saya harus membuat persiapan khusus setiap kali ada ancaman nyata, saya pasti bangkrut," kata Rozner dengan nada sarkastis.
Ancaman Iran Tak Berhenti
Ayatollah Seyyed Ali Khamenei, Pemimpin Revolusi Islam, beserta pejabat tinggi Iran sebelumnya telah menegaskan akan mengirim tindakan balasan ke Israel atas pembunuhan Kepala Politbiro Hamas Ismail Haniyeh.
Eks pemimpin Hamas itu diduga dibunuh Israel di Teheran saat menjadi tamu negara Iran.
Negara-negara Barat berusaha membujuk Iran agar tidak menyerang Israel menyusul pembunuhan Haniyeh.
Pada Selasa (13/8/2024), Presiden AS Joe Biden menyebut gencatan senjata di Gaza kemungkinan bisa membuat Iran menangguhkan serangan ke Israel.
Hal tersebut disampaikan Biden ketika berkunjung ke New Orleans.
“Kita akan lihat apa yang dilakukan Iran dan apa yang terjadi jika ada serangan. Tapi saya tidak akan menyerah,” kata Biden.
IDF dalam posisi siaga penuh karena Amerika Serikat (AS) dan Israel memiliki ekspektasi yang sama bahwa Iran dapat melancarkan serangan besar terhadap Israel minggu ini.
"Kami memiliki kekhawatiran dan harapan yang sama dengan rekan-rekan kami di Israel terkait dengan kemungkinan waktu di sini. Bisa jadi minggu ini," kata Juru Bicara Gedung Putih John Kirby kepada wartawan dikutip dari Times of Israel, Selasa (13/8/2024).
(oln/memo/tjp/*)