Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hamas Sebut Proposal Gencatan Senjata Baru Lebih Condong ke Israel, Biden Masih Optimis

Proposal gencatan senjata lebih menguntungkan Israel, Hamas desak mediator untuk paksa Israel menyetujui apa yang disepakati.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Hamas Sebut Proposal Gencatan Senjata Baru Lebih Condong ke Israel, Biden Masih Optimis
AFP/SAID KHATIB
(FILE) Abu Ubaida (tengah), juru bicara Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap militer gerakan Islam Palestina Hamas, berbicara dalam peringatan di kota Rafah di Jalur Gaza selatan pada 31 Januari 2017, untuk Mohamed Zouari, seorang 49- insinyur Tunisia dan ahli drone berusia satu tahun, yang dibunuh saat mengemudikan mobilnya di luar rumahnya di Tunisia pada bulan Desember 2016. 

TRIBUNNEWS.COM - Hamas mengatakan pada Minggu (18/8/2024), proposal gencatan senjata baru yang dimaksudkan untuk menjembatani kesenjangan antara Israel-Hamas, lebih condong ke posisi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Dilaporkan Reuters, pernyataan Hamas itu muncul hanya beberapa jam setelah Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken, tiba di Israel.

Kedatangan Blinken adalah untuk mengamankan gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera.

Hamas menerima usulan baru dari para mediator, Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat, setelah putaran pembicaraan dua hari di Doha.

Dikatakan proposal baru itu selaras dengan Netanyahu, yang menolak untuk mengakhiri perang dan menarik pasukan Israel dari Gaza, termasuk dari perbatasan Mesir.

Padahal, dua poin itu sangat diperhatikan Hamas, untuk menjadi dasar untuk perjanjian apapun.

"Kami menganggap Netanyahu sepenuhnya bertanggung jawab atas kegagalan upaya mediator, penundaan kesepakatan, dan atas nyawa para tahanannya yang menghadapi bahaya yang sama seperti rakyat kami akibat agresi yang terus-menerus dan penargetan sistematisnya terhadap semua aspek kehidupan di Jalur Gaza," kata Hamas.

Berita Rekomendasi

"Kami menyerukan kepada para mediator untuk memikul tanggung jawab mereka dan memaksa pendudukan untuk melaksanakan apa yang telah disepakati."

Petempur Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas di Gaza. Israel dilaporkan banyak mengalah dalam tawaran final ke Hamas terkait proposal pertukaran tahanan dan sandera untuk gencatan senjata di Gaza.
Petempur Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas di Gaza. (khaberni/HO)

Hamas menekankan pihaknya berkomitmen penuh terhadap proposal Juli sebelumnya.

Biden: gencatan senjata Gaza masih mungkin

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Minggu, gencatan senjata Gaza masih mungkin terjadi.

Biden masih optimis meskipun Israel dan Hamas saling menyalahkan atas tidak tercapainya kesepakatan.

Baca juga: Hamas Desak Mediator Gencatan Senjata Penuhi Tanggung Jawab: Paksa Israel Laksanakan Kesepakatan!

Dilaporkan Arab News, Biden mengatakan kepada wartawan setelah menghabiskan akhir pekan di tempat peristirahatannya di Camp David bahwa pembicaraan masih berlangsung.

"Kami tidak menyerah," ujar Biden, seraya menambahkan bahwa kesepakatan ini masih memungkinkan.

Update Perang di Gaza

Di medan pertempuran, pasukan Israel melukai seorang jurnalis Palestina yang meliput invasi darat yang meluas di Khan Younis di Gaza selatan.

Pasukan Israel menembak jurnalis itu dari belakang, menurut laporan media lokal yang dikutip Al Jazeera.

Militer Israel mengatakan tentaranya beroperasi di pusat Deir el-Balah, yang sejauh ini sebagian besar terhindar dari pertempuran darat.

Mengenai jumlah korban, setidaknya 40.099 orang tewas dan 92.609 orang terluka dalam perang Israel di Gaza.

Diperkirakan 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober dan lebih dari 200 orang ditawan.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas