Sanjay Roy, Tersangka Utama dalam Kasus Pembunuhan-Pemerkosaan Dokter di India
Inilah tampang tersangka utama pembunuhan pemerkosaan dokter di India yang memicu aksi protes di seluruh negeri.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Kasus pemerkosaan dan pembunuhan seorang dokter magang pascasarjana di Rumah Sakit RG Kar, Kolkata, Benggala Barat, menggemparkan seluruh masyarakat India.
Ribuan dokter pun melakukan aksi mogok demi mencari keadilan atas kematian dokter 31 tahun itu serta menuntut rasa aman saat para metugas medis menjalankan tugasnya.
Kasus ini terjadi pada Jumat dini hari, tanggal 9 Agustus 2024.
Seorang dokter ditemukan tak bernyawa di sebuah aula seminar di Rumah Sakit RG Kar, dengan tanda-tanda kekerasan seksual di tubuhnya.
Identitas korban dirahasiakan berdasarkan hukum di India.
Seorang relawan sipil dari Kepolisian Kolkata, bernama Sanjay Roy, ditangkap tak lama setelah itu.
Sanjay Roy ditangkap pada tanggal 10 Agustus dan saat ini berada dalam tahanan pengadilan selama 14 hari, Pakistan Today melaporkan.
Bagaimana Cara Polisi Menangkap Pelaku?
Mengutip Times of India, sebuah earphone yang robek ditemukan di ruang seminar di lantai tiga gedung gawat darurat, tempat ditemukannya jenazah dokter muda itu.
Temuan itu membantu polisi mengidentifikasi Roy.
Rekaman CCTV juga menangkap Roy memasuki gedung gawat darurat pada pukul 4 pagi sambil mengenakan perangkat earphon edi lehernya.
Ketika ia meninggalkan gedung 40 menit kemudian, earphone itu tidak terlihat lagi.
Baca juga: Heboh Kasus Pemerkosaan dan Pembunuhan Dokter, Petugas Medis di India Kini Hidup dalam Ketakutan
Perangkat itu kemudian ditemukan terhubung dengan ponselnya.
Sementara itu berdasarkan pemeriksaan forensik, luka bekas cakaran di tubuh Sanjay cocok dengan sampel kulit dan darah yang dikumpulkan dari kuku korban.
Siapa Sanjay Roy?
Roy adalah seorang relawan sipil yang bergabung dengan Kelompok Manajemen Bencana Kepolisian Kolkata pada tahun 2019.
Tetapi ia memanfaatkan "orang dalam" untuk beralih ke Sel Kesejahteraan Kepolisian Kolkata.
Ia dilaporkan menggunakan "koneksi" untuk tinggal di tempat Batalion ke-4 Kepolisian Kolkata.
Koneksi ini membantunya ditempatkan di Rumah Sakit RG Kar, di mana ia melakukan berbagai praktik pungli.
Roy ditugaskan di pos polisi di Rumah Sakit RG Kar pada beberapa kesempatan, terkadang untuk jangka waktu yang lama.
Posisinya itu memberinya akses mudah ke semua departemen rumah sakit.
Roy merupakan salah satu dari 14 anggota komite pusat Dewan Kesejahteraan Kepolisian.
Roy menerima 5 liter bahan bakar gratis setiap hari untuk menggunakan sepeda motor polisi untuk keperluan pribadi.
Sepeda motor yang berstiker polisi itu disita.
Tuduhan Sebelumnya
Nampaknya ini bukan aksi kriminal pertama yang dilakukan Roy.
Masih mengutip Times of India, penyelidikan polisi terhadap Sanjay Roy telah mengungkap berbagai tuduhan terhadapnya, termasuk pemerasan, intimidasi, dan ancaman terhadap wanita.
Ia dinyatakan bersalah setidaknya dalam dua kasus, pertama karena menyerang istrinya yang sedang hamil pada tahun 2022, dan kemudian karena berperilaku tidak pantas terhadap seorang dokter wanita beberapa minggu lalu.
Baca juga: Pekerja Medis Mogok Kerja Akibat Dokter Muda Dibunuh, Aktivitas Rumah Sakit di India Lumpuh Total
Tetapi Roy tidak pernah dikecam.
Ia justru berhasil menghindari penangkapan bahkan setelah menyerang istrinya yang sedang hamil.
Menurut Pakistan Today, tetangga Roy berbagi cerita yang meresahkan tentang kehidupan pribadinya.
Tetangga menyebut Roy sudah menikah beberapa kali, tiga istrinya meninggalkannya karena perilaku kasarnya.
Istri keempatnya dilaporkan meninggal karena kanker tahun lalu.
Mereka yang mengenal Roy menyebutnya sebagai pelaku kekerasan berulang dengan pola kekerasan yang konsisten terhadap perempuan.
Tetangga mengklaim bahwa ia sering pulang larut malam, diduga dalam keadaan mabuk.
Keluhan lain terhadap Roy menyangkut mutasi polisi.
Seorang petugas menduga bahwa "pengaruh" signifikan Roy mungkin telah memainkan peran aktif dalam sedikitnya enam mutasi dari kantor polisi Tala dan pos polisi Shyambazar dalam beberapa minggu terakhir.
Praktik Sanjay Roy di Rumah Sakit
Sanjay Roy menjadi bagian dari jaringan calo yang beroperasi di rumah sakit, di antaranya:
- Menagih uang, menjanjikan pasien yang kekurangan uang untuk dirawat di Rumah Sakit RG Kar.
- Menarik biaya terhadap layanan di rumah sakit yang seharusnya gratis atau setengah harga.
- Menjanjikan pasien untuk dirawat di rumah perawatan terdekat dengan biaya tertentu jika mereka tidak diterima di R G Kar Medical College and Hospital.
- Menarik uang dari pencari kerja dengan menjanjikan pekerjaan sebagai relawan sipil atau di kepolisian.
Baca juga: Perempuan India Gelar Aksi Unjuk Rasa Perihal Kasus Pembunuhan Seorang Dokter
Kronologi Pembunuhan-Pemerkosaan
Berdasarkan kronologi yang ditulis Times of India, pada hari Jumat (9/8/2024) setelah tengah malam, korban dan empat rekannya memesan makanan dan makan malam di sebuah ruang seminar.
Setelah makan, rekan-rekan korban pergi, ia masih berada di ruangan itu untuk melanjutkan pelajaran.
Ia menyerahkan tugasnya kepada rekan-rekannya, dan pergi ke aula seminar untuk belajar.
Sekitar pukul 2 pagi, seseorang dari rumah sakit mengunjunginya di ruang seminar untuk membahas perawatan pasien.
Polisi mengatakan bahwa sekitar waktu yang sama, korban menerima pesan dari sepupunya dan membalas pada pukul 2.35 pagi, mengatakan semuanya "normal" hingga saat itu.
Sebelum pukul 3 pagi, seorang anggota staf rumah sakit menemukannya terbaring di bawah selimut merah di aula seminar.
Diduga terdakwa, Sanjay, memasuki aula seminar setelah itu.
Sekitar pukul 4 pagi, tersangka memasuki ruang seminar dan melakukan kekerasan seksual terhadap korban.
Ketika korban mencoba melawan, pelaku mencekiknya.
Kacamata yang pecah milik korban ditemukan di samping laptopnya, menunjukkan bahwa korban sempat melawan penyerangnya dalam waktu yang cukup lama.
Jasad korban ditemukan pukul 7.30 pagi.
Laporan postmortem resmi pada Jumat malam juga mengonfirmasi adanya serangan seksual terhadap dokter berusia 31 tahun itu.
Laporan itu mengatakan ada beberapa tanda luka dan perlawanan di tubuh korban.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)