Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kepala IDF Akan Mundur setelah Gencatan Senjata di Gaza, Singgung Tujuan Perang Belum Tercapai

Kepala Staf IDF, Herzi Halevi, mengatakan akan mengundurkan diri dari jabatannya setelah gencatan senjata di Gaza terwujud.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Febri Prasetyo
zoom-in Kepala IDF Akan Mundur setelah Gencatan Senjata di Gaza, Singgung Tujuan Perang Belum Tercapai
AMIR COHEN / POOL / AFP
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Herzi Halevi, menghadiri upacara peletakan karangan bunga untuk memperingati Hari Peringatan Holocaust bagi enam juta orang Yahudi yang tewas dalam Perang Dunia II, di Monumen Holocaust Yad Vashem di Yerusalem pada 6 Mei 2024 - Kepala Staf IDF, Herzi Halevi, mengatakan akan mengundurkan diri dari jabatannya setelah gencatan senjata di Gaza terwujud. 

Pada pertengahan Juli 2024 lalu, Halevi sempat ditanya soal kemungkinan dirinya mengundurkan diri dari militer Israel.

Saat itu ia mengatakan bakal memutuskan akan mundur atau tidak jika tugasnya sebagai Kepala Staf IDF terkait perang di Gaza, selesai.

"Saya tidak akan meninggalkan tugas di tengah jalan. Saat tugas selesai, saya akan mengambil keputusan," ucapnya, dilansir The Times of Israel.

Lebih lanjut, Halevi mengklaim dirinya sedang disibukkan dengan misi memusnahkan Hamas, memulangkan para sandera, dan mengamankan penduduk Israel di perbatasan.

Ia juga menyinggung soal dirinya yang tak pernah berdiam diri selama bertugas di IDF sejak 40 tahun terakhir.

"Saya telah bertugas di IDF selama hampir 40 tahun. Tidak ada satu momen pun dalam tugas saya yang mengharuskan saya berdiam di kursi."

Baca juga: 2 Sosok yang Bantu Israel Bunuh Haniyeh Ternyata Anggota IRGC, Langsung Dievakuasi Mossad dari Iran

"Saat ini saya sibuk dengan tugas-tugas: membubarkan Hamas, memulangkan para sandera, menciptakan keamanan bagi penduduk di perbatasan," urai dia.

Berita Rekomendasi

"Saya telah menyampaikan tanggung jawab saya pada beberapa kesempatan, dan kata-kata ini juga memiliki makna praktis, sangat jelas bagi saya," imbuhnya merujuk pada pengakuan kegagalannya dalam menanggapi Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023.

Diketahui, serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2024, telah menewaskan 40.139 warga sipil Palestina per Selasa (20/8/2024), dikutip dari Al Jazeera.

Sebanyak 16.500 di antara korban tewas adalah anak-anak, sedangkan lebih dari 94.000 orang mengalami luka-luka.

Lebih dari 10 bulan sejak serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza masih hancur di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang memerintahkannya untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserang pada 6 Mei.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas