Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Shin Bet: Aksi Bar-bar 'Hill Boys', Pemukim Ilegal di Tepi Barat Bisa Picu Kehancuran Israel

Direktur Shin Bet, Ronen Bar mengatakan kekerasan pemukim ilegal terhadap warga Palestina di Tepi Barat dapat memicu serangan ke Israel.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Shin Bet: Aksi Bar-bar 'Hill Boys', Pemukim Ilegal di Tepi Barat Bisa Picu Kehancuran Israel
AHMAD GHARABLI / AFP
Reaksi pemukim Israel menyusul penggusuran keluarga Sub Laban Palestina dari rumah mereka di Kawasan Muslim di kota tua Yerusalem untuk memberi jalan bagi pemukim Yahudi, pada 11 Juli 2023. --- Shin Bet khawatir dengan meningkatnya kekerasan pemukim ilegal zionis terhadap warga Palestina di Tepi Barat. 

TRIBUNNEWS.COM - Badan keamanan dalam negeri Israel, Shin Bet memperingatkan para pemukim ilegal Israel yang meningkatkan serangan kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat.

Shin Bet khawatir kekerasan tersebut dapat memicu serangan terhadap Israel.

"Direktur Shin Bet, Ronen Bar, memperingatkan bahwa meningkatnya kejahatan yang dilakukan oleh para pemukim di Tepi Barat akan menyebabkan ledakan kekerasan dan pertumpahan darah lebih lanjut antara kedua belah pihak," lapor Channel12 Israel, mengutip pernyataan Shin Bet, Kamis (22/8/2024).

"Pada akhirnya, ini dapat menyebabkan keruntuhan keamanan nasional di Israel," lanjutnya.

Ronen Bar menulis surat peringatan itu kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant tentang kejahatan yang dilakukan oleh Hill Boys, sekelompok pemukim Israel di Tepi Barat.

“Saya menulis surat ini kepada Anda dengan rasa sakit dan keprihatinan yang besar, sebagai seorang Yahudi, sebagai orang Israel, dan sebagai petugas keamanan, mengenai meningkatnya fenomena terorisme Yahudi yang dilakukan oleh anak-anak di puncak bukit," katanya, merujuk pada Hill Boys.

Surat tersebut juga ditujukan kepada Menteri Kehakiman Israel Yariv Levin, Menteri Pendidikan Israel Yoav Kish, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich, Menteri Dalam Negeri Israel Moshe Arbel, Menteri Pelayanan Keagamaan Israel Michael Malkiali, dan penasihat hukum pemerintah Israel, Gali Beharev Meara.

Berita Rekomendasi

Menurut Shin Bet, kekerasan yang dilakukan oleh Hill Boys awalnya hanya dilakukan oleh beberapa pemukim ilegal Israel di Tepi Barat, namun saat ini dilakukan beramai-ramai.

“Fenomena Hill Boys telah lama menjadi fokus luas dari aktivitas kekerasan terhadap warga Palestina. Ini diperparah oleh lemahnya kontrol polisi, dan telah berubah dari tindakan individu menjadi aktivitas yang dilakukan oleh ratusan orang," katanya.

Ronen Bar juga membicarakan tentang para pemukim ilegal Israel yang tidak takut dengan hukuman administratif akibat kekerasan yang mereka lakukan di Tepi Barat.

Direktur Shin Bet itu menjelaskan, kelompok pemukim ilegal Israel itu awalnya beraksi secara diam-diam, namun kini mereka melakukannya secara terang-terangan.

Baca juga: Mantan Jenderal Zionis: Netanyahu Harus Waspada, Serangan Hamas dkk. Bisa Runtuhkan Israel

"Aktivitas ini tersebar luas dan bersifat publik, dari menggunakan korek api menjadi menggunakan alat perang, dan dari menghindari pasukan keamanan menjadi menyerang mereka,” katanya, seperti diberitakan Al Mayadeen.

Menurutnya, hal ini terjadi karena pemerintah Israel mendukung aksi para pemukim ilegal Israel dan tidak ada kecaman terhadap mereka.

Ronen Bar menegaskan hal tersebut dapat menjadi bom waktu yang dapat membahayakan Israel.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 40.265 jiwa dan 93.144 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (22/8/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Al Quds.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas