AS Klaim Kerja Tanpa Lelah demi Gencatan Senjata di Gaza: Untuk Kurangi Ketegangan Hizbullah-Israel
Pejabat AS klaim pihaknya bekerja tanpa lelah demi gencatan senjata di Gaza untuk mengurangi ketegangan antara Hizbullah dan Israel.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Tiara Shelavie
Israel menyerang Lebanon selatan lewat udara, yang diklaim ditujukan untuk mencegah Hizbullah melancarkan serangan.
Hizbullah menyebut klaim Israel tentang pelaksanaan "serangan pendahuluan" sebagai "kosong" dan tidak konsisten dengan situasi sebenarnya di lapangan.
Netanyahu Disebut Tak Prioritaskan Sandera
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dilaporkan tak menjadikan sandera Israel sebagai prioritas dalam pembicaraan negosiasi gencatan senjata dengan Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas.
Kepada anggota senior tim negosiasi baru-baru ini, Netanyahu mengatakan dia "lebih memilih Koridor Philadelphia jika harus memilih antara sandera dan mempertahankan kendali atas koridor tersebut," menurut Channel 12 Israel, dilansir Al Mayadeen.
Sebagai informasi, Koridor Philadelphia, yang juga dikenal sebagai Poros Salah al-Din, adalah wilayah dengan luas sekitar 14 kilometer di sepanjang perbatasan antara Mesir dan Jalur Gaza, dikutip dari Egypt Today.
Koridor ini membentang dari Laut Mediterania di utara hingga persimpangan Kerem Shalom di selatan.
Baca juga: Eks Jenderal Israel: Kami Tak Siap Hadapi Rudal Iran dan Proksinya, Seluruh Negara Akan Hancur
Di saat yang sama, Juru Bicara Militer Israel, Daniel Hagari, mengungkapkan pihaknya sedang bekerja maksimal untuk bisa menciptakan kondisi yang menguntungkan, di mana sandera di Jalur Gaza, bisa dipulangkan.
"Pekerjaan sedang berlangsung sepanjang waktu untuk menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi pemulangan semua sandera dari Gaza," ungkapnya.
Herzi Halevi Bakal Mundur setelah Gencatan Senjata Tercapai
Sementara itu, Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Herzi Halevi, mengatakan akan segera mengundurkan diri dari jabatannya setelah gencatan senjata sementara di Gaza tercapai.
Hal ini disampaikan Halevi dalam diskusi tertutup, media Israel melaporkan pada Senin (19/8/2024), mengutip sebuah sumber.
Sumber itu menambahkan pejabat militer lainnya juga diperkirakan mengundurkan diri bersama Halevi.
Halevi telah mengindikasikan, tujuan perang di Gaza yang belum tercapai "adalah pengembalian para tawanan dan pemusnahan Yahya Sinwar", menurut media Israel.
Pada Minggu (18/8/2024), media Israel melaporkan, selama pertemuan dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Halevi menyatakan "ada syarat untuk kesepakatan tersebut (gencatan senjata) dan adalah hal yang bijaksana untuk melakukan negosiasi demi mencapai hasil terbaik."
Mengenai Koridor Philadelphi, jenderal tertinggi IDF itu mengatakan ia "tidak menyarankan agar kita (Israel) menjadikannya hambatan dalam mencegah memulangkan 30 tahanan Israel pada tahap pertama."