Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Delegasi Hamas Tinggalkan Kairo Setelah Perundingan Gencatan Senjata Tidak Menunjukkan Kemajuan

Delegasi Hamas meninggalkan Kairo setelah perundingan gencatan senjata tidak menunjukkan kemajuan.

Penulis: Muhammad Barir
zoom-in Delegasi Hamas Tinggalkan Kairo Setelah Perundingan Gencatan Senjata Tidak Menunjukkan Kemajuan
Twitter/X
Anggota senior Hamas, yang merupakan Ahli Biro Politik Hamas, Izzat al-Rishq mengatakan kepada Al Jazeera bahwa rincian perjanjian gencatan senjata akan terungkap dalam beberapa jam mendatang. 

"Mandat delegasi tersebut tidak memungkinkan tercapainya kesepakatan mengenai Koridor Philadelphia" di kota perbatasan Rafah dengan Mesir, yang mana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersikeras mempertahankan kontrol militernya, para pejabat menambahkan.

Situs berita Israel Walla melaporkan bahwa David Barnea, kepala Mossad, mengambil bagian dalam pertemuan kuadrilateral yang dihadiri kepala CIA, William Burns, kepala intelijen Mesir, Abbas Kamel, dan Perdana Menteri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.

Koridor Philadelphia

Netanyahu pada hari Sabtu berjanji kepada Presiden AS Joe Biden bahwa tentara Israel akan mundur sejauh satu kilometer (0,6 mil) dari Koridor Philadelphia sepanjang 14 km (8,7 mil), yang membentang di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir, sambil meninggalkan sejumlah kecil lokasi militer di daerah tersebut.




Janji tersebut muncul sebagai bagian dari diskusi yang sedang berlangsung antara Israel dan AS mengenai serangan militer di Jalur Gaza dan implikasi yang lebih luas bagi keamanan regional, demikian laporan Channel 12 Israel.

Penyiar tersebut mengklaim bahwa Mesir telah setuju untuk memberikan Hamas peta terkini posisi tentara Israel di Koridor Philadelphia, meskipun Kairo belum membuat pernyataan resmi tentang masalah tersebut.

Koridor tersebut, zona penyangga demiliterisasi di sepanjang perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir, tetap menjadi salah satu titik kritis utama dalam negosiasi Israel-Hamas.

Selama berbulan-bulan, AS, Qatar, dan Mesir telah berupaya mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk memastikan pertukaran tahanan dan gencatan senjata serta mengizinkan bantuan kemanusiaan memasuki Gaza. Namun, upaya mediasi terhenti karena Netanyahu menolak memenuhi tuntutan Hamas untuk menghentikan perang.

BERITA TERKAIT

Israel terus melancarkan serangan brutalnya di Jalur Gaza menyusul serangan kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.

Serangan itu telah mengakibatkan lebih dari 40.400 kematian warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 93.400 luka-luka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Blokade berkelanjutan di Gaza telah mengakibatkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang parah, sehingga sebagian besar wilayah hancur.

Israel menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional, yang telah memerintahkan penghentian operasi militer di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan sebelum daerah itu diserbu pada 6 Mei.


Hamas Tolak Persyaratan Baru

Harapan gencatan senjata Gaza masih belum jelas saat delegasi Hamas meninggalkan Kairo.

Hamas telah menolak persyaratan baru Israel dan bersikeras pada kesepakatan yang diumumkan AS sebelumnya.

Hamas telah menolak persyaratan baru Israel yang diajukan dalam perundingan gencatan senjata Gaza di ibu kota Mesir, Kairo, yang semakin meningkatkan keraguan mengenai peluang terobosan dalam upaya terbaru yang didukung Amerika Serikat untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 10 bulan.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas