Penerbangan ke-500 Tiba, Israel Terima 50 Ribu Ton Senjata dari AS
Pengiriman ke-500 ini tiba saat Israel tengah dikepung serangan Hamas, Hizbullah, dan Houthi. AS juga mewaspadai gempuran Iran yang segera membalas
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Penerbangan ke-500 Tiba, Israel Terima 50 Ribu Ton Senjata dari AS
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Pertahanan Israel, Senin (26/8/2024) mengumumkan kedatangan penerbangan ke-500 sebagai rangkaian operasi pasokan militer udara dan laut yang dimulai sejak awal perang Gaza, dari Amerika Serikat (AS) ke Tel Aviv.
"Dalam rangkaian pengiriman pasokan militer ini, Direktorat Pengadaan Pertahanan Israel dan delegasi pengadaan dari AS berpartisipasi, bersama dengan Departemen Perencanaan dan Pembangunan Angkatan Darat dan Angkatan Udara Israel," tulis laporan Khaberni, Senin.
Baca juga: Media Israel: Netanyahu Janji ke AS Tarik Mundur Pasukan IDF 1 Kilometer dari Poros Philadelphia
Operasi pasokan militer mencakup peralatan penting seperti kendaraan lapis baja, senjata, amunisi, alat pelindung diri, dan peralatan medis yang diperlukan untuk mempertahankan kemampuan tentara Israel selama perang yang sedang berlangsung.
Sejak 7 Oktober 2023, pemerintahan Biden telah mengirimkan lebih dari 50.000 ton senjata dan peralatan militer ke Israel melalui 500 penerbangan dan 107 pengiriman laut.
Pernyataan Kementerian Pertahanan Israel menegaskan kalau pengiriman ini berkontribusi untuk memperkuat kemandirian pertahanan Israel dan mencapai tujuan tentara Israel (IDF) dalam perang saat ini dan perang di masa depan.
"Pasokan ini diberikan dalam rangka dukungan AS yang berkelanjutan terhadap tentara Israel dan meningkatkan kesinambungan serta kemampuannya dalam menghadapi tantangan militer," kata laporan itu.
Perlu diketahui, pada Mei lalu, pemerintahan Biden membekukan sementara pengiriman bom berat karena perbedaan pendapat dengan Israel terkait invasi IDF ke Rafah, Gaza Selatan yang ditetapkan sebagai humatarian zone, safe zone, atau istilah lain yang menunjukkan kalau wilayah-wilayah berstatus ini dihuni oleh ratusan ribu pengungsi Palestina.
Namun, sebagian besar perselisihan AS-Israel soal pasokan senjata ini diselesaikan pada akhir bulan Juni, meskipun aliran besar pasokan militer AS ke Israel terus berlanjut bahkan selama masa pembekuan.
Pada akhir Juni, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengunjungi Washington untuk mencoba menyelesaikan masalah tersebut, namun perselisihan tersebut meluas karena serangan publik oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terhadap pemerintahan Biden.
"Pasokan militer AS dalam jumlah besar terus mengalir ke Israel bahkan selama pembekuan," tambah laporan tersebut.
Ekonomi Merosot
Terlepas dari bantuan militer yang terus-menerus dari AS, Israel tidak bisa menyangkal kalau dana perang membuat perekonomian mereka kelimpungan.
Pekan lalu, lembaga pemeringkat kredit internasional, Fitch Ratings menurunkan skor kredit Israel dari A+ menjadi A.
Fitch merujuk pada perang yang terus berlanjut di Gaza dan meningkatnya risiko geopolitik sebagai pendorong utama penurunan skor kredit Israel tersebut.