5000 Tentara Israel Terluka dalam Pertempuran Lawan Hizbullah, Direktur RS: Jumlah yang Sangat Besar
Direktur rumah sakit di Israel utara mengatakan tidak ada yang mempersiapkan mereka untuk perawatan 'bawah tanah' selama 11 bulan bagi korban luka
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS

Hizbullah awalnya menyerang Israel dalam serangan kecil di perbatasan Lebanon-Israel.
Hizbullah mengatakan, mereka akan berhenti hanya jika Israel menghentikan perangnya di Gaza.
Kerusakan yang Ditimbulkan
Hizbullah diperkirakan, memiliki 120.000 hingga 200.000 roket di gudang senjatanya dan telah menembakkan sekitar 8.000 roket ke posisi militer Israel sejak Oktober.
Israel mengatakan, serangannya sejauh ini telah menghancurkan ribuan roket Hizbullah sementara Hizbullah mengatakan telah melepaskan sekitar 340 roket Katyusha yang ditujukan ke 11 pangkalan militer.
Nasrallah mengatakan, Israel mengklaim memiliki militer terkuat di kawasan, tetapi mereka berbohong.
"Klaim Israel mungkin berlebihan demi keuntungan politik karena tidak ada laporan korban yang signifikan di antara pasukan Hizbullah," kata Imad Salamey, seorang profesor ilmu politik di Universitas Lebanon Amerika di Beirut, kepada Al Jazeera.
"Namun, penghancuran sejumlah besar roket, jika benar, dapat melemahkan persenjataan Hizbullah dan membatasi kemampuannya untuk mempertahankan operasi militer yang berkepanjangan."

Apakah ini perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah?
Menurut Al Jazeera, serangan kali ini bukanlah perang besar-besaran, setidaknya tidak untuk Lebanon dan Israel secara keseluruhan.
Lebanon Selatan telah menderita serangan Israel yang sangat parah sejak 8 Oktober dengan lebih dari 97.000 orang mengungsi dan sedikitnya 566 orang tewas, 133 di antaranya warga sipil.
Baca juga: Direcoki Hizbullah dan Ditelantarkan, Warga Israel Utara Mengamuk: Netanyahu Lempar Kami ke Anjing
Pada hari Minggu, Israel menyerang sekitar 30 kota dan desa di Lebanon Selatan dalam serangan terbesarnya sejak Oktober.
Dalam serangannya, Hizbullah mengatakan, pihaknya menargetkan pangkalan militer dan menghindari sasaran sipil.
Israel dan sekutunya saat ini "bersiaga" menunggu serangan balasan sejak pembunuhan Shukr pada 30 Juli.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.