5000 Tentara Israel Terluka dalam Pertempuran Lawan Hizbullah, Direktur RS: Jumlah yang Sangat Besar
Direktur rumah sakit di Israel utara mengatakan tidak ada yang mempersiapkan mereka untuk perawatan 'bawah tanah' selama 11 bulan bagi korban luka
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Lebih dari 5.000 tentara Israel terluka saat berperang melawan Hizbullah di dekat perbatasan Lebanon sejak 8 Oktober 2023.
Jumlah tersebut, berdasarkan catatan rumah sakit dari Pusat Medis Galilee di Nahariya dan Rumah Sakit Ziv di Safed, lapor media Israel Yedioth Ahronoth pada Selasa (27/8/2024).
Yedioth Ahronoth menyebut, direktur kedua rumah sakit khawatir pertempuran di garis depan utara tidak akan berakhir dalam waktu dekat.
"Sebelas bulan berlalu, dan kami belum bisa melihat akhirnya," kata direktur tersebut.
Direktur Rumah Sakit Ziv, Salman Zarqa, mengatakan rumah sakitnya telah merawat sekitar 450 tentara Israel yang terluka akibat operasi Hizbullah, meskipun hari-hari pertempuran sesungguhnya belum tiba.
"Saya tidak berbicara tentang insiden operasional. Saya berbicara tentang penembakan, tentang pecahan peluru, tentang cedera langsung. Ini jumlah yang sangat besar," kata Zarqa.
Ia menambahkan, Israel hanya pernah berperang dalam jangka pendek, sementara pertempuran kali ini telah berlangsung selama 11 bulan.
Massad Barhoum, direktur Pusat Medis Galilee di Nahariya, juga menyatakan bahwa tidak ada akhir yang terlihat dari pertempuran tersebut.
"Tidak seorang pun mempersiapkan kami untuk tinggal di bawah tanah selama 11 bulan. Ini tantangan yang sangat, sangat besar," tambahnya.
Barhoud menyatakan bahwa pusat tersebut telah menerima sekitar 1.700 tentara yang terluka dalam pertempuran, ditambah 3.500 tentara lainnya dari garis depan utara yang menderita penyakit lain.
Ia memperingatkan, sistem medis di utara Israel kewalahan dengan pasien yang terluka, meskipun ada upaya untuk melengkapi rumah sakit di wilayah tersebut.
Baca juga: Serangan Hizbullah Menunjukkan Israel Telah Kehilangan Daya Tangkalnya Meski Didukung AS, Kata Iran
Mengapa Israel dan Hizbullah Saling Serang?
Hizbullah melancarkan serangannya terhadap Israel pada Minggu (25/8/2024) pagi, menargetkan beberapa target militer dan intelijen.
Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengatakan operasi itu dilakukan setelah Israel melewati semua "garis merah" karena menyerang pinggiran selatan Beirut dan menewaskan komandan Hizbullah Fuad Shukr pada akhir Juli.
Israel dan Hizbullah telah saling serang sejak 8 Oktober, sehari setelah Israel melancarkan perang di Gaza.