Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tepi Barat Jadi Gaza Part 2, IDF Ultimatum Warga Tulkarm untuk Pergi dalam 4 Jam, Mau Serbu RS Jenin

Ultimatum IDF itu memaksa warga Palestina untuk mengevakuasi diri dan mengungsi dari kamp tersebut dalam waktu empat jam

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Tepi Barat Jadi Gaza Part 2, IDF Ultimatum Warga Tulkarm untuk Pergi dalam 4 Jam, Mau Serbu RS Jenin
rntv/tangkap layar
Buldoser militer dan kendaraan tempur Israel mengobrak-obrik kawasan Tepi Barat bagian Utara dalam agresi militer terbesar sejak 2002 silam per Rabu (28/8/2024). 

Seiring dengan terus berkembangnya situasi, ketegangan di wilayah tersebut tetap tinggi, dengan kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut.

Pasukan pendudukan Israel mundur dari Kamp Balata, Kota Nablus, Tepi Barat setelah menyerbu kota tersebut, November 2023.
Pasukan pendudukan Israel mundur dari Kamp Balata, Kota Nablus, Tepi Barat setelah menyerbu kota tersebut, November 2023. (Al Mayadeen)

Gubernur Jenin: Pasukan Israel Mau Menyerang Rumah Sakit Jenin

Seperti di Gaza, Tentara Israel juga berniat menyerang rumah sakit-rumah sakit di Tepi Barat dengan dalih memburu para milisi perlawanan Palestina yang terluka.

Gubernur Jenin, Kamal Abu Al-Rub, mengumumkan kalau pihak Tentara Pendudukan Israel memberi tahu mereka tentang niatnya untuk menyerang Rumah Sakit Pemerintah Jenin.




Dalam perkembangan terkait, seorang koresponden RNTV melaporkan pada Rabu kalau pasokan listrik ke kamp pengungsi Jenin telah terputus sepenuhnya, persis Gaza di awal pecah perang pada 7 Oktober 2023 silam.

Milisi Perlawanan Lancarkan "Camp Teror"

Agresi militer IDF di Tepi Barat ini mendapat perlawanan dari milisi Palestina di seluruh Tepi Barat.

Brigade Al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam, menyebut pertempuran yang dilancarkan oleh perlawanan sebagai “teror kamp,”.

"Para petempur kami akan membuat musuh merasakan dampaknya berupa kengerian di kamp-kamp (kibbutz/pemukiman-pemukiman Yahudi), ​​dan tentaranya (Israel) akan mengetahui neraka apa yang menanti mereka,” kata pernyataan Brigade Al-Quds dilansir Khaberni, Rabu (28/8/2024).

BERITA TERKAIT

Media Israel melaporkan bahwa operasi pendudukan tersebut adalah yang terbesar sejak "Operasi Perisai Pertahanan" pada tahun 2002.

"Dalam operasi tersebut, Israel mengerahkan pasukan dari Angkatan Udara dalam jumlah besar serta Dinas Keamanan Dalam Negeri Israel (Shin Bet) dan Musta'ribeen. Helikopter serta jet tempur juga banyak digunakan," kata laporan Khaberni.

Musta'ribeen adalah unit penyamaran elite Israel yang menyamar sebagai orang Arab atau Palestina.

Menurut pejabat militer pendudukan, operasi tersebut diluncurkan karena “situasi di Tepi Barat telah menjadi sumber kekhawatiran serius bagi Israel.”

Gerakan Jihad Islam Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pendudukan berupaya, melalui “agresi ini, untuk mengalihkan beban konflik ke Tepi Barat yang diduduki dalam upaya untuk memaksakan realitas baru di lapangan.”

Dia menunjukkan bahwa “kampanye militer besar-besaran terjadi dalam konteks rencana musuh untuk menguasai kota Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa.”

Pasukan pendudukan Israel melakukan penghancuran infrastruktur jalan dan vandalisme serta perusakan properti warga Palestina di Tepi Barat.
Pasukan pendudukan Israel melakukan penghancuran infrastruktur jalan dan vandalisme serta perusakan properti warga Palestina di Tepi Barat. (khaberni)

Sasar Wilayah Padat Penduduk, Pengungsian Massal Jadi Kekhawatiran

Dengan dimulainya operasi besar-besaran Tentara Israel ini, kekhawatiran akan terjadinya pengungsian warga Palestina dari Tepi Barat muncul, terutama karena operasi Israel menargetkan wilayah yang ditandai dengan kepadatan penduduk Palestina yang tinggi.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas