Perlawanan Irak Tembaki Pembangkit Listrik Israel di Haifa, Hizbullah Lumpuhkan Radar IDF di Glilot
Serangan terkoordinasi Poros Perlawanan ke Israel dilakukan Milisi Perlawanan Irak dan Kelompok Hizbullah jelang pembalasan Iran.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Perlawanan Irak Tembaki Pembangkit Listrik Israel di Haifa, Hizbullah Lumpuhkan Radar IDF di Utara
TRIBUNNEWS.COM – Kelompok-kelompok milisi perlawanan proksi Iran yang tergabung dalam "Poros Perlawanan" menunjukkan gelagat serangan terkoordinasi jelang apa yang digaungkan sebagai serangan pembalasan Iran terhadap Israel atas pembunuhan Ismail Haniyeh, pemimpin biro politik Hamas, di Teheran, belum lama ini.
Serangan terkoordinasi itu satu di antaranya dilakukan Perlawanan Irak yang mengumumkan pada Kamis (29/8/2024) kalau mereka telah menembaki target penting di Haifa di utara Palestina yang diduduki dengan sebuah pesawat tak berawak.
Baca juga: Iran Incar Tokoh Zionis di Luar Negeri, Netanyahu Minta Penjagaan Putranya di Miami Diperkuat
Menurut Al Jazeera, kelompok Perlawanan Irak mengumumkan kalau mereka telah menyerang target penting di Haifa di utara Palestina yang diduduki dengan pesawat tak berawak.
Menurut laporan, Perlawanan Irak enargetkan pembangkit listrik Haifa dalam serangan tersebut.
Dalam operasi-operasi penyerangan sebelumnya terhadap sasaran-sasaran di tanah-tanah pendudukan yang dikuasai oleh rezim Israel, Perlawanan Irak telah memperingatkan, jika IDF meneruskan agresinya terhadap Jalur Gaza, maka mereka akan mengintensifkan serangan-serangannya terhadap posisi-posisi entitas pendudukan.
Dalam kampanye genosida terhadap rakyat Gaza dan Tepi Barat yang diduduki, Israel telah membunuh lebih dari 41.000 orang tidak bersalah, dan melukai hampir 100.000 orang lainnya.
Baca juga: Pertahanan Israel Kini Gampang Bobol, Hizbullah Gempur Pangkalan Nafeh Brigade ke-210 IDF di Golan
Butakan Sistem Radar dan Pengawasan IDF
Sebelumnya, kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah, sudah melancarkan serangan pembelasan tahap awal ke Israel sebagai pembalasan atas kematian Fuad Shukr, komandan senior mereka dalam sebuah serangan udara Israel di Beirut.
Pembalasan Hizbullah tahap awal itu melibatkan sekitar 320 rudal yang diluncurkan ke sejumlah fasilitas militer tentara Israel (IDF) dan teritorial pendudukan Israel di bagian Utara.
Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, pada Minggu (25/8/2024) mengatakan kalau operasi pembalasan gerakan tersebut untuk membalas kematian.
Ada hal yang menarik dari pernyataan Nasrallah ini dalam konteks serangan ke Israel yang diketahui juga tengah bersiap menghadapi serangan Iran yang sudah dijanjikan bakal terjadi meski misterius hingga sekarang.
Nasrallah menyatakan kalau serangan Hizbullah menargetkan 'mata-mata' (sistem pengawasan/radar) militer IDF Glilot di dekat Tel Aviv sebagai target utamanya.
Itu artinya, Hizbullah berniat untuk membutakan 'mata' Israel dalam konteks kesiagaan mengantisipasi serangan Iran. Sebuah niat yang menurut Nasrallah sukses dilakukan Hizbullah.
Jika apa yang dilontarkan Nasrallah terbukti, maka radar dan sistem pengawasan teritorial Israel yang menjadi tulang punggung sistem pertahanan mereka selain sistem Iron Dome, mengalami kerusakan signifikan.
Hal ini membuat Israel rentan akan serangan balasan Iran yang digaungkan bakal dilakukan secara cermat, di waktu yang tepat, dan terukur.