Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Panglima Perang Israel dan Bos Mossad Keberatan Prajurit IDF Tetap Bertahan di Koridor Philadelphia

Zona penyangga sepanjang perbatasan Mesir, Koridor Philadelphia adalah daerah mematikan bagi Tentara Israel yang dipaksa Netanyahu bertahan di sana.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Panglima Perang Israel dan Bos Mossad Keberatan Prajurit IDF Tetap Bertahan di Koridor Philadelphia
Kantor Perdana Menteri Israel / ANADOLU/Anadolu via AFP
YERUSALEM - 20 JULI, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri), Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel Herzi Halevi (kanan), dan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant (tidak terlihat) mengikuti serangan pesawat tempur Israel di Pelabuhan Hudaydah di Yaman, yang dikuasai oleh Houthi yang didukung Iran di pantai Laut Merah, dari pusat operasi di Yerusalem pada 20 Juli 2024. 

Panglima Perang Israel dan Bos Mossad Keberatan Prajurit IDF Tetap Bertahan di Koridor Philadelphia

TRIBUNNEWS.COM - Surat kabar Ibrani, Maariv Jumat (30/8/2024) melaporkan kalau Kepala Staf Tentara Israel (IDF), Herzi Halevi dan kepala Badan Intelijen Israel, Mossad, David Barnea, menyatakan keberatan mereka sebelum melakukan pemungutan suara mengenai apakah tentara IDF akan tetap berada di poros Philadelphia.

Surat kabar tersebut mengutip sumber yang mengatakan, "Halevi memperingatkan pada pertemuan tingkat menteri bahwa keputusan tersebut akan memperburuk kesulitan mengingat situasi kompleks dari kesepakatan pertukaran sandera.”

Baca juga: AS-Mesir-Israel Gelar Rapat, Kairo Ogah Buka Perbatasan Rafah Saat IDF Kuasai Koridor Philadelphia

Laporan tersebut menunjukkan kalau pimpinan Mossad abstain dalam pemungutan suara yang ditujukan untuk memutuskan apakah IDF tetap berada di poros Philadelphia.

"Pimpinan Mossad mengatakan bahwa hal tersebut (bertahan di Poros Philadelphia) tidak diperlukan pada saat ini," tulis laporan tersebut dikutip Khaberni.

Laporan juga menambahkan kalau pimpinan Mossad menekankan bahwa fokus negosiasi bukan pada poros Philadelphia, tetapi pada daftar sandera dan tahanan.

Seperti diketahui, negosiasi pertukaran sandera antara Hamas dan Israel yang saat ini berlangsung, terancam kembali deadlock.

Berita Rekomendasi

Satu di antara penyebabnya adalah Hamas bersikukuh kalau Israel harus menarik diri sepenuhnya dari Koridor Philadelphia, sebuah tuntutan yang bagi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu adalah hal super-sulit dan bersikeras dan memaksa kalau Tentara IDF harus tetap mempertahankan keberadaannya di sana untuk mengendali secara penuh.

Baca juga: Kenapa Israel Ngotot Tak Mau Mundur dari Koridor Philadelphia? Tak Mau Mesir Dapat Gas Alam

Sebagai informasi, sejak Mei silam Tentara Israel mengkalim sudah menduduki seluruh perbatasan darat dengan Gaza, setelah mengambil alih kendali zona penyangga demiliterisasi di sepanjang Mesir, Anadolu Agency melaporkan.

Dalam penjelasannya saat itu, juru bicara militer, Daniel Hagari, mengatakan tentara telah mengambil “kendali operasional” di Koridor Philadelphia.

Baca juga: Pasukan Israel Mundur dari Jabalia: Rafah Kartu Terakhir, IDF Kerahkan Para Jenderal Pembantai

Tentara mengatakan pasukannya telah menutup seluruh perbatasan Gaza kecuali sebagian kecil di dekat pantai dan daerah Tel Al-Sultan di kota paling selatan Rafah.

Baca juga: Mesir Beri Sinyal ke Hamas Cs, Gabung Perang Kalau Israel Rebut Kendali Koridor Philadelphia

Tank Israel melaju di perbatasan Mesir-Gaza di Koridor Philadelphia. IDF mengambil alih kendali perbatasan, sebuah pelanggaran atas perjanjian damai dengan Mesir. Namun sejauh ini, Mesir hanya bisa berteriak menggertak tanpa aksi nyata ke Israel.
Tank Israel melaju di perbatasan Mesir-Gaza di Koridor Philadelphia. IDF mengambil alih kendali perbatasan, sebuah pelanggaran atas perjanjian damai dengan Mesir. Namun sejauh ini, Mesir hanya bisa berteriak menggertak tanpa aksi nyata ke Israel. (anadolu)

Langkah Bunuh Diri

Dalam komentarnya atas pernyataan Israel tentang kendali operasional atas poros Philadelphia, pakar militer dan strategis Yordania, Nidal Abu Zaid, mengatakan bahwa istilah kendali operasional tidak berarti Israel mampu mengendalikan poros tersebut dan menstabilkannya.

"Karena (istilah) kendali operasional berarti bahwa pasukan pendudukan menduduki poros Philadelphia dengan mengandalkan kekuatan militer dan bukan dengan otoritas (pengakuan),"

Hal ini (penguasaan wilayah secara militer) bukan hal baru, menurut Abu Zaid, karena tentara IDF, sejak hari pertama agresi militer di Gaza, juga telah menguasai seluruh Jalur Gaza dengan serangan udara dan tembakan artileri.

"Oleh karena itu, tampaknya pasukan pendudukan mengeluarkan pernyataan ini karena ingin mencapai prestasi apa pun, meskipun itu fiktif," kata dia dilansir Khaberni, Kamis (30/5/2024).

Abu Zaid menambahkan, bahkan jika pasukan pendudukan Israel menembus sepanjang poros Philadelphia, mereka harus memperhitungkan bahwa panjang poros tersebut adalah 14 kilometer.

"Dan ini, menurut kebiasaan militer, mewajibkan adanya jalur suplai untuk pasukan ditempatkan," kata dia.

Hal itu akan menghasilkan kerentanan tersendiri bagi IDF di mana jalur suplai logistik serta lokasi penimbunannya akan mudah diserang oleh milisi perlawanan yang berujung pada timbulnya kerugian besar di sisi Israel.

Hal lain yang paling penting, menurut Abu Zaid, adalah panjangnya dan sempitnya poros Philadelphia membuat pasukan yang berada di sana mudah dan rentan terhadap sasaran apa pun.

"Ini berarti bahwa mereka mungkin akan menyerang Penyeberangan Rafah untuk memisahkan pasukan yang terletak di utara Poros Philadelphia dari selatan," katanya.

Secara umum, kesimpulan dari analisis Abu Zaid adalah, penguasaan koridor Philadelphia menjadi langkah bunuh diri pasukan IDF dengan risiko kerugian yang sangat mahal untuk ditanggung Israel.

Potret anak-anak kelaparan di Gaza
Potret anak-anak kelaparan di Gaza (X/UNRWA)

Gunakan Strategi Kelaparan

Di sisi lain, penguasaan penuh Koridor Philadelphia juga akan menambah kesengsaraan warga Jalur Gaza.

Anadolu dalam ulasannya menyebut, penguasaan penuh koridor tersebut bisa menimbulkan bencana bagi masyarakat yang tinggal di Jalur Gaza yang dilanda perang karena Israel akan mengontrol masuknya bantuan dan pasokan medis ke wilayah pesisir tersebut.

Puluhan orang meninggal karena kelaparan dan dehidrasi dalam beberapa bulan terakhir.

Menyusul kemenangan Hamas dalam pemilihan parlemen pada tahun 2006, Israel memulai blokade yang mencekik terhadap Gaza, yang mana empat dari enam titik persimpangan dengan Gaza ditutup.

Tentara Israel hanya membuka sebagian Penyeberangan Erez untuk pergerakan individu dan Penyeberangan komersial Karm Abu Salem untuk masuknya barang ke Gaza.

Dalam 18 tahun terakhir, Israel menguasai semua barang yang masuk ke Gaza, dan menempatkan daftar panjang barang-barang yang tidak diizinkan masuk ke Gaza, mengklaim bahwa barang-barang tersebut memiliki kegunaan ganda yang dapat digunakan untuk keperluan militer.

Kantor media pemerintah Gaza mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tentara Israel memberlakukan kebijakan dan strategi kelaparan terhadap 2,4 juta warga Palestina di Gaza.

Masyarakat di Gaza yang kehilangan sumber pendapatannya membutuhkan sekitar 7 juta makanan sehari.

Pada tanggal 7 Mei, pendudukan tentara Israel di perbatasan Rafah dengan Mesir menghalangi pasien Palestina untuk melakukan perjalanan untuk mencari perawatan medis.

Hal ini juga menghalangi masuknya truk bantuan kemanusiaan ke Gaza

Mesir terus mendukung perjuangan Palestina dan menolak berkoordinasi dengan Israel mengenai masalah perbatasan.

Pada tanggal 24 Mei, Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi dan Presiden Amerika, Joe Biden, setuju untuk sementara waktu mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui Penyeberangan Karm Abu Salem Israel.

Namun, berdasarkan perjanjian ini, hanya sejumlah kecil truk bantuan yang memasuki Gaza di tengah pengetatan pembatasan yang dilakukan Israel.

(oln/khbrn/anadolu/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas