Badai Tropis Shanshan Masih Menerjang Jepang: 6 Orang Tewas, 1 Hilang, dan 134 Luka-luka
Jepang masih dilanda hujan lebat akibat Badai Tropis Shanshan. Hingga Minggu pagi dilaporkan 1 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Badai Tropis Shanshan yang pertama kali menerjang wilayah Kyushu Jepang pada Kamis (29/8/2024), bergerak lamban dan kini bertahan di sebelah selatan Prefektur Mie pada Minggu (1/9/2024) pagi.
Badai itu pun menyebabkan hujan deras yang meluas di seluruh Jepang, The Japan Times melaporkan.
Dampak badai terasa hingga ratusan kilometer dari pusatnya, karena badai terus membawa hujan lebat ke sebagian besar wilayah negara tersebut.
Pergerakan Shanshan yang lambat, dikombinasikan dengan udara hangat dan lembap yang bersirkulasi di sekitarnya, telah meningkatkan awan hujan di wilayah Kanto dan Tokai, Chubu.
Badan Meteorologi setempat mengeluarkan peringatan akan terjadinya tanah longsor dan banjir, terutama di daerah dataran rendah tempat permukaan air sungai meningkat, termasuk di beberapa bagian prefektur Tokyo, Kanagawa, Shizuoka, dan Saitama.
Hingga Minggu pagi, Badan Penanggulangan Bencana dan Kebakaran melaporkan sedikitnya enam korban tewas, satu orang hilang, dan 134 orang cedera.
Dalam 72 jam menjelang pukul 6 pagi pada hari Minggu, kota Atami di Prefektur Shizuoka mencatat curah hujan 638,5 milimeter, lebih dari tiga kali lipat rata-ratanya untuk bulan Agustus.
Sementara itu, kota Ebina di Prefektur Kanagawa menerima curah hujan 439 milimeter, 2,7 kali lipat dari norma bulanan.
Kedua kota itu melaporkan total curah hujan tertinggi sejak pencatatan dimulai pada tahun 1976.
Selama periode 24 jam hingga Senin (2/9/2024) pagi, curah hujan hingga 200 milimeter diperkirakan terjadi di wilayah Tokai; hingga 150 milimeter di wilayah Kinki; hingga 120 milimeter di wilayah Kanto-Koshin; dan hingga 80 milimeter di wilayah Hokuriku.
Curah hujan tambahan diperkirakan terjadi hingga Selasa pagi.
Baca juga: Topan Shanshan Hantam Jepang, Penerbangan dan Kereta Api Dibatalkan, Ribuan Warga Dievakuasi
Hujan deras menyebabkan sebagian lereng bukit di belakang kuil Tesshuji di kota Shizuoka runtuh, merusak lebih dari 50 makam di sebuah pemakaman, menurut laporan dari NHK.
Hingga pukul 11:50 Minggu pagi, Shanshan berada di lepas pantai Prefektur Mie, dengan tekanan pusat 1.000 hektopascal.
Badai itu membawa angin kencang maksimum 65 kilometer per jam dan hembusan hingga 90 kpj.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.