Badai Tropis Shanshan Masih Menerjang Jepang: 6 Orang Tewas, 1 Hilang, dan 134 Luka-luka
Jepang masih dilanda hujan lebat akibat Badai Tropis Shanshan. Hingga Minggu pagi dilaporkan 1 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Nuryanti
Kecepatannya yang lambat berakibat meningkatnya jumlah dan durasi curah hujan yang berujung meningkatnya risiko bencana, kata para ahli, mengutip AP News.
Mengutip NHK, para pejabat cuaca menyebutkan alasan Shanshan bergerak lambat adalah tidak adanya angin barat yang kencang di sepanjang jalurnya.
Badan Meteorologi Jepang mengatakan sistem tekanan tinggi menghalangi badai Shanshan yang bergerak ke arah barat laut menuju Kyushu.
Angin barat dan angin yang mengelilingi sistem tekanan tinggi di Samudra Pasifik biasanya mendorong topan di dekat Jepang.
Namun kali ini, tidak ada angin seperti itu di dekat Shanshan.
Badan tersebut menduga hal ini merupakan faktor di balik kecepatan badai yang lambat.
Shanshan menghabiskan sepanjang hari Kamis melintasi Kyushu, setelah mendarat di Prefektur Kagoshima. Kecepatannya masih rendah, sekitar 10 kilometer per jam.
Seorang ahli mekanisme topan mengatakan pemanasan global mungkin menjadi faktor yang memengaruhi kecepatan badai.
Ito Kosuke adalah Associate Professor dari Disaster Prevention Research Institute di Universitas Kyoto. Ia mengatakan, "Seiring berlanjutnya pemanasan global, garis lintang tempat angin barat bertiup diperkirakan akan bergerak lebih jauh ke utara. Akibatnya, ada kekhawatiran kecepatan topan akan melambat."
Ito juga mengatakan Shanshan adalah contoh dari apa yang dapat terjadi saat topan di dekat Jepang melambat.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.