MER-C Kecam Pengeboman RS Al-Ahli Arabi Baptist di Gaza
Menanggapi kekejian Zionis, MER-C Indonesia mengecam pengeboman Rumah Sakit Al-Ahli Arabi Baptist di Gaza.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Israel kembali menargetkan rumah sakit di Jalur Gaza.
Rumah Sakit al-Ahli di Kota Gaza diserbu jet tempur Israel pada hari Sabtu (31/8/2024), menurut wartawan setempat.
Serangan brutal kala itu menewaskan sedikitnya 500 orang dan melukai 600 orang lainnya yang sedang berada di rumah sakit tersebut.
Menanggapi kekejian Zionis, MER-C Indonesia mengecam pengeboman Rumah Sakit Al-Ahli Arabi Baptist di Gaza.
Fasilitas medis ini pernah dibom Israel pada Selasa (17/10/2023) yang lalu.
Melalui siaran pers yang diunggah MER-C Indonesia, mereka mengutuk keras pengeboman yang dilakukan.
“Kami mengutuk keras pengeboman terhadap fasilitas kesehatan dan tenaga medis serta orang-orang yang terluka dan sakit," kata Ketua Presidium MERC dr Sarbini Abdul Murad.
"Ini adalah sebuah pelanggaran HAM berat, sebuah pelanggaran terhadap Hukum Kemanusiaan Internasional,” tegas Sarbini.
Lebih lanjut Sarbini mengatakan bahwa masyarakat dunia harus memberikan tekanan secara kolektif dan simultan kepada Israel.
“PBB dan masyarakat Internasional harus bersama-sama harus mencegah pembantaian massal di Gaza,"
"Bila dunia tidak segera menghentikan perang ini, maka akan terjadi bencana kemanusiaan yang lebih dahsyat,” ujarnya.
“Kami juga beharap kepada Pemerintah Indonesia dengan posisi Indonesia sebagai anggota Dewan HAM PBB yang baru saja terpilih untuk periode 2024 – 2026 dapat mendesak sidang darurat DK PBB untuk menghentikan pembantaian massal yang dilakukan Israel terhadap Gaza, menghentikan penjajahan Israel terhadap Palestina,” lanjutnya.
Baca juga: Tim MER-C Indonesia Sudah Mulai Bertugas di RS Indonesia di Gaza
Sarbini juga menyerukan kepada OKI (Organisasi Kerjasama Islam) dengan seluruh saluran diplomatic yang dimiliki OKI dapat berbuat lebih esensi dan terukur untuk mencegah pembantaian kemanusiaan lebih besar di Jalur Gaza.
Dalam pernyataannya, Sarbini juga meminta koridor kemanusiaan mesti dibuka dalam waktu secepatnya.