Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun
BBC

‘Saya dianiaya mantan pacar sampai kehilangan sebelah mata dan harus berkursi roda’ - Kesaksian Tracy Otto, atlet panahan Paralimpiade Paris 2024

BBC Sports mewawancarai penyintas kekerasan, Tracy Otto, yang bangkit dari kejadian traumatis dan akan berlaga di Paralimpiade Paris…

zoom-in ‘Saya dianiaya mantan pacar sampai kehilangan sebelah mata dan harus berkursi roda’ - Kesaksian Tracy Otto, atlet panahan Paralimpiade Paris 2024
BBC Indonesia
‘Saya dianiaya mantan pacar sampai kehilangan sebelah mata dan harus berkursi roda’ - Kesaksian Tracy Otto, atlet panahan Paralimpiade Paris 2024 

Kondisi ini membuat Otto sangat riskan untuk tiba-tiba kolaps. Misalnya, apabila dia mengalami luka kecil atau pakaiannya terlalu ketat sekalipun, tubuhnya langsung meningkatkan tekanan darah karena ada “rangsangan yang tidak diinginkan”.

“Itu adalah cara tubuh saya untuk bilang 'hai, ada sesuatu yang salah' tetapi otak saya tidak merasakannya. Saya dapat mengalami kejang, serangan jantung, stroke, dan akhirnya meninggal dalam hitungan menit. Dan itu bisa terjadi kapan saja.”

Bagi sebagian besar orang, sekadar berupaya kembali menjalani hidup sehari-hari setelah kejadian traumatis barangkali sudah cukup. Hal ini tidak berlaku bagi Otto yang sebelumnya adalah seorang model kebugaran.

Dia bertekad untuk kembali hidup aktif. Bulan Maret 2021, dia iseng-iseng mencoba olahraga yang belum pernah ditekuninya.

Ide ini muncul di benak Otto tatkala sedang duduk di mobil bersama Riessle. Otto merasa dia kini punya banyak waktu luang karena sudah tidak bisa lagi bekerja seperti kebanyakan orang.

“Saya membatin 'kenapa tidak mencoba panahan?' Ricky bilang tangan saya tidak berfungsi, tetapi saya optimis pasti ada jalan keluar. Saya melakukan riset dan menemukan kursus panahan adaptif di daerah tempat tinggal. Seminggu kemudian saya ikut panahan untuk pertama kalinya.”

Karena keterbatasannya, Otto harus menembak dengan harness yang dirancang khusus. Pertama belajar panahan, dia melepaskan anak panah dari bahu kanannya, tetapi sekarang Otto menggunakan mulutnya.

BERITA TERKAIT

“Saya memiliki pelepas alat panah adaptif di pergelangan tangan saya—alat ini dilengkapi kabel yang menembus topi saya dengan pin tertutup. Pin ini saya gigit ketika bersiap-siap melepaskan anak panah,” katanya.

“Topi dan sarung tangan saya dirancang khusus untuk membantu saya memegang busur. Jadi, tidak akan terjatuh sewaktu alat panah saya lepaskan.”

Otto mengaku berhasil memanah target pada upaya pertamanya. Dia pun langsung jatuh hati pada cabang olahraga ini.

'Hidup saya jauh lebih berwarna dan penuh cinta'

Segera saja ambisi besar muncul di dalam diri Otto.

“Saya ingin langsung ke Paralimpiade. Baru minggu kedua latihan, saya sudah penasaran bagaimana rasanya berkompetisi,” katanya.

Otto pun mulai berkompetisi di negaranya dengan mengikuti turnamen kualifikasi. Sebagai satu-satunya atlet panahan perempuan Amerika dalam kategori Paralimpiade, Otto harus memenuhi skor minimum—menembak 72 anak panah, Otto membutuhkan 520 poin dari 720.

Otto mencapai angka itu pada musim panas lalu. Hasil ini memastikannya lolos ke Paris dalam rangkaian tiga tahap awal tahun ini. Ajang puncak kualifikasi Otto berlangsung di tempat tinggalnya di Florida—berikut kejutan lolosnya yang datang saat dia sedang makan siang.

Otto sangat terbuka tentang apa yang terjadi terhadap dirinya. Begitu pula dengan perjuangan yang dihadapinya sehari-hari. Dia adalah seseorang yang penuh semangat dan menolak untuk diintimidasi laki-laki yang mencoba mengambil semuanya darinya.

“Ada hikmah yang lebih besar,” tuturnya.

“Saya selalu ingin meninggalkan dampak di dunia ini dan menjadi cahaya. Ada begitu banyak kegelapan dan kebencian, saya perlu menjadi contoh bagi orang-orang yang terluka seperti saya.

“Saya tidak mungkin sekadar berbaring dan menerima kematian.

“Jujur saja, ini melelahkan. Saya sangat beruntung memiliki Ricky untuk membantu saya, untuk memastikan saya baik-baik saja. Tetapi ini tetaplah sulit karena melakukan hal-hal kecil saja sudah tidak bisa.

“Namun, ada cahaya keemasan di ujung sana. Saya berhasil mengatasi semua ini dan belajar banyak dari pengalaman ini

“Hidup saya sekarang jauh lebih baik dan berwarna, penuh cinta serta tawa dibandingkan kehidupan sebelumnya.”

Sumber: BBC Indonesia
BBC
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas