AS Jengah, Susun Proposal Final untuk Gencatan Senjata Gaza: Take It or Leave It
Terbaru, AS menyatakan akan menyusun proposal final untuk gencatan senjata dan pertukaran sandera di Gaza.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AS Jengah, Susun Proposal Final untuk Gencatan Senjata Gaza: Take It or Leave It
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) dilaporkan menyirtakan perasaan jengahnya atas terus buntunya negosiasi pertukaran sandera demi gencatan senjata di Gaza antara milisi perlawanan Palestina, Hamas dan Tentara Pendudukan Israel (IDF).
Terbaru, AS menyatakan akan menyusun proposal final untuk gencatan senjata dan pertukaran sandera di Gaza.
Bekerja sama dengan mediator Mesir dan Qatar, AS akan menyusun proposal terakhir itu yang akan diajukan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam beberapa minggu mendatang, demikian dilaporkan Washington Post pada Minggu (1/9/2024).
Baca juga: Tak Ada Terowongan, Kenapa Tentara Israel Ambruk Juga Lawan Milisi Palestina di Jenin Tepi Barat?
Jika kedua pihak menolak proposal tersebut, ini "bisa menandai berakhirnya negosiasi yang dipimpin Amerika," kata seorang pejabat senior AS yang tidak disebutkan namanya kepada media tersebut. "
Anda tidak bisa terus menegosiasikan ini. Proses ini harus dihentikan pada suatu saat."
Pejabat tersebut mengatakan kepada Washington Post kalau mediator AS, Qatar, dan Mesir telah menyusun proposal akhir sebelum ditemukannya enam tawanan yang tewas di Gaza selama akhir pekan.
"Apakah ini menggagalkan kesepakatan? Tidak. Jika ada, ini akan menambah urgensi dalam fase penutupan ini, yang sudah kami jalani," katanya.
Bulan lalu, AS menegosiasikan "proposal penghubung" untuk menemukan titik temu antara kedua pihak.
Baca juga: Analis Militer Israel: IDF Tempur di Multi-Front dengan Tentara yang Ngos-ngosan di Gaza dan Lebanon
Namun, Hamas memilih untuk tidak ikut serta karena adanya beberapa syarat yang diajukan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yaitu keberadaan pasukan yang terus berlanjut di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir dan koridor Netzarim serta mekanisme penyaringan untuk memeriksa warga Gaza yang mengungsi agar tidak kembali ke Gaza utara.
Syarat tersebut juga mencakup hak bagi Israel untuk melanjutkan perang setelah tawanan ditukar.
Hamas – yang sejak awal perang telah berpegang teguh pada persyaratannya untuk gencatan senjata permanen dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza – telah menuntut kembalinya proposal yang diterimanya pada tanggal 2 Juli, berdasarkan garis besar yang diumumkan oleh Presiden AS Joe Biden pada bulan Mei.
Biden mengumumkan rencana tersebut pada akhir Mei dan mengatakan Israel sendiri telah mengajukannya, namun Netanyahu menolak proposal tersebut dan menyebutnya “tidak lengkap.”
Hamas diberitahu pada saat itu bahwa Israel telah menerima kesepakatan tersebut. Belakangan, Israel ternyata menolak dan malah mengajukan syarat baru.
Baca juga: Panglima Perang Israel dan Bos Mossad Keberatan Prajurit IDF Tetap Bertahan di Koridor Philadelphia